07 September 2024
08:37 WIB
Dorong Produk RI Tembus Pasar Afrika, LPEI Beri Fasilitas Pembiayaan Ekspor
LPEI memberikan fasilitas Penugasan Khusus Ekspor (PKE) Kawasan mencakup pembiayaan ekspor, bagi eksportir yang fokus membidik pasar kawasan Afrika.
Penulis: Aurora K MÂ Simanjuntak
LPEI atau Indonesia Eximbank memberikan fasilitas Penugasan Khusus Ekspor (PKE) Kawasan bagi para eksportir RI untuk mengakses pasar Afrika. Dok. LPEI
JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank memberikan fasilitas Penugasan Khusus Ekspor (PKE) Kawasan bagi para eksportir RI untuk mengakses pasar Afrika.
Plt Direktur Pelaksana Sekretariat Lembaga, Kepatuhan, dan Sumber Daya Manusia LPEI, T. Wahyu Prihadi Wibowo mengatakan, PKE Kawasan mencakup pembiayaan ekspor bagi eksportir yang fokus membidik kawasan Afrika.
Itu termasuk negara-negara di Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah. Adapun yang mendapatkan pengecualian, yaitu negara-negara yang mendapat perhatian khusus.
"Sebagai bagian dari upaya peningkatan ekspor ke negara-negara non tradisional khususnya kawasan Afrika, pemerintah melalui LPEI memiliki fasilitas Penugasan Khusus Ekspor (PKE) Kawasan," ujar Wahyu dalam keterangan resmi, Jumat (6/9).
Baca Juga: Produk Tas Kulit Lokal Buatan Tangan Tembus Ekspor 10 Negara
Wahyu menyampaikan, selain meningkatkan daya saing produk-produk Indonesia di pasar Afrika, PKE Kawasan bertujuan memberikan perlindungan kepada eksportir dari berbagai risiko yang berkaitan dengan perdagangan internasional.
Dia menjelaskan, fasilitas tersebut bertujuan memberikan pembiayaan untuk transaksi atau proyek yang secara komersial sulit diwujudkan, namun dipandang strategis oleh pemerintah guna mendukung kebijakan ekspor nasional.
"LPEI berkomitmen untuk terus mendukung eksportir dalam mengakses pasar Afrika melalui penyediaan Pembiayaan Ekspor dan Asuransi Kredit Perdagangan atau Trade Credit Insurance (TCI)," kata Wahyu.
Dia memaparkan, ada beberapa proyek yang telah difasilitasi oleh LPEI melalui program PKE Kawasan di Afrika. Itu mencakup pembiayaan ekspor pesawat CN-235 ke Senegal, pembiayaan pembangunan 3.950 unit Rumah Sosial di Aljazair oleh PT Wijaya Karya.
Kemudian, ekspor semen dan klinker ke Afrika Timur, serta ekspor ikan kaleng (sarden, makarel, dan tuna) ke Nigeria dan Ghana di Afrika Barat.
Wahyu menambahkan, LPEI telah melakukan kajian, dan menemukan bahwa komoditas seperti minyak sawit, otomotif, komponen otomotif, dan kayu lapis asal Indonesia memiliki potensi besar di pasar Afrika.
Baca Juga: LPEI: Kayu Hingga Furnitur Buka Peluang Ekspor Tinggi di Jateng
Ia pun mengaku optimis para pelaku usaha bisa lebih percaya diri menembus pasar Afrika dengan fasilitas dari LPEI. Di samping itu, menurutnya, Afrika juga menawarkan peluang pasar besar dengan pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan bagi eksportir Indonesia.
"Saatnya eksportir Indonesia memanfaatkan peluang ini untuk memperluas jangkauan dan memperkuat posisi di pasar global," tutup Wahyu.
Sebagai tambahan informasi, LPEI mencatat, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ekspor Indonesia ke Afrika mengalami pertumbuhan stabil dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sekitar 9,47% dalam 5 tahun terakhir.
Ada 5 negara tujuan utama ekspor Indonesia di Afrika, yaitu Mesir (37%), Kamerun (7,3%), Djibouti (7%), Afrika Selatan (6,1%), dan Nigeria (5,5%).
Kemudian, ada 5 komoditas ekspor terbesar RI ke Afrika, yaitu minyak hewani dan nabati, kertas dan produk kertas, sabun dan bahan pembersih, otomotif dan komponen otomotif, serta peralatan elektrikal.
Pada tahun 2023, nilai ekspor Indonesia ke Afrika mencapai US$6,88 miliar. LPEI mengeklaim akan berperan aktif mendukung 84 eksportir Indonesia untuk menembus pasar di 49 negara di Afrika.