30 April 2024
19:20 WIB
PKT Tunggu Arahan IPO Dari Kementerian BUMN
PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) menyebutkan IPO menjadi salah satu opsi pendanaan pabrik pupuk di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
Pabrik PT Pupuk Kalimantan Timur. ANTARA/HO-Pupuk Indonesia.
JAKARTA - PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) tengah menggarap proyek pabrik pupuk di Kabupaten Fakfak, Papua Barat dan ditargetkan bisa beroperasi tahun 2028 mendatang.
Tak tanggung-tanggung, kebutuhan dana untuk pekerjaan yang masuk dalam proyek strategis nasional (PSN) itu mencapai sekitar Rp30 triliun.
Sekretaris Perusahaan PKT Teguh Ismartono mengakui ada banyak alternatif pemenuhan kebutuhan dana itu, salah satunya melalui initial public offering (IPO). Meski begitu, pihaknya masih menunggu Kementerian BUMN sebagai pemegang saham terkait langkah tersebut.
"IPO ini ranah pemegang saham, artinya kita sebagai anak usaha BUMN hanya sebagai eksekutor," ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (30/4).
Baca Juga: Pupuk Kaltim Gandeng PT Dahana Bangun Pabrik Bahan Peledak
Namun demikian, Teguh menegaskan IPO bukan satu-satunya sumber pendanaan yang dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan investasi pabrik pupuk di Kabupaten Fakfak.
Di luar itu, masih ada peluang loan atau pinjaman. Yang jelas, PKT hingga kini masih menunggu arahan dari pemegang saham terkait arah sumber pendanaan salah satu PSN itu.
"Selain IPO kan ada pinjaman, loan, kita masih menunggu arahan dari pemegang saham arahnya kemana. Tentu kita sebagai eksekutor akan menjalankan amanat yang diberikan kepada PKT," imbuhnya.
Di lain sisi, Teguh menegaskan pihaknya terus membenahi aspek teknis dari proyek pabrik pupuk di Fakfak. Apalagi, investasi di Indonesia Timur berbeda dengan Indonesia Barat yang selama ini dilakukan oleh PT Pupuk Indonesia Group.
Jika melihat dari aspek kebutuhan, keberadaan pabrik pupuk di Kabupaten Fakfak ia tegaskan memegang peran yang sangat penting. Pasalnya, seluruh pabrik pupuk saat ini berada di Indonesia Bagian Barat.
"Kita perlu effort yang cukup karena memang budayanya berbeda, persiapan internal harus bisa menyesuaikan kondisi. Ini salah satu pemetaan meningkatkan pertanian di seluruh wilayah Indonesia," kata Teguh.
Baca Juga: Menarget Swasembada Lewat Subsidi Pupuk
Lebih lanjut, SVP Transformasi Bisnis PKT Wisnu Ramadhani menambahkan mengatakan pembangunan pabrik di Papua Barat sudah melewati kajian potensi pasar terlebih dahulu. Dengan proyeksi kapasitas produksi 3 juta ton, PKT tak hanya memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga kebutuhan negara lain.
"Marketnya masih terbuka. India, kebutuhan mereka itu 3 juta ton, dalam negerinya (produksi) 1 juta ton, jadi mereka harus impor. Australia kebutuhan 2 juta ton lalu 2028 naik jadi 2,5 juta ton. Jadi, market sangat besar sampai ke Amerika Latin itu Brazil, Peru, Meksiko," tandas Wisnu.