23 September 2024
17:29 WIB
Perundingan IEU-CEPA Ditunda, Airlangga Beberkan Alasannya
Setidaknya ada dua alasan yang membuat perundingan IEU-CEPA ditunda. Hingga kini, masih terdapat tiga isu yang masih belum rampung dibahas.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Fin Harini
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Shutterstock/S. Sopian
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, proses perundingan perjanjian kerja sama ekonomi Indonesia-Uni Eropa atau Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) ditunda. Airlangga mengatakan, penundaan ini dilakukan lantaran adanya pergantian kabinet di lingkup Uni Eropa.
“Di sini dapat disampaikan bahwa perundingan IEU-CEPA juga sedang difinalisasi walaupun tidak mudah, karena kabinet di IEU-CEPA-nya berubah. Jadi dulu negosiator kita itu (diganti), sekarang sudah tidak menjabat lagi,” kata Airlangga saat menyampaikan laporan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (P2DD) 2024 di Jakarta, Senin (23/9).
Ia menjelaskan, meskipun telah berjalan 9 tahun lamanya, namun proses negosiasi berjalan lambat lantaran perombakan dalam jajaran pejabat di lingkup komisi Uni Eropa ditambah dengan adanya perubahan persyaratan bagi Indonesia.
Baca Juga: IEU-CEPA Rampung September, Mendag Optimis Tingkatkan Ekspor Sepatu
Airlangga menjelaskan, ada tiga isu utama yang diminta untuk segera diselesaikan. Pertama, pihak Uni Eropa menginginkan Indonesia melonggarkan kebijakan impor bagi produk-produk yang berasal dari Eropa. Kedua, terkait kebijakan pembatasan ekspor berupa pengenaan bea keluar, dan ketiga mengenai perpajakan digital.
"Jadi tiga isu itu menjadi isu yang masih menggantung dalam perundingan IEU-CEPA. Kita minta menunggu WTO (Organisasi Perdagangan Dunia), mereka tidak mau,” ujarnya.
Di samping itu Airlangga menyebutkan terdapat instruksi Presiden Jokowi, dirinya diminta untuk mempercepat proses aksesi Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik atau Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP).
Ia juga mengungkap telah mendapat mandat dari Presiden Terpilih Prabowo Subianto untuk segera mempercepat proses aksesi tersebut.
"Jadi ini sudah masuk New Zealand yang menjadi host dari CPTPP, negara ASEAN lain yang sudah di dalam (CPTPP) adalah Singapura, Vietnam, kemudian Malaysia itu sudah menjadi bagian dari CPTPP. Jadi kita tidak ingin ketinggalan, karena di situ kita akan membuka pasar Inggris, pasar Kanada, pasar Meksiko, Cili, dan Peru," ungkapnya.
Di sisi lain dia mengungkapkan bahwa Pemerintah juga tengah berfokus untuk menyelesaikan proses aksesi dengan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
"OECD diharapkan sudah play by the book, sudah ada standar manualnya sehingga lebih sederhana walaupun memakan waktu," imbuhnya.
Baca Juga: Indonesia Bisa Kalahkan Vietnam Dengan Implementasi IEU-CEPA
Sebagai informasi, sebelumnya Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) memastikan perundingan IEU-CEPA akan rampung pada September 2024. Perundingan ini merupakan putaran ke-19 dan telah berlangsung sejak sembilan tahun silam.
Menurut Zulhas, dengan rampungnya perundingan dagang ini, maka akan menyelesaikan beberapa hambatan-hambatan perdagangan yang dialami Indonesia ke negara Eropa.
"Sekarang kita sedang selesaikan dengan pasar Uni Eropa yang banyak sekali hambatan. Mudah-mudahan September ini selesai," ucap Zulhas dalam paparannya di diskusi Trade Corner, Kamis (29/8).