24 Juni 2025
20:15 WIB
Perhitungkan Imbas Konflik Iran-Israel, Kemnaker Siapkan Mitigasi PHK
Kementerian ketenagakerjaan memastikan sudah merancang strategi mitigasi dalam menghadapi peluang PHK pada industri yang mengandalkan ekspor.
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Khairul Kahfi
Menaker Yassierli (tengah) dan Wamenaker Immanuel Ebenezer (kiri) dalam konferensi pers penyaluran bantuan subsidi upah (BSU) di Jakarta, Selasa (24/6/2025). Antara/Muzdaffar Fauzan
JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menegaskan, pihaknya telah menyiapkan strategi guna memitigasi potensi PHK imbas eskalasi konflik antara Iran-Israel.
Yassierli menyebut strategi tersebut dikhususkan untuk industri yang mengandalkan operasional ekspor dan kemungkinan terdampak oleh isu perekonomian dan konflik global yang saat ini terus berkembang.
"Kita sudah punya grand design untuk mitigasi PHK bagaimana kemudian program-program yang sifatnya spesifik," ujarnya mengutip dari Antara, Jakarta, Selasa (24/6).
Baca Juga: Ada Perintah Bentuk Satgas PHK, Menaker: Segera Ditindaklanjuti
Spesifik, Menaker menjelaskan strategi yang dimaksud hadir dalam bentuk program jaminan kehilangan pekerjaan (JKP) yang dari awal tahun sudah diperkuat supaya pekerja yang terkena PHK mendapatkan manfaat maksimal.
Selain itu, pihaknya juga siap memfasilitasi peningkatan kompetensi, serta membuka peluang lebih besar untuk mencari pekerjaan yang baru, dan secara konsisten menjalin koordinasi dengan lembaga terkait dan pemerintah daerah.
"Kondisi geopolitik global ini harus kita respons bersama-sama, karena ujungnya itu yang di hilir adalah Kementerian Ketenagakerjaan," tambahnya.
Baca Juga: Januari-April 2025 PHK Mencapai 24.036
Dalam kesempatan sama, Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Kemnaker Indah Anggoro Putri mengungkap, hingga pekan pertama Juni 2025, angka PHK di Indonesia sudah mencapai sekitar 30 ribu orang.
"Sekitar 30 ribuan (pekerja terdampak PHK) per akhir Mei sampai minggu pertama Juni," bebernya.
Kondisi Terbaru Konflik Iran-Israel
Sementara ini, konflik antara Iran-Israel masih terus berkobar sehingga menimbulkan berbagai spekulasi dan skenario mengenai dampak terhadap perekonomian global di berbagai sektor.
Sebelumnya melalui medsos Truth Social, akun terverifikasi Donald Trump mengumumkan gencatan senjata sepihak Iran-Israel pada Selasa (24/6) dini hari, waktu setempat.
Namun, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi sendiri sempat merespon secara hati-hati pengakuan gencatan senjata yang dilayangkan Trump.
Melalui media sosial X, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengatakan tidak ada kesepakatan mengenai gencatan senjata antara Iran dengan Israel, seperti yang dibicarakan oleh pihak Donald Trump.
Baca Juga: Gelombang PHK Buramkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi
Adapun pihak Iran menyebut baru akan menghentikan serangan balasan, asalkan Israel menghentikan serangan udara terhadap wilayah Iran mulai pukul 04.00 pagi waktu Teheran.
Namun rudal yang diluncurkan Iran pada Selasa pagi ke Pangkalan Militer Amerika Serikat di Qatar, disebut Israel sebagai tanda pelanggaran gencatan senjata yang diumumkan Donald Trump sebelumnya.
Sementara Korps Garda Revolusi Islam Iran (IGRC), yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut menyebut langkah yang dilakukan sebagai pesan langsung kepada Washington dan sekutunya.
Akibatnya, Menteri Pertahanan Israel Israel Katz, kembali menginstruksikan militer Israel untuk melancarkan serangan balasan ke Teheran.