c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

16 Desember 2024

19:11 WIB

Pentingnya Agroforestri Pada Perkebunan Kakao

Konsep agroforestri memiliki sejumlah keunggulan, dan dinilai mampu meningkatkan produktivitas kakao di Indonesia.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Pentingnya Agroforestri Pada Perkebunan Kakao</p>
<p id="isPasted">Pentingnya Agroforestri Pada Perkebunan Kakao</p>

Koordinator Fungsi Industri Pengolahan Susu dan Minuman Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Riris Marito dalam Workshop 'Mendorong Lanskap Agroforestri Kakao Berkelanjutan' yang dipantau secara daring, Senin (16/12). ERLINDA PW

JAKARTA - Koordinator Fungsi Industri Pengolahan Susu dan Minuman Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Riris Marito menyatakan saat ini sudah banyak industri kakao dalam negeri yang tutup, karena kekurangan pasokan bahan baku. Padahal menurutnya, industri kakao memiliki potensi dan pertumbuhan yang cukup besar di masa depan.

Riris menilai, perlu ada perbaikan dalam budidaya perkebunan kakao yang dilakukan pemerintah, swasta atau industri, petani, akademisi, dan berbagai Kementerian/Lembaga (K/L) yang terlibat. Sehingga bisa menjadikan posisi Indonesia sebagai salah satu produsen kakao di peringkat atas lagi.

"Saat ini posisi Indonesia sebagai produsen (kakao) memang di posisi ketujuh yang sebelumnya ke empat. Ini menjadi PR kita bersama bahwa ada hal-hal yang harus diperbaiki bersama untuk mengembalikan agar kakao indonesia bisa kembali minimal ke posisi keempat," ucap Riris dalam Workshop 'Mendorong Lanskap Agroforestri Kakao Berkelanjutan' yang dipantau secara daring, Senin (16/12).

Baca Juga: Petani Kakao Didorong Terapkan Agroforestri

Jumlah industri kakao yang terpaksa tutup sejauh ini menurut Riris sudah mencapai 9 industri. Padahal sebelumnya industri kakao dalam negeri ada 20, sehingga saat ini tersisa 11 industri kakao yang masih berproduksi.

Ia pun berharap agar penurunan tidak terus terjadi. Begitu pun dengan penurunan utilisasi kakao yang saat ini sudah di 60%.

Head Sustainability Barry Callebaut, Maria Benedikta menyampaikan mayoritas petani kakao di Indonesia, khususnya di Sulawesi, memiliki kurang dari 40 pohon kakao. Hal ini merupakan temuan dari program Cocoa Life yang dijalankan Barry Callebaut pada 2023. Sedangkan sisanya merupakan tanaman lain yang tidak terlalu banyak.

Sama halnya dengan yang disampaikan Nature Based Solution Country Lead, PUR PROJECT, Arif Kurniawan yang menyebutkan 90% petani kakao di Indonesia merupakan petani kecil yang hanya memiliki luas lahan hanya sekitar 2-5 hektare (ha).

"Rata-rata petani kakao mengolah lahan yang rendah, beberapa pohon juga sudah cukup tua. Ada juga yang prosentase signifikan terdampak dari perubahan iklim sehingga banyak petani kakao yang mengalami penurunan penghasilan," jelas Arif.

Kelebihan Agroforestri
Adanya kondisi-kondisi tersebut, maka ketiga pihak sepakat untuk mendorong konsep agroforestry yang menggabungkan aktivitas pertanian dengan kehutanan. Dengan demikian, petani kakao bisa memiliki pendapatan lain dari komoditas tanaman selain kakao.

Menurut Arif, beberapa kelebihan budidaya dengan konsep agroforestri antara lain, meningkatkan kesejahteraan petani, menyiapkan lahan menghadapi perubahan iklim, serta turut melindungi dan memulihkan lahan.

Baca Juga: Ikhtiar Mengembalikan Kejayaan Kakao Nusantara

"Agroforestri dapat menjadi solusi karena membantu kebun kakao lebih kuat dalam ketahanan sistem dan produksi, serta meningkatkan mata pencaharian petani," imbuhnya.

Riris menambahkan, dari pihak Kemenperin pun telah menyiapkan Cocoa Doctor yang dilatih untuk mendukung dan mengedukasi petani terkait konsep agroforestri. Hal ini sejalan dengan langkah Cocoa Life yang memiliki konsep agroforestri untuk diedukasi pada masyarakat.

"Pada prinsipnya sama, yakni peningkatan sumber daya manusia untuk menerapkan good agriculture practice (GAP), menerapkan supaya menjaga lahan sustain, bagaimana supaya berkelanjutan, itu yang memang terus dijaga supaya para petani petani yang menjadi mitra offtaker paham bahwa lahan-lahan ini harus berkelanjutan," tutup Riris.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar