c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

17 Oktober 2025

20:20 WIB

Pertamina Andalkan AI Di WK Rokan, Tahan Laju Penurunan Produksi 0%

Pertamina Hulu Rokan mengoptimalkan teknologi AI untuk mengelola ribuan sumur di WK Rokan. Seluruh aktivitas operasi migas terpantau lewat sistem DICE.

Penulis: Yoseph Krishna

<p>Pertamina Andalkan AI Di WK Rokan, Tahan Laju Penurunan Produksi 0%</p>
<p>Pertamina Andalkan AI Di WK Rokan, Tahan Laju Penurunan Produksi 0%</p>

Pertamina Hulu Rokan (PHR) memanfaatkan AI dalam kegiatan operasional untuk menekan laju penurunan produksi (declining). Dok Pertamina

JAKARTA - PT Pertamina lewat PT Pertamina Hulu Rokan mengoptimalkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk mengelola ribuan sumur di Wilayah Kerja (WK) Rokan.

Digital & Innovation Center (DICE) yang dimanfaatkan itu menjadi sarana pemantauan real-time, sekaligus analisa data pada seluruh proses operasional hulu migas Rokan, mulai dari pengeboran, pengapalan, lifting, inventory, hingga operasional produksi.

Operation Head Subsurface Development & Planning Zona Rokan Mochamad Taufan mengatakan, saat ini seluruh operasi ribuan sumur migas di WK Rokan sudah terpantau menggunakan sistem DICE. Sistem tersebut juga digunakan PHR untuk menahan laju penurunan produksi (declining).

"DICE membantu mengintegrasikan data-data terutama dari sumur yang jumlahnya ribuan sehingga bisa diolah menjadi suatu rekomendasi secara cepat dan tepat dengan menggunakan AI," ucap Taufan, Jakarta, Jumat (17/10).

Baca Juga: Terancam Sunset Industry, Hulu Migas RI Hadapi 4 Tantangan Berat

Taufan mengatakan, digitalisasi dan kecerdasan buatan (AI) dibutuhkan untuk mengolah data di WK Rokan yang memiliki operasional luas dan masif dengan pengelolaan efektif dan efisien. Lewat pemanfaatan AI, WK Rokan berhasil menahan laju declining dari sekitar 11% per tahun menjadi 0% per tahun.

Fasilitas DICE dilengkapi 66 layar yang menampilkan data dan informasi dalam bentuk dashboard digital, di antaranya terkait pemantauan aktivitas pengeboran dan jadwal pengeboran yang terintegrasi (Integrated Drilling Schedule).

Selain itu, terdapat juga fitur penyiapan lokasi pengeboran dan pembangunan fasilitas sumur minyak, pengelolaan kegiatan produksi, serta perawatan peralatan.

"Manajemen PHR menggunakan data dan pemantauan DICE sebagai pertimbangan untuk proses pengambilan keputusan," ujarnya.

Taufan menambahkan, pemanfaatan teknologi AI merupakan bagian dari program Optimization Upstream (OPTIMUS) di lingkungan Subholding Upstream PT Pertamina. Program OPTIMUS merupakan upaya mengoptimalkan produksi sekaligus meningkatkan efisiensi operasional.

Hingga akhir 2025, program OPTIMUS ditargetkan mampu menghasilkan efisiensi operasional hingga US$46 juta, atau setara Rp762 miliar.

Baca Juga: Lampaui Target, Bahlil: Lifting Minyak September Tembus 619 Ribu BOPD

WK Rokan sendiri terhampar di area seluas 6.400 km2 dengan total 12.600 sumur aktif yang didukung 35 stasiun pengumpul, 13.200 km jaringan pipa alir, serta 500 km jaringan shipping line.

"Jaringan pipa ini kalau dibentangkan dari Sabang sampai Merauke bisa hampir tiga kali bentangan. Pengeboran sumur pengembangan di WK Rokan juga sangat masif sekitar 500 sumur per tahun atau lebih dari 50% pengeboran sumur pengembangan di Indonesia ada di WK Rokan," tandas Taufan.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan, WK Rokan menjadi salah satu sumber minyak andalan Pertamina karena mampu memproduksi minyak bumi setara 26% produksi minyak nasional.

"Pertamina berkomitmen meningkatkan produksi migas untuk mencapai ketahanan energi nasional. Pada WK Rokan, kami melakukan berbagai upaya untuk menjaga laju produksi, sehingga tingkat produksinya masih dapat terjaga dengan baik," jelas Fadjar.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar