c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

12 April 2025

16:00 WIB

Produk Mamin Indonesia Laris Hingga Rp736 M Di Pameran Singapura

Produk mamin Indonesia di pameran berhasil meraih potensi transaksi Rp736 miliar untuk kakao sampai bumbu organik. Produk mi instan hingga camilan organik juga berpotensi menambah transaksi baru.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Khairul Kahfi

<p>Produk Mamin Indonesia Laris Hingga Rp736 M Di Pameran Singapura</p>
<p>Produk Mamin Indonesia Laris Hingga Rp736 M Di Pameran Singapura</p>
Suasana paviliun Indonesia di pameran Food and Hotel Asia (FHA) 2025 di Singapura. Dok. KBRI Singapura. 
SINGAPURA - Kemendag melaporkan, produk makanan dan minuman (mamin) Indonesia laris dalam salah satu pameran produk mamin internasional terbesar dunia, yakni Food and Hotel Asia (FHA) 2025 yang digelar di Singapore Expo selama 8-11 April 2025.

Tercatat potensi penjualan produk mamin Indonesia dalam gelaran tersebut menghasilkan US$43,7 juta atau sekitar Rp736 miliar. Menurut Dubes RI untuk Singapura Suryo Pratomo menyampaikan, potensi transaksi tersebut berasal dari tujuh kontrak ekspor senilai US$32,2 juta atau sekitar Rp542 miliar yang terdiri dari produk kakao dan coklat, madu, hingga bumbu organik.

Tak hanya itu, ia menuturkan, akan ada potensi transaksi lainnya yang diestimasi mencapai US$11,5 juta atau hampir Rp194 miliar untuk produk yang diminati, seperti mi instan, camilan organik, hingga aneka rempah.

"Partisipasi Indonesia pada FHA 2025 merupakan kolaborasi yang membanggakan dari pemerintah, perbankan badan usaha milik negara, Bank Indonesia, hingga swasta. Momentum ini menggarisbawahi pentingnya upaya kolaboratif dalam mempromosikan produk Indonesia," ungkapnya dalam keterangan resmi di Jakarta, dikutip Sabtu (12/4).

Baca Juga: Potensi Ekspor Rempah dan Pertanian UMKM Indonesia Capai US$5,22 Juta

Ia menyampaikan, tahun ini, paviliun Indonesia menampilkan jumlah peserta terbanyak sepanjang keikutsertaan Indonesia dalam pameran FHA, yakni 35 perusahaan dan eksportir skala usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari sektor mamin, rempah, dan produk pertanian.

Seluruh UMKM tersebut merupakan binaan Kemendag, Bank Indonesia, dan BRI. Selain UMKM, 13 perusahaan Indonesia skala besar turut pemerintah fasilitasi untuk mengikuti pameran. Perusahaan tersebut, antara lain, Wings Group, Manohara, Savoria, dan Solo Murni.

Suryo melanjutkan, di tengah situasi perdagangan global, penting bagi pemerintah dan perbankan nasional untuk memperkuat promosi bagi eksportir skala UMKM.

“Pendampingan bagi UMKM harus berjalan secara optimal mulai dari pembinaan, pembiayaan hingga promosi ke pasar ekspor global,” kata Suryo.

Salah satu UMKM yang ikut serta dalam FHA 2025, yaitu APB Food Indonesia yang menawarkan berbagai varian sambal. Pendirinya, Erna Sari menyampaikan, produknya dilirik banyak pembeli potensial seperti dari Malaysia, Singapura, bahkan Arab Saudi dalam ajang pameran ini.

“Saat ini prosesnya sedang pendekatan, semoga segera deal. Kami bahagia bisa mendapat kesempatan ikut serta dalam FHA 2025. Semoga tahun depan kita bisa bertemu lagi di ajang yang sama,” ujar Erna.

Sebagai informasi, FHA adalah salah satu pameran produk mamin internasional terbesar di dunia. Di tahun ini, FHA diikuti peserta dari 61 negara dengan dihadiri 73 ribu pengunjung dari sektor industri, importir, hingga manufaktur. Sementara itu, tercatat lebih dari 5.714 orang mengunjungi paviliun Indonesia di FHA 2025 ini.

Baca Juga: Industri Halal RI Kalah Dari Singapura dan Malaysia, Ini PR Kemenperin

Lebih lanjut, Dirjen PEN Kemendag Fajarini Puntodewi menyampaikan, produk mamin termasuk tulang punggung utama industri Indonesia dan menyokong ekspor dalam lima tahun terakhir (2020-2024). Ia pun berharap, promosi produk mamin Indonesia terus dibangun melalui penguatan kerja sama berbagai sektor.

“Tren ekspor produk mamin Indonesia terus menunjukkan kinerja yang positif dengan pertumbuhan 10,55% (yoy) pada 2024. Kemendag RI mendorong upaya promosi yang konsisten dan keberlanjutan melalui penguatan kerja sama dengan perbankan, badan-badan usaha milik negara, dan sektor lainnya secara sinergis,” kata Puntodewi.

Siap Terus Fasilitasi Eksportir
Puntodewi mengaku, Kemendag akan terus menyediakan akses untuk para pelaku ekspor Indonesia, khususnya UMKM untuk mendapatkan kesempatan mempromosikan produknya di pasar ekspor global melalui kolaborasi yang sinergis dengan seluruh pemangku kepentingan.

"Hal ini untuk menciptakan lebih banyak lagi UMKM Indonesia yang siap bersaing di pasar ekspor global," urainya.

Baca Juga: Produk Halal Indonesia Kalah Dari Banyak Negara, BPJH Beberkan Alasannya

Sementara itu, Atase Perdagangan (Atdag) Singapura Billy Anugrah menyampaikan, Paviliun Indonesia selalu berpartisipasi dalam Pameran FHA dalam satu dekade terakhir. Menurutnya, FHA telah menjadi salah satu pameran utama di Singapura yang diikuti Paviliun Indonesia (flagship expo).

“Paviliun Indonesia telah menjembatani terjalinnya kerja sama yang strategis dan komprehensif dalam membawa industri mamin Indonesia dalam menembus pasar regional dan global. Dalam hal ini, paviliun Indonesia turut berkontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan produk mamin Indonesia sebesar 62% ke pasar Singapura,” ungkap Billy.

Pada Januari 2025, total perdagangan Indonesia dengan Singapura tercatat sebesar US$2,27 miliar. Khusus untuk perdagangan nonmigas saja, ekspor Indonesia ke Singapura tercatat US$583 juta dan impor Indonesia dari Singapura US$549,20 juta.

Sementara itu, total perdagangan lima tahun (2020-2024) antara kedua negara tumbuh dengan tren 9,42 %. Total perdagangan pada 2024 tercatat sebesar US$33,72 miliar.

KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar