08 Juli 2025
14:05 WIB
Perluas Pasar Ekspor, RI Sasar Afrika Lewat Pelatihan Dan Promosi Dagang
Indonesia mendorong perluasan pasar ekspor ke Afrika. Langkah ini didorong melalui South-South and Triangular Cooperation (SSTC) on Trade And Investment Promotion For African Countries 2025.
Penulis: Erlinda Puspita
Editor: Khairul Kahfi
Wamendag Dyah Roro Esti Widya Putri (tengah) bersama para delegasi dari tujuh negara di kawasan Afrika dalam acara SSTC on Trade And Investment Promotion For African Countries 2025 di Kantor PPEJP, Jakarta Barat, Selasa (8/7). Validnews/Erlinda PW
JAKARTA - Wamendag Dyah Roro Esti Widya Putri mengungkapkan, saat ini Indonesia terus memperluas akses pasar ekspor menuju pasar nontradisional, salah satunya kawasan Afrika. Upaya yang dilakukan untuk memperluas pasar ke kawasan ini juga dilakukan melalui pelatihan dan promosi perdagangan.
Adapun upaya ini dilakukan melalui South-South and Triangular Cooperation (SSTC) on Trade And Investment Promotion For African Countries 2025. Program ini merupakan hasil kerja sama Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP), Kemensetneg, Kemenlu, dan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM.
Roro menjelaskan, SSTC on Trade And Investment Promotion For African Countries 2025 memberikan kesempatan Indonesia sekaligus negara-negara kawasan Afrika untuk saling mempelajari peluang ekspor dan impor antarsesama negara.
"Niat kita adalah bagaimana kita mendorong kerja sama. Tapi selebihnya sifatnya training baik impor maupun ekspor. African Region ini merupakan wilayah yang sangat menarik. Kita juga bisa mengedepankan perdagangan yang berbasis mutual benefit (saling menguntungkan)," katanya di Jakarta, Selasa (8/7).
Baca Juga: Eximbank Bersama Sejumlah Duta Besar Indonesia Perluas Pasar Ekspor Ke Afrika
Dalam pelatihan ini, selain mempelajari peluang pasar bagi masing-masing negara, Roro juga membeberkan akan ada tindaklanjut dari perjanjian dagang Indonesia dengan beberapa negara dari kawasan Afrika, seperti dengan Mozambik melalui Mozambique Preferential Trade Agreement (PTA) yang telah berlaku sejak 2022.
Selain itu, juga perjanjian dagang antara Indonesia dengan Tunisia melalui Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (PTA) yang dibahas sejak 2018.
Roro meyakini, pelatihan dan kerja sama perdagangan dengan beberapa negara nontradisional ekspor ini bisa menjadi penguat hubungan Indonesia dengan negara-negara di Afrika.
"Ini juga merupakan salah satu fondasi untuk mempererat hubungan bilateral maupun perdagangan dengan kawasan Afrika," imbuh Roro.
Adapun negara-negara yang terlibat dalam acara South-South and Triangular Cooperation (SSTC) on Trade And Investment Promotion For African Countries 2025, antara lain, Kamerun, Ghana, Kenya, Mauritius, Rwanda, Tanzania, dan Tunisia. Kemudian ada juga Observing Country yaitu Afrika Selatan.
Baca Juga: Dorong Produk RI Tembus Pasar Afrika, LPEI Beri Fasilitas Pembiayaan Ekspor
Berdasarkan pemaparan Kemendag, perdagangan antara Indonesia dengan Afrika di 2024 mengalami pertumbuhan 7,4% dengan total transaksi mencapai US$2,4 miliar. Transaksi tersebut terdiri dari ekspor sebesar US792 juta dan impor sebesar US$1,6 miliar.
Sementara itu, komoditas unggulan ekspor Indonesia ke Afrika antara lain minyak kelapa sawit, mesin, kendaraan, produk karet, dan kertas. Sebaliknya untuk impor utama dari Afrika terdiri dari ferroalloy, bijih kromium dan mangan, serta aluminium, gula, dan bijih besi.