c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

14 Mei 2024

21:00 WIB

Perbankan Lirik Paylater, OJK-Pengamat: Perusahaan Pembiayaan Tetap Jaya

Berdasarkan data OJK, outstanding piutang pembiayaan dari perusahaan pembiayaan paylater per Maret 24 sebesar Rp6,13 triliun.

Penulis: Fitriana Monica Sari

<p>Perbankan Lirik <em>Paylater</em>, OJK-Pengamat: Perusahaan Pembiayaan Tetap Jaya</p>
<p>Perbankan Lirik <em>Paylater</em>, OJK-Pengamat: Perusahaan Pembiayaan Tetap Jaya</p>

Ilustrasi Paylater. Shutterstock/Jasni

JAKARTA - Potensi besar yang dimiliki Buy Now Pay Later (BNPL) alias paylater membuat banyak industri perbankan kini melirik. Bahkan, sebagian besar perbankan juga sudah terjun langsung ke dalam bisnis paylater

PT Bank Central Asia Tbk atau BCA (BBCA), misalnya, yang menyampaikan bahwa jumlah nasabah layanan paylater telah mencapai sekitar 89 ribu pengguna hingga kuartal I/2024, atau tumbuh 70% dari posisi Desember 2023.

Dari sisi jumlah outstanding pinjaman juga terjadi kenaikan. Tercatat, dari Rp115 miliar di Desember 2023 menjadi Rp185 miliar di Maret 2024. Artinya, jumlah tersebut naik 61% jika dibandingkan dengan akhir tahun 2023. 

Lantas, bagaimana dengan nasib perusahaan multifinance atau pinjaman online (pinjol) yang telah lebih dulu menggarap paylater?

Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Nailul Huda mengatakan bahwa dengan ekosistem perbankan yang semakin digital, akan cukup menarik melihat BNPL ke depan.

"Dahulu, memang BNPL dari perusahaan multifinance yang lebih fleksibel dan didukung oleh ekosistem digital dan perdagangan yang komplit. Bank juga ternyata menawarkan kemudahan akses. Bahkan, penggunaannya seperti kartu kredit dan bisa transaksi di mana saja. Ini yang menjadi keunggulan dari BNPL perbankan," kata Huda kepada Validnews, Selasa (14/5).

Baca Juga: Paylater, Fitur Favorit Generasi Z

Kendati demikian, Huda menyebutkan salah satu kelemahan yang ada pada akun perbankan yang dimiliki karena salah penilaiannya ada di historis transaksi keuangan.

Sementara itu, BNPL dari multifinance tidak perlu. Dengan demikian, BNPL multifinance ataupun dari pinjol bisa lebih fleksibel dan lebih murah pengurusan administrasinya.

"Melihat pasar yang banyak adalah unbanked dan underbanked society, saya rasa BNPL Multifinance/Pinjol akan lebih unggul," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman menyampaikan bahwa perusahaan pembiayaan yang melayani program paylater terus mencatatkan peningkatan performa, meskipun industri perbankan ikut ambil bagian dalam masuk ke dalam area tersebut.

Berdasarkan data OJK, outstanding piutang pembiayaan dari perusahaan pembiayaan paylater per Maret 24 sebesar Rp6,13 triliun.

"Outstanding piutang pembiayaan dari perusahaan pembiayaan yang bergerak di bidang BNPL ini per Maret 24 tercatat sebesar Rp6,13 triliun, angka ini meningkat 23,90% secara tahunan (year on year/yoy)," ujar Agusman saat sesi tanya jawab dalam konferensi pers secara virtual, Senin (13/4).

Baca Juga: Pengguna Paylater Kredivo dari Luar Jawa Naik 37% Selama Ramadan 2024

Kemudian, lanjut dia, kualitasnya dari segi pembiayaan ini dengan NPF Gross sebesar 3,15% dan secara netto NPF Nett sebesar 0,59%.

OJK melihat bahwa kinerja dan pertumbuhan BNPL yang dilakukan oleh perusahaan pembiayaan ini tampaknya akan terus meningkat. Hal ini seiring dengan meningkatnya penggunaan teknologi yang bisa memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari secara online.

"Jadi tidak ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa perusahaan pembiayaan meninggalkan sistem BNPL ini karena perbankan juga masuk di area itu," tegas dia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar