05 Januari 2024
17:12 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan pemerintah terus menyiapkan infrastruktur pendukung gas bumi, dalam hal ini pipa transmisi gas bumi.
Setelah Pipa Gas Cirebon-Semarang Tahap I rampung, Menteri Arifin memastikan proyek pipa gas selanjutnya, yakni dari Dumai hingga Sei Mangkei siap dimulai pada tahun 2024 ini.
"Tahun ini kita sudah mulai start, 2027 harus selesai Dumai-Sei Mangkei 400 km lagi," ucap Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (5/1).
Rencana pembangunan Pipa Gas Dumai-Sei Mangkei itu tak lepas dari sejumlah investor yang siap untuk masuk menggantikan Repsol di Blok Andaman III. Lapangan itu sendiri terletak di Perairan Selat Malaka. Dalam hal ini, Repsol beberapa waktu lalu menyatakan mundur dari upaya menemukan cadangan migas di lapangan tersebut.
"Kita harus selesaikan dulu pipa gas dari Sei Mangkei ke Dumai. Kelebihan gas di Andaman III ini kalau ditotal 11 TCF," kata dia.
Baca Juga: RI Hentikan Ekspor Gas Tahun 2036 Demi Keperluan Domestik
Adapun pemanfaatan gas dari Blok Andaman III ialah untuk industri pupuk dan petrochemical di Lhokseumawe. Menteri Arifin menjelaskan nantinya akan ada tambahan proyek LNG plant di lapangan tersebut.
"Nanti kalau ada gas itu selain untuk pupuk dan petrochemical di Lhokseumawe, kita tarik juga ke bawah. Tapi 11 TCF itu kan besar, kita harus bangun lagi LNG plant di sana," tuturnya.
Lebih lanjut, Arifin kembali menggarisbawahi soal pentingnya peran gas dalam proses transisi energi di Indonesia.
Menurut dia, selain harga yang terjangkau bagi masyarakat, infrastruktur juga harus mumpuni untuk mengalirkan komoditas tersebut.
Jika pipa gas sudah tersedia, selanjutnya tinggal dibuat cabang-cabang supaya jaringan gas juga bisa masuk ke rumah tangga untuk menggantikan LPG yang selama ini digunakan masyarakat untuk memasak.
"Kalau LPG orang nenteng-nenteng ke rumah. Kalau ini kan kita tinggal sambungin, tinggal 'cetek' (nyalakan). Ini yang ingin kita permudah, ketahanan energi, harganya untuk masyarakat juga kompetitif dan gampang," ucap Arifin Tasrif.
Pipa Cisem
Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah merampungkan pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang tahap I ruas Semarang-Batang.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi menuturkan pelaku industri di Kawasan Industri Kendal akan menikmati penurunan harga gas dengan beroperasinya pipa transmisi Cisem I.
"Kawasan Industri Kendal bisa menikmati penurunan harga gas. Pengaliran hari ini sebagai permulaan akan dilakukan ke lima industri," sebut Agus lewat keterangan tertulis beberapa waktu lalu.
Setelah pengaliran gas ke Kendal, Agus memastikan pipa gas Cisem I juga akan mengaliri Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang.
Pengaliran ke KIT Batang akan dilakukan setelah pembangunan Offtake Stasiun Batang rampung pada akhir November 2023 mendatang.
Adapun potensi di Kendal dan Batang, sambung Agus, mencapai 40 industri dengan proyeksi kebutuhan gas tahap awal sekitar 30 MMSCFD pada lima tahun pertama dan bisa meningkat hingga lebih dari 58 MMSCFD.
Baca Juga: Melihat Peran Gas Bumi Sebagai Jembatan Transisi Energi
Agus meyakini pengaliran perdana pipa transmisi Cisem I itu menjadi milestone penting dalam pengembangan industri gas bumi nasional.
Nantinya, pembangunan akan dilanjutkan tahap II ruas Batang-Kandang Haur Timur Cirebon tahun 2024 mendatang.
"Kemudian juga akan dibangun pipa gas ruas Dumai-Sei Mangkei dengan panjang 400 KM. Jika Proyek tersebut rampung, maka pipa transmisi gas dari Sumatra ke Jawa akan terintegrasi penuh," kata dia.
Terhubungnya pipa transmisi gas antara Sumatra dan Jawa, sambungnya, akan mendorong peningkatan konsumsi gas dalam negeri dan menekan ekspor gas.
"Dengan begitu, porsi gas dalam negeri yang saat ini sekitar 65% bisa meningkat. Ini bagian dari roadmap kebijakan transisi energi, di mana gas bumi berperan sebagai 'energi transisi' atau bridging fuel," tandasnya.