c

Selamat

Senin, 10 November 2025

EKONOMI

17 Juli 2025

18:46 WIB

Prabowo-Trump Sepakat Tarif, Pertamina Siap Alihkan Impor Energi

Pertamina sudah jalin MoU dengan beberapa mitra di Amerika Serikat untuk pengadaan minyak mentah dan LPG. MoU ini berkaitan dengan kesepakatan AS yang menurunkan tarif resiprokal Indonesia ke 19%.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Khairul Kahfi

<p>Prabowo-Trump Sepakat Tarif, Pertamina Siap Alihkan Impor Energi</p>
<p>Prabowo-Trump Sepakat Tarif, Pertamina Siap Alihkan Impor Energi</p>
VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso saat menemui awak media di Jakarta, Kamis (17/7). Validnews/Yoseph Krishna

JAKARTA - PT Pertamina menyambut hangat terciptanya kesepakatan antara Amerika Serikat dan Indonesia untuk menurunkan tarif resiprokal atas produk-produk dari Nusantara yang masuk ke Negeri Paman Sam dari 32% menjadi 19%.

VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso menerangkan ,dengan adanya kesepakatan itu, pihaknya pun siap menjalankan arahan pemerintah terkait pengalihan impor LPG dan minyak mentah dari sejumlah negara ke Amerika Serikat.

"Kalau dari Pertamina sendiri, memang kita sudah melakukan kerja sama, bersifat MoU dengan beberapa mitra kami di Amerika Serikat," ungkapnya saat menemui awak media di Jakarta, Kamis (17/7).

Baca Juga: Pengadaan Minyak Mentah dari AS, Pertamina Siap Ikut Pemerintah

Fadjar melanjutkan, nota kesepahaman yang diteken Pertamina bersama sejumlah mitra dari AS berkaitan dengan pengadaan impor minyak mentah.

Sementara untuk Liquified Petroleum Gas (LPG), Pertamina sampai tahun 2024 lalu telah mengandalkan Amerika Serikat sebagai pemasok utama dengan porsi sekitar 57%.

Pascakesepakatan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden AS Donald Trump, Pertamina berencana menggeser porsi impor LPG dari beberapa negara menjadi ke Amerika Serikat. Sehingga Negeri Paman Sam bakal memegang porsi 60% terhadap pasokan LPG di Indonesia.

"Per 2024 kita sudah porsi impor LPG dari AS sudah cukup besar ya, 57%, dan memang ada penjajakan untuk peningkatan ke 60%, itu akan kita jajaki," kata Fadjar.

Meski begitu, volume pengalihan impor energi sampai saat ini masih di tahap negosiasi. Eksekusinya pun Fadjar informasikan bakal dilaksanakan secara bertahap.

Baca Juga: Pemerintah Alokasikan US$15 Miliar Untuk Impor Energi Dari AS

Pengalihan impor tersebut juga bakal mempertimbangkan banyak hal, mulai dari kebutuhan di dalam negeri, kapasitas fiskal, hingga kesiapan kilang-kilang kelolaan PT Pertamina untuk menampung minyak mentah asal AS.

"Jadi nanti akan terlihat kebutuhan, kapasitas fiskal kita juga, dan kesiapan kilang untuk menampung. Tapi intinya, peluangnya ada untuk peningkatan mulai dari minyak mentah dan LPG," jelasnya.

Soal eksekusi pengalihan impor, perusahaan pelat merah tersebut sampai saat ini masih menanti regulasi resmi dari pemerintah sebagai landasan hukum pengadaan minyak mentah dan LPG dari Amerika Serikat.

"Untuk melakukan itu, kita perlu dukungan regulasi dari pemerintah untuk menjustifikasi bahwa kita bisa melakukan pengadaan dari sana," sebutnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar