08 Mei 2025
20:28 WIB
Bappenas Ungkap Peluang Lapangan Kerja Sektor Ekonomi Hijau
Masuk dalam rancangan RPJMN 2025-2029, ada sejumlah tantangan dalam merealisasikan target program green job dalam ekonomi hijau.
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Fin Harini
Deputi Bidang Pangan, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kementerian PPN/ Bappenas Leonardo Adypurnama Teguh Sambodo dan Perwakilan Khusus Inggris Raya untuk Sektor Iklim Rachel Elizabeth Kyte, Jakarta, Kamis (8/5). ValidNewsID/Siti Nur Arifa
JAKARTA - Deputi Bidang Pangan, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kementerian PPN/ Bappenas Leonardo Adypurnama Teguh Sambodo angkat bicara mengenai peluang penciptaan lapangan kerja di sektor ekonomi hijau (green jobs).
Teguh mengatakan, pengembangan mengenai hal tersebut sudah tertuang dalam RPJMN 2025-2029, dengan harapan dapat menjadi awal dari penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan di Indonesia.
"Bappenas baru saja meluncurkan peta jalan pengembangan tenaga kerja hijau nasional di Indonesia pada 29 April 2025. Ini memang masih awal, namun dengan peta jalan yang ada kita berharap dapat menarik minat lebih banyak pihak dari sektor swasta," ungkap Teguh dalam agenda Dialog Publik Pembangunan Rendah Karbon di Jakarta, Kamis (8/5).
Mengulik rancangan yang dimaksud dalam RPJMN 2025-2029, setidaknya terdapat delapan sektor prioritas, mulai dari energi terbarukan hingga ekonomi sirkular yang dinilai memiliki potensi besar dalam mendukung transformasi ekonomi rendah karbon dan penciptaan pekerjaan hijau berkualitas.
Baca Juga: Tahun Ini, Indonesia Punya 4 Juta Tenaga Kerja Hijau
Sementara ini di tahun 2025, Bappenas memperkirakan jumlah tenaga kerja hijau di Indonesia sudah mencapai 4 juta orang atau 2,7% dari total tenaga kerja. Jumlah tersebut, harapannya dapat meningkat menjadi lebih dari 5,3 juta orang atau 3,14% pada 2029, mengacu pada skenario pertumbuhan ekonomi tinggi.
Di saat bersamaan, ada sebanyak 56 juta pekerjaan di tahun 2025 yang berpotensi masuk dalam kategori pekerjaan ekonomi hijau (green jobs), jumlah tersebut juga diyakini meningkat menjadi 72 juta di tahun 2029.
Meski demikian, Teguh juga mengungkap upaya mengembangkan pekerjaan ekonomi hijau di Indonesia masih dihadapkan oleh sejumlah tantangan, utamanya mengenai terbatasnya keahlian dan keterampilan untuk memenuhi standar yang ada.
"Keterbatasan keterampilan jadi tantangan bagaimana kita dapat memastikan bahwa pekerjaan hijau dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang produktif," imbuhnya.
Sebab itu, Teguh mengatakan pihaknya akan menggalang kolaborasi dengan para pemangku kepentingan untuk mewujudkan target yang ada. Salah satunya dengan menetapkan standar untuk setiap keterampilan yang dapat diklasifikasikan dalam jenis pekerjaan di sektor ekonomi hijau.
Belajar dari Inggris
Hadir dalam kesempatan, Perwakilan Khusus Inggris Raya untuk Sektor Iklim Rachel Elizabeth Kyte mengungkap kedatangannya ke Indonesia bertujuan untuk membagi strategi atas keberhasilan Inggris dalam mewujudkan sektor lapangan kerja di bidang ekonomi hijau.
Dirinya mengakui, praktek pekerjaan sektor hijau di Inggris sudah jauh lebih maju di mana ekonomi hijau tumbuh 10 kali lebih cepat daripada ekonomi konvensional.
"Kami telah mengumpulkan investasi hampir mencapai £50 miliar investasi sejak 4 Juli tahun lalu untuk teknologi penyimpanan dan penangkapan karbon (CCS), untuk energi hijau dan teknologi digital yang memungkinkan banyak orang mendistribusikan tenaga dengan lebih efisien. Itu baru permulaan dan masih banyak yang harus kami lakukan," ujarnya.
Namun, Rachel juga menegaskan bahwa untuk mewujudkan hal tersebut bukan sesuatu yang mudah, lantaran prakteknya harus diakui tidak memunculkan keuntungan yang besar dari segi materi bagi negara.
Baca Juga: Pemerintah: Kami Sering Kedatangan Investasi Energi Bersih
Meski demikian, Rachel menegaskan sejumlah pemimpin negara sudah memiliki komitmen sendiri terkait program yang dimaksud, termasuk di antaranya menjadikan ekonomi hijau dan penciptaan lapangan kerja di bidang tersebut sebagai target utama pembahasan dalam berbagai forum, salah satunya G20.
"Di G20 kita duduk dan hadapi bersama, berdamping, seperti Inggris dan Indonesia," ujar Rachel.
Sejalan dengan Rachel, Teguh kembali menegaskan, pemerintah juga sedang berupaya untuk merealisasikan target penciptaan lapangan kerja hijau dengan belajar dari keberhasilan Inggris.
"Harapannya kita dapat mengikuti keberhasilan Inggris dalam mempromosikan lapangan pekerjaan hijau di Indonesia," pungkas Teguh.