09 Oktober 2024
18:05 WIB
Bos Pertamina Gagap Dicecar Bahlil Soal Sumur Minyak Idle
Bahlil ancam cabut izin yang dikantongi Pertamina atas sumur-sumur yang tidak berproduksi.
Penulis: Yoseph Krishna
Ilustrasi. Karyawan berjalan di lokasi Rig (alat pengeboran minyak bumi) PDSI 49 milik PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Duri, Riau, Senin (8/8/2022). Antara Foto/Aditya Pradana Putra
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan ada ribuan sumur minyak dan gas bumi (migas) idle yang dikelola oleh PT Pertamina.
Kondisi itu membuatnya terpaksa memanggil Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Saat menanyakan terkait banyaknya sumur idle, Bahlil menyebutkan Dirut Pertamina tergagap-gagap tak bisa menjawab.
"Saya breakdown lagi 5 ribu sumur idle ini lebih banyak konsesi dipegang siapa? Ternyata oleh BUMN yang namanya Pertamina. Terus, saya tanya kenapa gak dijalankan, a-o-a-o," kata Bahlil di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (9/10).
Atas tanggapan Dirut Pertamina itu, Bahlil tak menutup kemungkinan pemerintah bakal mencabut izin pengelolaan sumur-sumur migas yang idle dan melakukan lelang ulang.
"Saya bilang kalau a-o-a-o gini kelihatannya ada pencabutan IUP tahap kedua kelihatannya. Kalau kemarin kan kita cabut 2.018 IUP, nah ini kelihatannya berpotensi untuk kita lakukan penataan sumur-sumur yang tidak dikerjakan KKKS, termasuk BUMN," tegasnya.
Baca Juga: Bahlil: Lifting Minyak RI Berbanding Terbalik Dengan Era 1990-an
Dengan menarik sumur-sumur idle, termasuk milik perusahaan pelat merah, pemerintah menurutnya bisa kembali menawarkan kepada perusahaan lain dalam rangka mengoptimalkan lifting minyak nasional.
Hal itu dikarenakan negara tengah mendongkrak lifting minyak yang terus menurun dari tahun ke tahun. Terakhir pada 2023, tercatat lifting minyak hanya mencapai 605 ribu BOPD atau jauh dari target yang ditetapkan APBN 660 ribu BOPD.
"Kita akan ambil alih untuk kita tawarkan kepada perusahaan siapa yang mampu untuk meningkatkan lifting kita. Jangan digenggam dong, kita negara butuh. Kita memang prioritas pada BUMN, tapi jangan kita hanya kaca mata kuda karena BUMN izin-izinnya pun dibawa tidur. Negara tidak butuh tidur izin, negara butuh produksi," jabar Menteri Bahlil.
Sekadar informasi, sumur idle merupakan sumur yang tidak digunakan untuk memproduksi minyak dan gas bumi selama 24 bulan atau 2 tahun berturut-turut.
Baca Juga: Indonesia Timur Jadi Tulang Punggung Hulu Migas
Sederhananya, sumur idle ialah sumur-sumur yang saat ini menganggur atau tidak aktif karena satu dan lain hal.
Bahlil menambahkan saat ini ada lebih kurang 44.900-an sumur minyak. Sedangkan, sumur yang produktif hanya sekitar 16.500 unit, sisanya sudah tidak lagi produktif atau idle.
Sekitar 5 ribuan sumur idle pun disebut Bahlil masih bisa dioptimalkan, namun produksinya tidak sebaik sumur yang benar-benar berproduksi.
Karena itu selain memanggil Bos Pertamina, Bahlil juga turut membuka diskusi dengan SKK Migas, Ditjen Migas, serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)
"Saya katakan pada teman-teman di SKK Migas dan Ditjen Migas dan KKKS, kenapa kalian tidak berpikir meningkatkan lifting? Kalau kita impor terus itu berbahaya sekali, neraca perdagangan kita terganggu, neraca pembayaran, dan devisa kita habis kurang lebih sekitar Rp450 triliun-Rp500 triliun per tahun untuk beli dollar," ucap Bahlil.