11 Mei 2024
11:06 WIB
Perpanjangan Kerja Sama PLN-WRI Langkah Tingkatkan EBT
Perpanjangan kerja sama PLN dan WRI untuk meningkatkan rencana transisi energi dan meningkatkan bauran EBT.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo memberikan keterangan kepada wartawan saat acara pembukaan IIMS 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (15/2/2024). ValidNewsID/Darryl Ramadhan
JAKARTA - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan perpanjangan kerja sama antara PLN dan World Resources Institute (WRI) Indonesia merupakan salah satu langkah konkret untuk terus meningkatkan porsi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.
Mengingat kolaborasi sebelumnya telah menghasilkan renewable energy certificate (REC) yang merupakan bagian dari green energy as a service (GEAS) untuk memenuhi kebutuhan sektor industri terhadap listrik hijau.
"Kolaborasi antara PLN dengan WRI Indonesia merupakan salah satu jalan kami untuk merealisasikan rencana transisi energi. PLN berkomitmen untuk terus mengupayakan hadirnya layanan listrik hijau yang dapat dijangkau oleh masyarakat dan pelaku industri," ucap Darmawan di Jakarta, Sabtu (11/5), dikutip dari Antara.
Baca Juga: Sepanjang 2023, PLN Rampungkan 28 Pembangkit EBT
Adapun, lanjutan kerja sama dengan WRI Indonesia itu terkait pengembangan inovasi produk hijau untuk sektor industri dan strategi manajemen karbon. Hal tersebut searah dengan komitmen PLN untuk mendukung Pemerintah Indonesia mencapai target net zero emissions (NZE) 2060 atau lebih cepat.
"Kami di PLN berkomitmen untuk terus berinovasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memastikan bahwa di masa depan energi yang kita gunakan adalah yang bukan hanya handal dan kuat, tetapi juga ramah lingkungan," kata Darmawan.
Sementara itu, Dewan Pembina WRI Indonesia Masyita Crystallin mengatakan sejak 2020, PLN dan WRI Indonesia telah menjalin kolaborasi efektif untuk pengembangan produk hijau. Dengan perpanjangan kerja sama tersebut, WRI Indonesia mengharapkan bisa membantu PLN dan Pemerintah Indonesia untuk terus mengurangi emisi karbon dari sektor energi.
"Indonesia telah menetapkan target terbarunya untuk nationally determined contribution (NDC), yakni untuk mengurangi emisi karbon sebesar 31,89% secara mandiri dan 43,2% dengan bantuan internasional," ujar Maysita.
Merespons kondisi tersebut, PLN dan WRI Indonesia sepakat untuk melanjutkan kerja sama dalam pengembangan produk listrik hijau dan menganalisis peluang implementasi nilai ekonomi karbon (NEK) di sektor kelistrikan.
Hingga akhir 2023, Dewan Energi Nasional (DEN) mencatat persentase bauran energi tertinggi di Indonesia masih dipegang oleh batu bara, yaitu sebesar 40,46%. Persentase tersebut turun dari tahun sebelumnya yang sebesar 42,38%.
Selanjutnya, porsi minyak bumi 30,18%, gas bumi 16,28%, dan EBT 13,09%. Prosentase EBT meningkat 0,79% sehingga menjadi 13,09% pada tahun 2023. Namun realisasi tersebut masih di bawah target yang ditetapkan sebesar 17,87%.
Baca Juga: Tersisa Setahun, Bauran EBT Masih Jauh Dari Target
Menurut DEN, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan realisasi EBT dalam bauran energi nasional tahun 2023 masih di bawah target. Faktor-faktor tersebut antara lain peningkatan harga komoditas energi, seperti minyak mentah, gas alam, dan batu bara, yang menyebabkan subsidi energi semakin besar.
Faktor berikutnya, kendala teknis dalam pembangunan dan pembiayaa pembangkit listrik EBT.
Pemerintah menargetkan bauran energi nasional sebesar 19,49% pada tahun 2024 dan optimis mampu mencapai 23% pada tahun 2025. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah akan terus mendorong pengembangan EBT, baik dari sisi kapasitas terpasang, produksi, maupun konsumsi.