23 Juli 2025
10:48 WIB
Perkuat Riset, Kemendag dan ERIA Jalin Kerja Sama
Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag bekerja sama dengan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) menyusun kebijakan perdagangan berbasis data dan riset.
Penulis: Erlinda Puspita
Acara penandatanganan kerja sama dengan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) di Jakarta, Selasa (22/7). Sumber: Kemendag
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menegaskan pentingnya riset berkualitas tinggi dalam mendukung terbentuknya kebijakan perdagangan Indonesia yang efektif dan akuntabel. Melalui riset yang berkualitas, kebijakan perdagangan dapat memiliki arah yang jelas.
Sebagai upaya memperoleh riset berkualitas, Kemendag pun melakukan kerja sama dengan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA). Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman atau MoU yang dilakukan oleh Kepala Badan Kebijakan Perdagangan, Rusmin Amin dan Direktur Operasional ERIA, Takayuki Yamanaka di Kantor Kemendag pada Selasa (22/7) dan disaksikan langsung oleh Mendag Budi.
"Kami mengapresiasi kesepakatan bersama yang sudah ditandatangani Kemendag dan ERIA. Kesepakatan bersama ini sekaligus menjadi langkah penting dalam peningkatan kualitas kebijakan perdagangan Indonesia, juga peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang perdagangan,” ujar Budi dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (23/7).
Baca Juga: Penyederhanaan Regulasi Ekspor Impor Untuk Hadapi Dinamika Global
Budi pun mendorong BK Perdag agar bisa memanfaatkan kerja sama ini semaksimal mungkin untuk menghasilkan lebih banyak riset perdagangan yang relevan dan berkualitas.
Riset-riset tersebut nantinya diharapkan bisa menjadi landasan dalam menyempurnakan berbagai kebijakan perdagangan yang sudah ada maupun merumuskan kebijakan baru di masa depan.
"Riset kita sebenarnya tidak ketinggalan. Mungkin terlupakan saja karena kesibukan tugas harian. Padahal, riset ini potensinya besar, seperti halnya perdagangan jasa yang potensinya besar, tetapi sering kalah terlihat dibandingkan perdagangan barang,” kata Mendag Busan.
Ia menambahkan, Indonesia membutuhkan kebijakan perdagangan berbasis data dan riset yang mendalam, serta mengadopsi sudut pandang komprehensif dalam menghadapi ekonomi global saat ini yang semakin kompleks.
"Riset adalah fondasi penting dalam mengambil kebijakan strategis seperti itu," ujar Budi.
Ia pun mencontohkan negara-negara maju seperti Tiongkok yang kemajuannya turut didukung dari riset.
"Syaa pernah membaca riset tentang pengembangan sektor agrikultur di Tiongkok yang sudah disusun secara terencana hingga tahun 2050," tambahnya.
Baca Juga: CIPS: Kebijakan Proteksionis Hambat Investasi Dan Ekspor RI
Lebih lanjut, Mendag Busan berharap, ERIA sebagai lembaga riset regional yang kredibel dan independen dapat terus berkolaborasi dengan BK Perdag dalam mendukung program prioritas Kemendag melalui beragam kegiatan.
Sementara itu, Presiden ERIA Tetsuya Watanabe menegaskan komitmen untuk terus mendukung Kemendag merumuskan kebijakan perdagangan yang adaptif, inovatif, dan berorientasi masa depan. Ia juga berharap kemitraan Kemendag dengan ERIA ini berkontribusi dalam pembangunan kawasan.
“ERIA berkomitmen untuk mendukung Kemendag dalam merumuskan kebijakan perdagangan yang aplikatif dan dapat mendukung prioritas perdagangan Indonesia dalam menghadapi dinamika global yang terus berubah. Kami berharap kemitraan ini dapat turut berkontribusi membangun kawasan yang lebih tangguh, kompetitif, dan terhubung,” ujar Watanabe.