c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

04 Juni 2024

18:14 WIB

Pertamina Dorong Pemanfaatan Energi Berkelanjutan Di IKN

Pertamina memperdalam NBS yang berpotensi menjadi salah satu sumber energi berkelanjutan di IKN, mengingat luasnya kawasan hijau yang akan tetap dipertahankan untuk menjadi ekosistem berkelanjutan.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Pertamina Dorong Pemanfaatan Energi Berkelanjutan Di IKN</p>
<p id="isPasted">Pertamina Dorong Pemanfaatan Energi Berkelanjutan Di IKN</p>

Pekerja menyelesaikan pembangunan jalan di istana presiden Ibu Kota Nusantara (IKN), Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (12/2/2024). Antara Foto/Rivan Awal Lingga

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mengembangkan proyek Natural Based Solution (NBS) yang dapat dijadikan inovasi untuk mengembangan energi terbarukan di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Hal tersebut untuk meningkatkan pemanfaatan energi hijau dalam rangka mendukung agenda keberlanjutan dan pencapaian Net Zero Emission (NZE) Indonesia pada 2060 atau lebih cepat.

VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menjelaskan NBS merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang dimiliki Indonesia yang bisa menjadi energi alternatif yang ramah lingkungan.

"Saat ini kami memperdalam NBS yang berpotensi menjadi salah satu sumber energi di IKN, mengingat luasnya kawasan hijau di IKN yang akan tetap dipertahankan untuk menjadi ekosistem berkelanjutan," tutur Fadjar lewat keterangan tertulis, Selasa (4/6).

Baca Juga: OIKN Serahkan LtP Studi Kelayakan Proyek Energi Terbarukan 200 MW

Melalui PT PGN, Fadjar menyebut Pertamina tengah menyiapkan jaringan gas (jargas) di IKN yang pada tahap awal diharapkan bisa menjadi sumber energi bagi 166 tower perumahan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan 34 rumah tapak menteri yang berdomisili di IKN.

Ke depan, dia menegaskan Pertamina bakal terus mengembangkan peluang penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) di IKN, khususnya lewat pusat riset dan inovasi berkelanjutan yang dibangun oleh perusahaan pelat merah tersebut.

Lebih lanjut, Fadjar juga menyebut Pertamina telah mengelola berbagai portofolio energi bersih rendah karbon di Indonesia sesuai dengan kondisi geografi di setiap wilayah.

"Indonesia memiliki beragam potensi energi, sesuai dengan demografi wilayah masing-masing. Pertamina akan berupaya mengelola secara maksimal, sehingga dapat mempercepat transisi energi menuju energi bersih," imbuh dia.

Pengelolaan energi terbarukan itu, sambungnya, mencakup pemanfaatan panas bumi, uap, biogas dari limbah kelapa sawit, hingga tenaga surya untuk mengelola pembangkit listrik.

Untuk kawasan padat hunian, Perseroan turut menanfaatkan beragam sumber energi rendah karbon. Misalnya lewat program unggulan Subholding Gas, yakni jargas untuk kebutuhan rumah tangga, industri, hingga transportasi.

"Penggunaan gas untuk rumah tangga semakin digiatkan pada tahun 2021 dan hingga akhir tahun 2023 Pertamina telah membangun jaringan ini untuk 290.400 Sambungan Rumah (SR)," katanya.

Pada sektor transportasi, Pertamina juga telah memiliki Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBBG) di berbagai kota seperti Jakarta, Bogor, bekasi, Semarang, Balikpapan, Subang, Palembang, Prabumulih, Purwakarta, Sukabumi, Serang, Lampung, Cilegon, Gresik, Batam, Surabaya, hingga Bandung. Total jumlah SPBG & MRU kelolaan Pertamina Group, jelas Fadjar, mencapai 72 unit stasiun pengisian.

"Pertamina mengusung gas sebagai bahan bakar transisi yang rendah emisi dan dapat digunakan untuk mendukung sektor transportasi publik," imbuhnya.

Baca Juga: Antisipasi Persepsi Negatif Mundurnya Kepala Otorita IKN

Bahan bakar bioenergi dari nabati seperti biodiesel, bioethanol, hingga bioavtur pun turut dikembangkan oleh Pertamina. Secara paralel, perusahaan juga mengembangkan energi hidrogen untuk kendaraan listrik sebagai bentuk komitmen penciptaan ekosistem pengisian daya EV.

Tak sampai situ, beragam inisiasi energi negatif karbon juga terus diperkuat, misalnya lewat proyek Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) dan NBS. Secara paralel, PT Pertamina (Persero) melalui anak usaha PT Pertamina New and Renewable Energy juga berkomitmen untuk menjalankan carbon trading di bursa karbon.

"Kami juga mengajak seluruh perusahaan BUMN dan non BUMN untuk aktif dalam perdagangan karbon ini, menjadi market aggregator untuk kebutuhan semua pihak, sehingga target NZE Indonesia dapat lebih cepat tercapai," pungkas Fadjar Djoko Santoso.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar