c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

18 April 2024

12:12 WIB

Pluang Ungkap 3 Faktor Naik-Turunnya Bitcoin Baru-Baru Ini


Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kenaikan dan penurunan harga Bitcoin beberapa waktu belakangan ini, seperti kondisi geopolitik dunia, Bitcoin halving, dan approval ETF Bitcoin.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

<p id="isPasted">Pluang Ungkap 3 Faktor Naik-Turunnya Bitcoin Baru-Baru Ini</p><p><br></p>
<p id="isPasted">Pluang Ungkap 3 Faktor Naik-Turunnya Bitcoin Baru-Baru Ini</p><p><br></p>

Pelaku bisnis Kripto memantau grafik perkembangan nilai aset kripto, Bitcoin di Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (18/1/2023). ValidNewsID/Arief Rachman

JAKARTA - Head of Investment Research Pluang Jason Gozali melihat terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kenaikan dan penurunan harga Bitcoin beberapa waktu belakangan ini, seperti kondisi geopolitik dunia, Bitcoin Halving, dan approval ETF Bitcoin. 

Pertama Bitcoin Halving. Dia menuturkan, pada tahun 2012, terjadi penurunan drastis sekitar 50% dalam harga Bitcoin hanya beberapa minggu sebelum halving. 

Namun, Bitcoin kemudian naik ke puncak baru. Pola serupa juga bisa diamati pada tahun 2016 dan 2020, dengan koreksi sebelum halving masing-masing sekitar 40% dan 60%, kemudian diikuti oleh rebound yang kuat setelahnya hingga mencapai puncak baru.

Dia menyebutkan bahwa signifikansi dari peristiwa halving ini tidak bisa dianggap enteng. Setelah pembagian hadiah pada tahun 2012, 2016, dan 2020, Bitcoin mengalami lonjakan yang mengagumkan sebesar 11.000%, 3.072%, dan 700% secara berturut-turut.

"Secara historis, momentum bullish ini berlangsung antara 365 hingga 549 hari sebelum akhirnya kembali jatuh secara signifikan. Oleh karena itu, 18 bulan dari sekarang mungkin bisa menjadi kesempatan bagi sobat cuan untuk mendulang profit," ujar Jason kepada Validnews, Rabu (17/4).

Baca Juga: Analis: Berbagai Faktor Buat Harga Bitcoin Minggu Ini Turun

Kedua, kondisi geopolitik dunia. Dia melihat perang di Timur Tengah dan ditambah mulai ikutnya Iran dalam perang memicu kekhawatiran investor terjadinya Perang Dunia ke-3, yang membuat investor lari dari high-risk aset seperti saham dan kripto.

"Penurunan harga Bitcoin belakangan ini tidak bisa dielakkan dari memanasnya kondisi di Timur Tengah yang juga ditambah mulai ikutnya Iran dalam konflik tersebut. Hal itu pada akhirnya memicu kekhawatiran investor sehingga mereka lari dari aset-aset yang high-risk seperti Bitcoin," tuturnya.

Ketiga, approval ETF Bitcoin. Beberapa negara mulai menyetujui manajer investasinya untuk memasukkan dana ke BTC seperti AS, Hongkong, dan Inggris. Adopsi yang meluas ke negara-negara lain bisa membuat demand terhadap BTC makin kokoh dan berpotensi mengerek harga BTC.

Altcoin Ikut Terkerek Pasca ATH Bitcoin
Jason melihat apabila BTC naik, maka harga-harga koin selain BTC (altcoin) cenderung ikut terkerek naik. Setidaknya ada beberapa koin yang memiliki korelasi yang kuat terhadap BTC yang kemungkinan besar juga ikut naik apabila harga BTC naik.

Dia menjelaskan, secara ilmu statistika, tingkat koefisien korelasi adalah salah satu indikator yang bisa dijadikan sebagai alat untuk menganalisis hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya. 

"Semakin tinggi tingkat koefisien korelasi membuktikan bahwa kenaikan harga salah satu aset bisa semakin mempengaruhi kenaikan aset lainnya. Ethereum dan Litecoin menjadi altcoin yang paling berkorelasi dengan Bitcoin," imbuhnya.

Baca Juga: Mengenal ETF Bitcoin Sebagai Pilihan Investasi di Aset Kripto

Oleh karena itu, menurutnya, bukan rahasia umum ketika Bitcoin mengalami kenaikan maka beberapa altcoin yang memiliki korelasi tinggi terhadap Bitcoin juga ikut terapresiasi.

Selain itu Fear & Greed Index dikalkulasi dengan memperhatikan berbagai faktor seperti volatilitas, momentum, volume transaksi, hingga pembicaraan di sosial media dan google trend. Dalam pasar keuangan, fear and greed tercermin dalam posisi bid & offer. Bid mencerminkan demand sementara offer menunjukkan supply.

"Data per tanggal 16 April 2024 menunjukkan bahwa saat ini berada di level 65 (greed), telah turun cukup jauh dari pekan sebelumnya di level 78 (extreme greed)," kata dia.

Sementara saat ini, sentimen pasar yang tercermin dalam fear & greed index mengalami sedikit penurunan optimisme kemungkinan besar disebabkan oleh kondisi geopolitik dunia yang cukup mengkhawatirkan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar