16 Juli 2025
19:15 WIB
Pengadaan Minyak Mentah dari AS, Pertamina Siap Ikut Pemerintah
Pertamina menyatakan mendukung kebijakan Pemerintah Indonesia terkait kesepakatan tarif dengan AS. Pertamina sudah teken MoU dengan beberapa mitra AS berkaitan pengadaan feedstock untuk kilang.
Editor: Khairul Kahfi
JAKARTA - Pertamina menyatakan mendukung kebijakan Pemerintah Indonesia terkait kesepakatan tarif dengan Amerika Serikat (AS).
Vice Presiden Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menginformasikan, Pertamina telah melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan beberapa mitra di AS beberapa waktu lalu, berkaitan dengan optimalisasi pengadaan feedstock atau minyak mentah untuk kilang-kilang Pertamina di Indonesia.
"Jadi kemarin kita sudah dengar bersama pernyataan dari Pemerintah Amerika Serikat bahwa sudah mencapai kesepakatan tarif antara Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat, tentu Pertamina mendukung kebijakan pemerintah, salah satunya dengan kami melakukan kerja sama optimalisasi feedstock dari mitra kami di Amerika Serikat," ujar Fadjar, di Jakarta, Rabu (16/7) melansir Antara.
Baca Juga: Pemerintah Alokasikan US$15 Miliar Untuk Impor Energi Dari AS
Sementara ini, dia juga menyampaikan, Pertamina belum bisa menyampaikan terkait volume berikut nilai pengadaan minyak mentah untuk kilang lantaran masih dalam proses negosiasi dan terus berkembang.
Selain itu, dirinya mengatakan pula bahwa Pertamina membuka kemungkinan terkait dengan optimalisasi peningkatan Liquefied Petroleum Gas atau LPG.
Per 2024, Pertamina sudah melakukan pengadaan porsi sebanyak 57% dari seluruh komposisi LPG di Indonesia.
"Jadi artinya memang sudah dominan (pangsa pengadaan LPG Pertamina), tapi optimalisasi untuk peningkatan juga terbuka bergantung nanti dengan kami ikuti proses bersama-sama dengan pemerintah untuk negosiasi," kata Fadjar.
Baca Juga: Belum Menyerah, RI Bakal Rayu Trump Dengan Direct Impor Energi
Sampai saat ini komoditas yang dibahas terkait pembelian energi dari AS, yakni minyak mentah dan LPG. Implementasi impor energi tersebut akan dilakukan secara bertahap.
"Ini kemarin baru MoU, tentu selain ini ada tahapan-tahapan juga yang harus kita lakukan tentu bersama mitra dan juga di bawah koordinasi kementerian," ujar Fadjar.
Di sisi lain, Fadjar belum bisa mengungkapkan siapa saja mitra-mitra AS yang sudah melakukan penandatanganan MoU dengan Pertamina.
"Kita belum bisa sebutkan, karena adanya terkait dengan non-disclosure," katanya lagi.
Baca Juga: RI Ingin Alihkan Impor Energi Ke AS, Ongkir Bisa Bengkak?
Presiden AS Donald Trump menyatakan tarif impor senilai 19% akan diberlakukan terhadap produk-produk Indonesia yang masuk ke AS, berdasarkan negosiasi langsung yang dilakukannya dengan Presiden RI Prabowo Subianto.
Selain penetapan nilai tarif, kesepakatan yang diteken antara Trump dan Prabowo juga mencakup komitmen RI membeli energi dari AS senilai US$15 miliar dan produk agrikultur senilai sebesar US$4,5 miliar.