22 Mei 2025
18:40 WIB
Pertamina Cari Partner Untuk Eksekusi 2.500 Sumur Migas Idle
Sebanyak 500 sumur idle bakal ditenderkan oleh Pertamina tahun ini dan tahun depan, sedangkan 2.000 sumur sisanya pada 2027-2028.
Penulis: Yoseph Krishna
lustrasi. Karyawan berjalan di lokasi Rig (alat pengeboran minyak bumi) PDSI 49 milik PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Duri, Riau, Senin (8/8/2022). Antara Foto/Aditya Pradana Putra
TANGERANG - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut ada 4.500 sumur minyak dan gas bumi (migas) idle yang bakal kembali dioptimalkan dalam agenda meningkatkan lifting minyak.
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM Ariana Soemanto dalam sebuah sesi diskusi di gelaran Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA) Convex 2025 mengungkapkan dari 4.500 sumur itu, ada 4.200 sumur yang berstatus milik PT Pertamina.
Perusahaan pelat merah itu ia sebut bakal mencari mitra untuk menggarap 2.500 sumur idle, sedangkan 1.700 sumur lainnya bakal dieksekusi oleh PT Pertamina sendiri.
"Ada 1.700 sumur yang akan dieksekusi oleh Pertamina sendiri, kemudian 2.500 idle well akan dieksekusi Pertamina dengan kontrak kerja sama," tutur Ariana di ICE BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (22/5).
Baca Juga: Bos Pertamina Gagap Dicecar Bahlil Soal Sumur Minyak Idle
Khusus tahun ini dan tahun 2026 mendatang, Pertamina akan melakukan tender terhadap 500 idle well. Lalu pada 2027-2028, sebanyak 2.000 sumur migas idle bakal kembali ditenderkan oleh PT Pertamina.
"Potensi idle well yang akan dikerjasamakan sebagian besar ada di Sumatra, di wilayah regional. Dari 500 sumur tersebut, sebagian besar berada di onshore (daratan), namun ada sekitar 60 sumur yang berada di offshore (lepas pantai)," kata dia.
Ariana menambahkan, PT Pertamina telah melakukan penjajakan kerja sama dengan 99 mitra potensial. Tetapi hingga kini, baru ada 39 calon mitra yang tertarik bekerja sama mengeksekusi sumur migas idle.
Sejatinya, PT Pertamina maupun kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) lain sudah melakukan kerja sama operasional (KSO) untuk mereaktivasi sumur-sumur migas yang idle atau sumur yang sempat berproduksi, namun sudah tak dioptimalkan lagi.
Tetapi, dia menjelaskan jumlah KSO untuk menggarap sumur-sumur idle masih sangat terbatas. Sehingga, pemerintah tengah meramu peraturan khusus supaya jumlah KSO yang menggarap sumur idle bisa lebih banyak.
"Konsep baru ini akan memungkinkan aktivitas baru, seperti deepening, sidetrack, new drilling, dan multitrack yang akan dilakukan oleh mitra. Sebelumnya, Pertamina tak meemperbolehkan mitra untuk melakukan deepening atau sidetrack atau drilling," jabar Ariana.
Baca Juga: Bahlil Minta Sumur Migas Idle Pertamina Dilepas, Ini Kata Pengamat
Lebih lanjut, Ariana mengatakan Kementerian ESDM tengah menyiapkan kontrak kemitraan untuk mengelola sebagian WK migas dalam rangka meningkatkan produksi minyak dan gas bumi.
Konsep kontrak tersebut bakal meliputi kerja sama untuk sumur idle, sumur produksi, lapangan idle, hingga lapangan yang sudah berproduksi.
Nantinya, bakal ada beberapa pertimbangan untuk menentukan mitra yang bakal menggarap sumur-sumur idle bersama dengan PT Pertamina, yakni aspek administrasi teknis, keuangan, hingga service fee.
Dijelaskan Ariana, aspek biaya layanan sangat penting dalam kemitraan untuk menggarap sumur idle. Aspek itu bisa mencegah negosiasi yang bertele-tele antara Pertamina dan calon mitra.
"Kemudian jika ada persaingan antarmitra, maka calon mitra yang mengajukan service fee terendah akan jadi pemenangnya. Jadi, tidak ada negosiasi lagi," pungkas Ariana Soemanto.