c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

27 Mei 2025

20:10 WIB

Pertamina Dorong Lebih Banyak Pemanfaatan LNG Untuk Bahan Bakar Kapal

LNG menjadi solusi mencapai NZE tahun 2050 yang ditetapkan oleh International Maritime Organization (IMO).

Penulis: Yoseph Krishna

<p id="isPasted">Pertamina Dorong Lebih Banyak Pemanfaatan LNG Untuk Bahan Bakar Kapal</p>
<p id="isPasted">Pertamina Dorong Lebih Banyak Pemanfaatan LNG Untuk Bahan Bakar Kapal</p>

Direktur Perencanaan Bisnis Pertamina International Shipping (PIS) Eka Suhendra saat menemui awak media di sela Indonesia Maritime Week 2025 di JCC, Selasa (27/5). ValidNewsID/Yoseph Krishna

JAKARTA - PT Pertamina lewat Subholding Integrated Marine Logistics PT Pertamina International Shipping (PIS) terus mendorong pemanfaatan gas alam cair atau Liquified Natural Gas (LNG) sebagai senjata dekarbonisasi sektor transportasi laut, dengan menjadikan LNG sebagai bahan bakar kapal.

Direktur Perencanaan Bisnis PIS Eka Suhendra menuturkan LNG merupakan komoditas yang paling pas menuju Net Zero Emission (NZE).

"LNG ini kan sebetulnya salah satu solusi untuk proses dekarbonisasi. Artinya, orang sepakat LNG itu jadi energi menuju istilahnya fuel yang benar-benar zero emission," tutur Eka saat menemui awak media di sela gelaran Indonesia Maritime Week 2025 di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (27/5).

Bahkan, Eka menyebut LNG lebih mudah dan lebih baik jika disandingkan dengan sumber energi bersih yang lain, seperti amonia, hidrogen, atau bahkan listrik. Kemudian, tingkat emisi yang dihasilkan LNG pun lebih baik dibanding sumber energi lainnya.

Baca Juga: Pasokan Gas Pipa Turun, PGN Optimalkan Regasifikasi LNG Di Kuartal I/2025

"Kalau kita lihat yang zero emission kayak tadi amonia, hidrogen, atau listrik. Listrik itu kan juga harus produksi. Nah, itu masih agak jauh, masih perlu teknologi yang lebih murah," kata dia.

Karena itu, gas alam cair ditegaskannya sejalan dengan komitmen net zero emission pada tahun 2050 yang dicanangkan oleh International Maritime Organization (IMO).

Dirinya pun mengajak semua pelaku industri sektor kemaritiman agar bersama-sama membentuk ekosistem LNG, baik sebagai bahan bakar kapal maupun sebagai kargo atau muatan yang diangkut oleh kapal.

"Pemerintah juga punya rencana mengelektrifikasi Indonesia dengan greener fuel, tapi kan lagi-lagi kendalanya pasti masalah feasibility in terms of cost. Nah, ini saya lihat kalau ekosistem sudah terbentuk, apalagi kalau misalnya Indonesia punya produksi LNG sendiri, ini akan jadi feasible," jabar Eka.

Lebih lanjut, Eka menjabarkan saat ini sebagian kapal milik Pertamina International Shipping (PIS) sudah menggunakan teknologi dual fuel engine. Kapal dual fuel itu merupakan armada yang dirancang menggunakan dua jenis bahan bakar, yakni low sulfur fuel oil (LSFO) dan Liquified Petroleum Gas (LPG) atau LNG.

Baca Juga: SKK Migas: Cadangan Gas Besar RI Terkendala Infrastruktur

Penerapan teknologi dual fuel itu dijalankan sebagai upaya membentuk ekosistem LNG pada sektor kemaritiman. Tetapi, Eka tak menampik masih ada tantangan dalam pemanfaatan LNG sebagai bahan bakar kapal.

Dijelaskannya, saat ini masih belum ada LNG Bunkering Hub di Indonesia. Meski sebagian kapal PIS sudah menggunakan teknologi dual fuel, perusahaan pelat merah tersebut masih kesulitan mencari LNG yang akan digunakan sebagai bahan bakar.

"Maksudnya belum ada tuh LNG Bunkering Hub yang bisa kita datangi kalau mau isi pakai LNG, apalagi di rutenya kita, nah yang kita tunggu kalau misalnya di Tanjung Priok gitu kan enak," tandas Eka Suhendra.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar