c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

11 Januari 2025

12:56 WIB

PLTMG Luwuk Rampung, Siap Pasok Listrik Andal Di Sulteng

Penyelesaian proyek PLTMG Luwuk ditadai dengan terbitnya SLO pada 30 Desember 2024 lalu

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Khairul Kahfi

<p>PLTMG Luwuk Rampung, Siap Pasok Listrik Andal Di Sulteng</p>
<p>PLTMG Luwuk Rampung, Siap Pasok Listrik Andal Di Sulteng</p>

Ilustrasi - Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Luwuk yang dalam pengisian daya untuk pengoperasian di wilayah Sulawesi Tengah. Antara/HO-UIP Sulawesi.

JAKARTA - PT PLN melalui PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulawesi dan PLN Enjiniring telah merampungkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Luwuk di Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah dengan kapasitas 40 Megawatt (MW).

Rampungnya infrastruktur tersebut digadang bakal meningkatkan keandalan pasokan listrik dengan kemampuan menyuplai kebutuhan bagi lebih dari 30.000 rumah dan industri sebesar 30 MW di wilayah itu.

Direktur Manajemen Proyek dan EBT PLN Wiluyo Kusdwiharto mengungkapkan, rampungnya proyek PLTMG Luwuk jadi langkah signifikan untuk memasok listrik yang andal dan berkelanjutan bagi masyarakat di Luwuk-Toili dan sekitarnya.

"Penyelesaian proyek PLTMG Luwuk ini adalah langkah besar bagi kami untuk memastikan ketersediaan energi yang andal bagi masyarakat Sulawesi Tengah," ucapnya lewat keterangan tertulis, Jakarta, Jumat (10/1).

Baca Juga: Ini Rencana Gasifikasi Pembangkit Listrik

Beroperasinya PLTMG Luwuk digadang juga bisa mendongkrak bauran gas yang notabene menjadi komoditas untuk menjembatani proses transisi energi di Indonesia. Selain itu, pembangkit anyar di pusat Tanah Celebes itu diproyeksikan mampu menekan emisi karbon hingga 75.000 ton CO2 setiap tahunnya.

Dengan demikian, Direktur Utama PLN Enjiniring Chairani Rachmatullah optimistis, rampungnya proyek itu bakal memperkuat peran PLN Group. Dalam mendukung penyediaan energi yang efisien, ramah lingkungan, dan terjangkau di Indonesia.

"Kami berharap proyek ini bisa menjadi contoh bagi pengembangan proyek energi ramah lingkungan lainnya di Indonesia," tambah Chairani.

Penyelesaian proyek PLTMG Luwuk ditandai dengan terbitnya Sertifikat Laik Operasi (SLO) bagi seluruh engine pada 30 Desember 2024 yang lalu.

Di samping PLTMG Luwuk, PLN juga menyelesaikan tiga proyek infrastruktur kelistrikan di Sulawesi Tengah, yakni Gardu Induk 150 kV Luwuk, Gardu Induk 150 kV Batui, serta Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV PLTMG Luwuk.

Sehingga, daya mampu pasok sistem kelistrikan di Sulteng saat ini menyentuh angka 369 MW. Sedangkan beban puncak di wilayah itu sebesar 336 MW dan masih ada cadangan daya 33 MW.

Bupati Banggai Amirudin Tamoreka meyakini kehadiran pembangkit baru itu bakal meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di Sulteng, terutama Kabupaten Banggai.

"Saya mewakili masyarakat Kabupaten Banggai sangat bersyukur dan juga mengucapkan terima kasih kepada PLN karena terus berupaya meningkatkan sistem kelistrikan, dengan membangun pembangkit berkapasitas 40 MW yang berbahan bakar gas alam. Kini Kabupaten Banggai akan semakin terang," tegas Amirudin.

Strategi PLN Tekan Emisi CO2 Via Penyediaan Listrik
PT PLN dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 telah mencantumkan skenario Accelerated Renewable Energy Development (ARED) with Coal Phase Down dalam rangka menekan emisi CO2.

Langkah pertama yang tercantum dalam ARED with Coal Phase Down itu ialah membatalkan pembangunan PLTU baru yang direncanakan dalam RUPTL sebelumnya. Tak tanggung-tanggung, total kapasitas PLTU yang pembangunannya dibatalkan mencapai sekitar 13,3 GW.

Bukan hanya membatalkan rencana proyek PLTU baru, PLN juga turut membatalkan PLTU yang sudah dikontrak dalam Power Purchase Agreement (PPA) dengan kapasitas sekitar 1,4 GW.

Baca Juga: PLN Beberkan Strategi Tekan Emisi CO2

Pada skema pembatalan itu, PLTU sejatinya sudah berkontrak dengan PLN tetapi pembangunannya belum dimulai. Pembatalan PPA PLTU 1,4 GW itu disebut Suroso sebagai komitmen kuat PT PLN untuk menekan emisi.

Meski begitu, Suroso merasa kedua upaya tersebut tak cukup untuk menekan emisi. Oleh karena itu, PLN berencana mengganti 1,1 GW PLTU yang telah beroperasi dengan pembangkit berbasis Energi Baru dan Rerbarukan (EBT).

Selanjutnya, PT PLN telah melakukan co-firing PLTU batu bara dalam rangka menekan emisi CO2. Pada program ini, PLN mencampurkan batu bara dengan biomassa dalam proses pembakaran untuk menghasilkan listrik.

Adapun biomassa merupakan campuran yang didapat dari limbah produk nabati, mulai dari cangkang sawit, kayu sengon, dan lain sebagainya.

Langkah selanjutnya, ialah melakukan dedieselisasi pada pembangkit listrik diesel yang masih digunakan pada daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T). Tak cukup sampai situ, PLN ikut berpartisipasi meramaikan perdagangan karbon (carbon trading) untuk 55 PLTU kelolaan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar