"Tentunya ini sesuai dengan arahan Pak Menko (Pangan) juga berdasarkan hasil Rakortas yang dipimpin Bapak Presiden Prabowo Subianto beberapa waktu lalu, bahwa penyesuaian HPP gabah ini akan diberlakukan pada 15 Januari mendatang, sehingga Bulog bisa mempersiapkan untuk menyerap hasil panen petani pada masa panen raya," jelas Arief dalam keterangan resmi, Jakarta, Selasa (7/1).
Arief berujar, ketetapan HPP gabah menjadi Rp6.500 per kg tersebut telah memperhitungkan struktur ongkos usaha tani, sampai masukan dari berbagai unsur dan organisasi petani. Sehingga harga tersebut merupakan harga wajar bagi petani. Di sisi lain, kebijakan tersebut juga ikut memasukkan kepentingan hilir harga komoditas di tingkat konsumen.
"Kita tidak melihat satu sisi saja, kepentingan di hulu para sedulur petani kita ini harus diperhitungkan dan tentunya mempertimbangkan masukan semua
stakeholder, sehingga mendapat harga yang wajar untuk usaha produksinya. Di sisi lain, kepentingan di hilir juga harus dilihat, bahwa harga di tingkat konsumen juga harus wajar," imbuh Arief.
Baca Juga: Pemerintah Naikkan Lagi HPP Gabah dan HAP Jagung, Segini BesarannyaBerdasarkan data BPS, sejak pemberlakukan kebijakan HPP melalui Bapanas yang pertama kali pada Maret 2023, indeks Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) terus berada melebihi 100 poin. NTPP pada Maret 2023 berada di level 103,83 poin. Indeks NTPP yang tertinggi tercatat pada Desember 2024 dengan capaian 122,78 poin.
Menurut Arief, pemerintah pun konsisten menjaga indeks NTPP agar terus stabil di atas 100 poin dan belum pernah lebih rendah daripada NTPP Maret 2023 yang sebesar 103,83 poin.
BPS memproyeksi, adanya kenaikan produksi beras di awal 2025 yang melebihi periode yang sama di 2024. Estimasi produksi beras di Januari 2025 dilaporkan bisa mencapai 1,2 juta ton dan Februari 2025 bisa 2,08 juta ton.
Angka tersebut jika dibandingkan dengan Januari dan Februari 2024 yang ada di angka 0,87 juta ton dan 1,39 juta ton, memperlihatkan adanya surplus sejumlah 1,02 juta ton. Dengan demikian, perkiraan terjadinya panen raya beras dapat terjadi pada Maret dan April 2025 mendatang.
HAP Jagung 1 Februari 2025Lebih lanjut, Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan menyampaikan, selain HPP gabah yang akan naik per 15 Januari 2025, Harga Acuan Pemerintah (HAP) jagung pakan juga akan naik dan efektif berlaku pada 1 Februari 2025 mendatang. Nantinya, Bulog akan membeli jagung dengan harga Rp5.500 per kg berapa pun hasil produksi petani jagung.
"Namun tentunya perlu waktu. Karena panen juga dimulai Februari, maka diberlakukan per 1 Februari. Kalau diberlakukan sekarang, akan menggangu stok yang ada. Jadi jagung hasil panen tahun ini dimulai pada panen 1 Februari 2025, bukan stok jagung yang ada," tutur Zulhas.
Baca Juga: Pemerintah Berencana Impor Gandum Untuk Pakan TernakMenko Zulhas juga menyebut, untuk menjaga semangat petani berproduksi, ketersediaan pakan yang kontinyu menjadi penting. Oleh karena itu, pihaknya membuka opsi untuk melakukan pengadaan gandum pakan dari luar.
Namun dia menjelaskan, rencana pengadaan atau importasi gandum tersebut tidak ditujukan untuk menurunkan semangat produksi petani jagung. Adapun pengadaan gandum pakan ini disepakati untuk mengganti jagung pakan.
"Itu harganya murah (gandum pakan). Nah ini nanti kita akan Rakortas-kan. Tapi tolong dicatat, ini gandum untuk pakan ternak. Dan kalaupun impor, harus memperhatikan kondisi petani dan ketersediaan jagung pakan. Jadi harus diputuskan dalam Rakortas," urai Zulhas.