26 Mei 2025
10:04 WIB
Percepat SDGs, Airlangga Dorong Komunitas Bisnis Berinvestasi Infrastruktur Berkelanjutan
Menko Ekonomi Airlangga Hartarto memproyeksikan ekonomi hijau Indonesia akan berkontribusi rata-rata 6,1% sampai 6,5% per tahun terhadap pertumbuhan PDB Indonesia hingga tahun 2050.
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Khairul Kahfi
Menko Ekonomi Airlangga Hartarto. Dok Kemenko Ekonomi
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong para komunitas bisnis, baik domestik maupun internasional untuk mulai berinvestasi pada berbagai proyek infrastruktur Indonesia, dengan tujuan mengakselerasi pencapaian SDG’s di 2030.
Menurutnya, langkah tersebut dapat mendukung pencapaian SDG’s pemerintah yang terus berupaya menciptakan pertumbuhan ekonomi lebih kuat, inklusif, dan ramah lingkungan, salah satunya dengan transformasi ekonomi hijau.
“Transformasi ekonomi hijau Indonesia menekankan ekonomi rendah karbon dan sirkular, ekonomi biru, serta transisi energi. Upaya ini diproyeksikan akan berkontribusi pada pertumbuhan PDB rata-rata 6,1% sampai 6,5% per tahun hingga tahun 2050,” ujarnya dalam 'The Tri Hita Karana Inaugural Global Business Summit on Belt and Road Infrastructure Investment for Better Business, Better World, and Sustainable Development Goals', Jakarta, Minggu (25/5).
Baca Juga: Mengejar Sasaran 8% Dengan Andalkan Hijau
Pada kesempatan sama, dirinya juga mengungkap progres dan pencapaian Indonesia terhadap target SDG’s secara lebih terukur, utamanya mengenai capaian 62% target SDG’s yang mencerminkan kemajuan di berbagai bidang seperti penanggulangan kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan.
Dia menegaskan, Indonesia juga berkomitmen untuk mencapai net zero emissions pada 2060.
Untuk itu, pemerintah berencana membangun kapasitas energi terbarukan sebesar 75 gigawatt dalam 15 tahun ke depan, termasuk tenaga surya, hidro, panas bumi, dan nuklir, serta berupaya mengatasi kendala keuangan, regulasi, dan komunitas untuk mempercepat transisi energi.
“Indonesia tengah mempercepat proses hilirisasi komoditas utama untuk meningkatkan nilai tambah dalam rantai pasokan ini dan menciptakan daya saing industri. Contohnya, industri nikel yang tengah dikembangkan untuk mendukung ekosistem electric vehicle, serta meningkatkan produksi baja tahan karat,” imbuhnya.
Pertumbuhan Inklusif Ekonomi Digital
Selain ekonomi hijau, Airlangga juga mengatakan, ekonomi digital Indonesia diproyeksi mencapai US$146 miliar pada tahun 2025, didorong oleh pertumbuhan pesat dalam artificial intelligence, fintech, dan infrastruktur digital.
Dirinya juga menyorot laporan Google, Temasek, dan Bain & Company yang mengungkap bahwa e-commerce terus mendominasi, dengan nilai barang dagangan kotor (GMV) sebesar US$90 miliar pada 2024. Karena itu, pemerintah terus mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui program KUR.
Pada 2025, pemerintah menetapkan target Rp300 triliun untuk penyaluran KUR, mencerminkan tingginya permintaan pembiayaan terjangkau di sektor tersebut.
“Presiden Prabowo juga menargetkan dalam tiga tahun ini kita dapat mencapai pertumbuhan ekonomi 8%, dan kita menargetkan untuk menciptakan 1,8 juta lapangan kerja hijau pada tahun 2030,” tambahnya.
Baca Juga: Bappenas Ungkap Peluang Lapangan Kerja Sektor Ekonomi Hijau
Dengan kondisi perkembangan berbagai latar belakang yang ada, pemerintah mengimbau para komunitas bisnis untuk melakukan beberapa hal. Di antaranya berinvestasi dalam infrastruktur berkelanjutan yang sejalan dengan komitmen SDGs Indonesia, berkolaborasi dalam inisiatif ekonomi hijau, termasuk proyek energi terbarukan dan ekonomi sirkular.
Dirinya berharap, berbagai pihak dan pemangku kepentingan dapat bersama-sama membangun lingkungan bisnis dan dunia yang lebih baik untuk kesejahteraan masyarakat di tanah air.
“Komunitas bisnis juga diharapkan dapat mendukung transformasi digital dengan berinvestasi dalam infrastruktur dan layanan digital, terlibat dalam industri hilir untuk meningkatkan nilai tambah dan ketahanan industri, serta berpartisipasi dalam program perlindungan sosial untuk memastikan pertumbuhan inklusif dan keberlanjutan,” pungkasnya.