c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

04 Agustus 2025

17:02 WIB

Perluas Pasar, 5 Perjanjian Dagang Internasional Bakal Rampung 2025

Kemendag mengungkap lima perjanjian dagang internasional yang sudah selesai dan tinggal penandatanganan saja. Yakni, IEU-CEPA, IC-CEPA, Indonesia-Peru CEPA, I-EAEU FTA, dan Indonesia-Tunisia PTA.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Khairul Kahfi

<p>Perluas Pasar, 5 Perjanjian Dagang Internasional Bakal Rampung 2025</p>
<p>Perluas Pasar, 5 Perjanjian Dagang Internasional Bakal Rampung 2025</p>

Mendag Budi Santoso melaksanakan Konferensi Pers Kinerja Ekspor Semester I/2025 di Jakarta, Senin (4/8). Tangkapan layar YouTube/Kemendag

JAKARTA - Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan, terdapat lima perjanjian perdagangan internasional yang akan selesai pada semester II/2025. Kelima perjanjian ini berpotensi memperluas akses pasar Indonesia, dan hanya tinggal menunggu penandatanganan.

Dalam waktu dekat, pemerintah Indonesia akan mengejar penandatanganan perjanjian dagang pertama, yaitu European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), yang akan dilakukan paling lambat September 2025.

"Apa yang kita lakukan ke depan untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan ekspor kita, pertama perjanjian dagang kita sudah menyelesaikan IEU CEPA, mudah-mudahan September sudah selesai," jelas Budi dalam Konferensi Pers Kinerja Ekspor Semester I, Jakarta, Senin (4/8).

Baca Juga: IEU-CEPA Rampung, Kemendag: Tekstil-Sawit RI Dapat Tarif 0%!

Perjanjian dagang internasional kedua adalah Indonesia-Canada CEPA (IC-CEPA). Perundingan perjanjian ini telah selesai dilakukan dan hanya menunggu penandatanganan kedua negara pada Desember 2025.

"Indonesia-Canada CEPA juga sudah selesai, mudah-mudahan Desember sudah bisa kita tandatangani," lanjut dia.

Perjanjian ketiga yang masa perundingannya telah rampung adalah Indonesia-Peru CEPA dengan target penandatanganan pada 11 Agustus 2025 mendatang. Keempat, perjanjian Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Area (I-EAEU FTA). Kelima, Indonesia-Tunisia PTA yang juga tinggal menunggu penandatanganan.

Lebih lanjut, Budi membeberkan ada sejumlah perjanjian perdagangan internasional yang masih dalam proses perundingan. Yakni, Perdagangan Bebas Indonesia-Negara Arab di Teluk (I-GCC FTA), Asean-Canada FTA, Indonesia-Turkiye PTA, Indonesia-Sri Lanka PTA, dan Indonesia-Mercosur CEPA.

"Nah ini yang sudah berjalan. Tadi saya sampaikan bahwa kita juga sekarang mulai masuk ke Afrika. Mudah-mudahan paling tidak tahun ini sudah mulai pendekatan ke negara Afrika," tutur Budi.

Kinerja Ekspor Semester I/2025 Lampaui Target
Dalam kesempatan sama, Budi menyampaikan, Indonesia berhasil mencatatkan surplus neraca perdagangan Juni 2025 senilai US$4,10 miliar.

Adapun akumulasi surplus semester I/2025 tercatat mencapai US$19,48 miliar, atau lebih tinggi daripada semester I/2024 senilai US$15,58 miliar.

"Surplus (semester I/2025) tersebut berasal dari surplus nonmigas US$28,31 miliar dan defisit perdagangan migas sebesar US$8,83 miliar," ucapnya.

Baca Juga: Neraca Perdagangan Juni 2025 Surplus US$4,10 M

Dari laporan tersebut, diketahui realisasi ekspor Indonesia berhasil menyentuh US$135,41 miliar yang terdiri dari ekspor migas sebesar US$7,02 miliadan ekspor nonmigas sebesaUS$128,38 miliar. Sehingga total pertumbuhan ekspor periode ini naik 7,70% (ctc), ekspor migas turun -11,04% (ctc), dan nonmigas tumbuh 8,96% (ctc).

Budi mengaku, hasil kinerja ekspor nasional pada semester I/2025 merupakan pertumbuhan positif. Ia pun optimis target ekspor tahunan sebesar 7,1% bisa tercapai.

"Kinerja ekspor nasional pada semester I/2025 telah menunjukkan pertumbuhan yang positif yang menunjukkan sinyal kuat bagi pencapaian target ekspor tahunan 7,10% dan dalam semester I ini bisa tercapai 7,70%," tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar