02 November 2023
17:43 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
JAKARTA - Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto menegaskan Indonesia tak akan lagi melakukan ekspor gas bumi pada tahun 2036. Artinya, 100% produksi gas nasional ditujukan bagi kebutuhan domestik.
Keputusan itu dia sebut sejalan dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional.
"Kita tak lagi ekspor gas tahun 2036, kita manfaatkan untuk dalam negeri selama infrastrukturnya lengkap," sebut Djoko lewat keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (2/11).
Karena itu, Djoko menyebut pemerintah terus menggenjot pembangunan infrastruktur pendukung gas bumi, antara lain pipa gas Cirebon-Semarang (Cisem) yang tahap I telah rampung beberapa waktu lalu, serta pipa Dumai-Sei Mangkei.
Kedua proyek itu digarap dengan pembiayaan dari APBN berskema multi years contract. Tak tanggung-tanggung, anggaran yang digelontorkan untuk pipa gas Cisem secara keseluruhan mencapai Rp4,47 triliun dan Dumai-Sei Mangkei Rp6,6 triliun.
Baca Juga: Industri Manufaktur Tertekan Akibat HBGT Tak Berjalan Baik
Dengan pembangunan infrastruktur pipa gas, Djoko meyakini pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan domestik akan meningkat, salah satunya lewat jaringan gas bumi (jargas) bagi rumah tangga.
"Sekarang sudah hampir 900.000 sambungan rumah tangga (SR), dengan APBN 80% dan 20% sisanya dilakukan oleh PT. PGN," tambahnya.
Kemudian dalam rangka meningkatkan pemanfaatan gas domestik, pemerintah juga telah mematok harga gas industri sebesar US$6 per MMBTU. Hal tersebut diharapkan bisa menarik investor datang ke Indonesia.
"Investor bisa datang dan membangun pabriknya di sini karena harga gasnya murah, sehingga akan menimbulkan multiplier effect," kata dia.
Pada kesempatan berbeda, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengatakan volume dan nilai pemanfaatan gas bumi bagi keperluan domestik masih lebih besar dibandingkan ekspornya.
Sejak 2012 sampai saat ini, pemanfaatan gas domestik mengambil porsi sekitar 68% dari total rerata produksi gas di angka 5.446 BBTUD.
"Jadi, suatu perkembangan yang menuju kemandirian baik energi maupun nasional," ujar Tutuka.
Baca Juga: Infrastruktur Pegang Peran Vital Tingkatkan Pemakaian Gas Domestik
Sementara jika ditilik berdasarkan sektornya, pemanfaatan gas bumi paling besar dari sektor industri dengan porsi 28,52%, diikuti pupuk 12,62%, serta ketenagalistrikan 12,22%.
Artinya, masih ada ruang untuk ekspor LNG 23,43% dan gas pipa 8,18%.
Adapun cadangan gas bumi nasional saat ini berada di angka 54.830 BSCF yang dinyatakan proven, provable, dan possible (3P) dari lapangan yang tersebar di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua.
Optimisme temuan cadangan gas bumi juga beriringan dengan meningkatnya volume pemanfaatan gas domestik.
Hingga Agustus 2023, tercatat volume pemanfaatan gas bumi mencapai 3.725 BBTUD.
"Pemerintah juga terus berupaya meningkatkannya dengan memberi kemudahan dalam melakukan eksplorasi baik dari segi komunikasi, proses penguasaan wilayah kerja, pengelolaan wilayah kerja, dan insentif," ucapnya.