22 Agustus 2025
10:52 WIB
Pinhome: Pasar Rumah Seken Naik, Harga Properti Berpotensi Turun
Penulis: Erlinda Puspita
Editor: Khairul Kahfi
Ilustrasi - Deretan perumahan. Antara/HO-Tapera
JAKARTA - Riset perumahan Pinhome menunjukkan, adanya kenaikan pasar rumah seken atau rumah bekas semester I/2025 di Indonesia dibandingkan semester sebelumnya di tengah kondisi ekonomi saat ini dan luasan lahan yang makin minim.
Laporan ini tecermin dari naiknya total inventori atau suplai ketersediaan rumah seken di beberapa provinsi padat penduduk seperti Yogyakarta, Sumatra Utara, hingga Jawa Tengah.
CEO Pinhome Dayu Dara Permata menyampaikan, kenaikan jumlah total inventori rumah seken akan cenderung menurunkan harga di pasar properti sektor ini.
"Ketika inventori naik, ini berarti bahwa ada kecenderungan harga bisa menjadi turun. Sehingga ini bisa menjadi waktu yang baik untuk membeli properti," terang Dara dalam acara 'Indonesia Presidential Market Report dan Outlook 2025 di Jakarta, Kamis (21/8).
Baca Juga: Persediaan Hunian Baru Kelas Menengah Atas Hingga Mewah Naik 46%
Data Pinhome mencatat untuk kenaikan jumlah total inventori rumah seken di Yogyakarta melonjak 43%, Sumatra Utara naik 30%, Jawa Tengah tumbuh 28%, DKI Jakarta naik 26%, Sulawesi Selatan naik 26%, Banten tumbuh 26%, Jawa Barat naik 24%, Jawa Timur naik 23%, dan Bali melonjak 22%.
Menurutnya, kenaikan ketersediaan rumah seken di wilayah-wilayah tersebut dipengaruhi beberapa faktor krusial, seperti kualitas sumber daya manusia dan lingkungan yang mendukung, serta ekosistem pasar dan inovasi yang hidup.
Dara menilai, rumah-rumah tersebut cocok untuk keluarga yang mendambakan rumah di kawasan dengan ekosistem matang, namun terkendala lahan baru yang makin terbatas.
Khusus di Yogyakarta, kenaikan terbesar terjadi untuk hunian atau rumah seken tipe minimal 201 m² yang tumbuh hingga 39%. Begitu pun kenaikan di wilayah sekitarnya yakni Kabupaten Bantul yang tumbuh 35%.
"Ini menegaskan pasokan melimpah untuk hunian keluarga, bahkan melampaui pertumbuhan untuk tipe yang sama di kota-kota besar lainnya. Membeli rumah seken berukuran besar di sini bukan sekadar transaksi properti, melainkan sebuah investasi," imbuh Dara.
Kemudian, Pinhome juga mencatat, beberapa kota besar di luar Pulau Jawa juga naik, seperti Kota Medan yang mengalami kenaikan 34%, Kota Palembang tumbuh 33%, dan Kota Makassar yang tumbuh 31%.
Menurutnya, kota-kota ini dianggap sebagai pilihan strategis karena menawarkan kombinasi unik yaitu dinamisme sebagai pusat ekonomi regional dengan infrastruktur yang berkembang pesat, namun dengan biaya hidup dan harga properti yang lebih kompetitif untuk kualitas hidup yang seimbang.
Baca Juga: Pinhome Optimistis Kebijakan Pemerintah Mampu Tingkatkan Pasar Properti 2025
Sementara itu, Dara melanjutkan, para profesional yang memprioritaskan kedekatan dengan pusat bisnis Jabodetabek, rumah di Jakarta Timur dan Bekasi muncul sebagai jawaban. Menurutnya, jumlah inventori rumah seken tipe 55-120 m² di Jakarta Timur mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 37%.
Di sisi lain, jumlah inventori rumah seken dengan tipe yang sama di Kota Bekasi tumbuh 32%. Adapun, Pinhome mensinyalir, pertumbuhan rumah seken ini jadi peluang bagi peminatnya.
"Ini sebuah cerminan dari ketersediaan hunian di tengah keterbatasan lahan. Pilihan ini sangat beralasan karena kedua area ini terus ditopang oleh pengembangan infrastruktur transportasi massal dan jalan tol," tandas Dara.