c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

07 Januari 2025

19:21 WIB

Ada Rencana Impor Gandum Pakan, Peternak Layer Akui Jagung Lokal Lebih Unggul

Peternak layer menilai kualitas jagung pakan lokal lebih baik dibandingkan jagung impor. Selain itu, pemanfaatan gandum untuk pakan tak maksimal karena kandungannya kalah dibanding jagung pakan.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Khairul Kahfi

<p>Ada Rencana Impor Gandum Pakan, Peternak Layer Akui Jagung Lokal Lebih Unggul</p>
<p>Ada Rencana Impor Gandum Pakan, Peternak Layer Akui Jagung Lokal Lebih Unggul</p>

Pekerja memanen telur di peternakan ayam petelur, Wonokoyo, Malang, Jawa Timur, Kamis (29/2/2024). Antara Foto/Ari Bowo Sucipto

JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Peternak Layer Nasional Ki Musbar Mesdi mengungkapkan, penggunaan gandum sebagai pakan ternak hanya bisa diserap 15%. Alasannya, gandum tidak bisa menggantikan kandungan gizi pada jagung sebagai pakan ternak.

Karenanya, agar kandungan pakan ternak dari gandum bisa setara dengan pakan ternak asal jagung memerlukan tambahan biaya. Adapun, menurut Musbar, penambahan biaya pada gandum pakan untuk menjadi pakan ternak yang sesuai cukup signifikan. 

"Kalau kita harus pakai gandum untuk pakan ayam, terutama ayam petelur, maka (gandum) yang kita pakai hanya bisa 15% saja. Pemakaian gandum harus menambahkan biaya untuk tambahan pakan (feed additive) seperti enzim, asam amino, dan lainnya. Penambahan biaya per kilogramnya cukup signifikan," terang Musbar kepada Validnews, Jakarta, Selasa (7/1).

Terkait perbandingan harga impor antara jagung pakan maupun gandum pakan, Musbar menyatakan, hal tersebut bersifat fluktuatif karena dipengaruhi kondisi negara eksportir dalam masa panen raya atau tidak.

Baca Juga: Pemerintah Berencana Impor Gandum Untuk Pakan Ternak

Berdasarkan penuturannya, jika negara asal komoditas tengah mengalami panen raya, maka stok lama yang akan diekspor, baik jagung maupun gandum. Selain itu, nilai tukar rupiah juga akan turut memengaruhi harga komoditas impor.

Meski demikian, Musbar mengakui kualitas jagung pakan dalam negeri lebih jauh lebih baik dibandingkan jagung pakan impor. Sehingga dia berharap, agar kebutuhan pakan ternak dalam negeri bisa terpenuhi dari jagung pakan produksi lokal.

"Kami yakin, jagung lokal kualitasnya lebih baik dibandingkan jagung impor. Karena warna jagung lokal kita lebih kuning ke oranye, yang artinya itu jagung berkualitas tinggi," imbuh Musbar. 

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyatakan, pemerintah akan mengimpor gandum untuk pakan ternak, apabila kebutuhan jagung pakan tidak bisa terpenuhi dari produksi dalam negeri.

Zulhas menjelaskan, rencana impor gandum buat pakan ternak dipilih, agar tidak mengganggu produksi jagung lokal yang diperkirakan akan tinggi.

"Semangat petani menanam jagung luar biasa, kita tidak ingin semangat itu luntur gara-gara kita impor bahan-bahan yang mengganggu produksi jagung. Oleh karena itu, nanti ada pengganti jagung untuk pakan itu, ada gandum. Gandum untuk pakan itu harganya murah," ujar Menko Zulkifli, Senin (6/1).

Namun untuk jumlah gandum yang akan diimpor masih memerlukan pembahasan lebih lanjut melalui rapat koordinasi terbatas (rakortas). Zulhas pun membeberkan, produksi jagung dalam negeri ditargetkan akan mencapai 16,68 juta ton. Sedangkan kebutuhan jagung dalam negeri sekitar 13 juta ton.

Baca Juga: Pemerintah Bakal Berlakukan HPP Gabah 15 Januari 2025

Oleh karena itu, pemerintah telah memutuskan untuk tidak lagi mengimpor jagung untuk pakan ternak. Sementara itu, Kemenkop siap berkolaborasi dengan Kadin Indonesia, dalam meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia dengan mengembangkan pakan ternak memadai, agar dapat memaksimalkan produksi peternakan di tanah air.

Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menyampaikan, pihaknya bersama Kadin menginisiasi untuk mendorong pembentukan pabrik pakan ternak.

“Karena ketahanan pakan ternak ini penting. Kalau tanpa pakan yang memadai, Indonesia nggak bisa memproduksi hasil-hasil peternakan yang maksimal. Mulai dari ayam, ikan, sapi, domba, kambing, dan sebagainya,” ujar Menkop Budi.

KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar