08 Januari 2025
11:00 WIB
Petani Minta Rencana Impor Gandum Pakan Tak Ganggu Produksi Jagung Lokal
Petani meminta rencana impor gandum pakan jangan sampai mematahkan semangat petani jagung yang mulai giat produksi.
Penulis: Erlinda Puspita
Editor: Khairul Kahfi
Petani memanen jagung Hibrida di persawahan desa Giyono, Jumo, Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (16/10/2022). Antara Foto/Anis Efizudin
LOMBOK - Salah satu petani jagung asal Lombok, NTB Nurasih (39) menyoroti rencana pemerintah mengimpor gandum pakan ternak. Dia menekankan, jangan sampai kebijakan ini malah jadi bumerang dan mematahkan semangat petani jagung yang sedang giat bertani.
Menurutnya, saat ini petani jagung justru berharap agar harga jagung lokal bisa tinggi. Sejalan dengan penetapan Harga Acuan Pemerintah (HAP) jagung yang akan naik per 1 Februari 2025 mendatang.
Nurasih dan petani jagung lain mengakui, kegigihan menanam jagung yang tinggi hari ini terimbas kebijakan tegas pemerintah yang memastikan tidak akan mengimpor jagung untuk pakan di tahun ini.
"Kita petani sebenarnya berharap harga jagung naik, karena pemerintah mengatakan nol impor jagung tahun 2025. Apalagi per tanggal 1 Februari HAP jagung naik dari Rp5.000 per kg jadi Rp5.500 per kg, petani sudah merasa semangat untuk tanam jagung," ungkap Nurasih saat dihubungi Validnews di Jakarta, Rabu (8/1).
Baca Juga: Ada Rencana Impor Gandum Pakan, Peternak Layer Akui Jagung Lokal Lebih Unggul
Nurasih bersama petani jagung lain di wilayah tersebut mengapresiasi penuh bantuan pemerintah beberapa waktu ini. Penyaluran bantuan benih jagung premium NK212, insektisida, dan pupuk NPK secara gratis pada September 2024 jadi beberapa bantuan yang sukses mendongkrak semangat petani untuk menanam jagung.
Sementara ini, Nurasih menyampaikan, belum mengetahui ada pakan ternak berbahan dasar gandum. Namun tak menutup kemungkinan jika ditemukan pakan gandum cocok bagi ternak ke depannya, petani jagung bisa mulai mencoba menanam gandum sendiri.
Baca Juga: Legislator Nilai Kenaikan HPP Gabah-Jagung Tingkatkan Kesejahteraan Petani
Buat pengingat, pemerintah tengah membahas kuota impor gandum pakan ternak sebagai langkah antisipasi pada tahun ini jika produksi jagung pakan nasional belum mencukupi kebutuhan dalam negeri.
"Sejauh ini di tempat kami, pakan (ternak) dari gandum belum ada. Jadi yang saya tahu pakan ternak hanya jagung saja. Kita tidak tau ke depannya seperti apa, kalau memang gandum ini cocok untuk (pakan) ternak, mungkin nanti ada petani kami yang akan mencoba menanam," tandas Nurasih.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan telah menyatakan, pemerintah akan menaikkan HAP jagung per 1 Februari 2025, bersamaan dengan mulai masuknya musim panen raya jagung.
Tantangan Produksi Jagung Baru
Selain itu, dokumen Pemanfaatan Jagung Lokal oleh Industri Pakan 2023 yang diterbitkan Direktorat Pakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan di 2024 menemukan tantangan terbaru bagi industri pakan jagung di dalam negeri.
Tantangan tersebut berupa lebih cepatnya perkembangan produksi jagung di luar Pulau Jawa dibanding produksi jagung di Pulau Jawa, mengakibatkan terciptanya sentra-sentra produksi jagung baru di luar Pulau Jawa.
Baca Juga: Pemerintah Bakal Berlakukan HPP Gabah 15 Januari 2025
Padahal pada saat yang sama, terdapat 62 pabrik pakan atau sekitar 70,45% dari 89 pabrik pakan tanah air berada di Pulau Jawa. Kondisi tersebut mendorong peningkatan biaya yang lebih tinggi untuk distribusi jagung, dari sentra produksi ke sentra pengguna atau pabrik pakan.
Kementan mengidentifikasi, masih terdapat sekitar 3,07 juta ton produksi jagung yang dihasilkan dari wilayah yang tidak terdapat pabrik pakan pada 2023. Jumlah ini setara dengan 20,76% dari total produksi jagung nasional.
"Sampai saat ini pengembangan sistem logistik untuk mendukung pendistribusian jagung dari sentra produksi ke sentra pengguna masih menjadi tantangan besar," tulis dokumen tersebut.