c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

16 Juli 2024

18:38 WIB

Pengusaha Gusar Rupiah Masih Kisaran Rp16 Ribu Per Dolar AS

Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani gusar rupiah masih Rp16 ribu per dolar AS. Apindo terus mendukung pemangku kepentingan agar bisa menurunkan level rupiah di bawah Rp16 ribu.

Penulis: Khairul Kahfi

<p>Pengusaha Gusar Rupiah Masih Kisaran Rp16 Ribu Per Dolar AS</p>
<p>Pengusaha Gusar Rupiah Masih Kisaran Rp16 Ribu Per Dolar AS</p>
Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani usai melaksanakan audiensi Apindo dengan Menko Perekonomian RI, Jakarta, Selasa (16/7). Validnews/Khairul Kahfi

JAKARTA - Pengusaha masih gusar dengan level rupiah hari ini yang masih bertengger di kisaran Rp16 ribuan per dolar AS.

Oleh karena itu, Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani terus mendukung pemangku kepentingan agar bisa menurunkan level rupiah di bawah Rp16 ribu.

“Saya rasa, kalau nyaman (level rupiah Rp16 ribuan), enggak nyaman kita. Apindo tuh sebenarnya melakukan survei roadmap, di dalamnya itu jelas kita dari pelaku usaha sih tentu saja permintaannya di bawah itu,” katanya menjawab wartawan ketika ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (16/7).

Pada Roadmap Perekonomian Apindo 2024-2029, dunia usaha berpandangan sekitar 58% menilai kurs rupiah tidak kompetitif dan 50% menilai suku bunga kredit saat ini kurang memadai. Meski keadaan makroekonomi RI pengusaha nilai masih cenderung stabil.

Mengutip Bloomberg, pada 16 Juli 2024, dolar AS terpantau menguat terhadap rupiah Indonesia. Dolar AS lanjut terapresiasi ke level Rp16.198 atau naik 0,14% yang setara Rp28 dibanding sehari sebelumnya. Prediksinya, pergerakan dolar AS-rupiah hari ini akan berada di rentang 16.191-16.217.

Baca Juga: Rupiah Ditutup Melemah ke Rp16.170, Ini Biang Keroknya

Selain level kurs rupiah yang melemah dalam, Shinta berharap, agar rupiah tidak mengalami volatilitas yang ekstrem karena akan sangat mengganggu kegiatan bisnis terkait. 

“Kami apresiasi pemerintah yang terus mencoba untuk mengendalikan daripada nilai tukar. Tapi ya memang, kita harus menjaga, kalau bisa di level di bawah Rp16 ribu (per dolar AS), ya tentu saja akan lebih baik,” ujarnya.

Pengusaha pun merespons positif stabilitas nilai tukar rupiah saat ini yang cukup stabil di kisaran Rp16 ribu per dolar AS. Namun dirinya belum optimistis level rupiah saat ini menggambarkan kesetimbangan atau ekuilibrium baru.

“(Namun) bukan berarti kita sudah aman di angka Rp16 ribu, makanya kita harus jaga,” urainya.

Karena itu, dia mengajak semua pihak untuk tetap berhati-hati terhadap kondisi dinamika ekonomi yang bisa berubah secara tiba-tiba. Utamanya berkaitan pergerakan di Amerika Serikat maupun kebijakan moneter The Fed.

“Bukan hanya (situasi) Indonesia yang menentukan… Jadi hati-hati, karena kondisi di Amerika nanti bakal seperti apa, Fed rate-nya bakal seperti apa, itu juga akan pengaruh lagi (ke pergerakan rupiah),” tegasnya.

Harapan BI-Rate Turun
Ditanya soal suku bunga acuan, Shinta pun berharap, Bank Indonesia (BI) tidak menaikkan lagi kebijakan moneternya dengan kondisi ekonomi yang seperti sekarang ini. Kendati, Apindo juga memahami, kebijakan yang harus ditempuh tidak akan mudah untuk pemangku kebijakan jalani.

Saat ini BI masih mempertahankan BI-Rate pada level 6,25%. Adapun kebijakan baru mengenai kebijakan moneter akan dilaporkan kepada publik pada Rabu (17/7) di RDG-BI edisi Juli 2024

“Memang tidak mudah ya untuk pemerintah, karena mereka kan tetap harus melakukan intervensi, supaya terutama yang berkaitan dengan kondisi rupiah dan lain-lain yang sekarang kelihatan sudah mulai (membaik). Jadi harapan kami selalu sama seperti itu (kebijakan moneter akomodatif),” ucap Shinta.

Ditarik ke level global, Apindo juga terus memahami bahwa kebijakan moneter yang Indonesia tempuh hari ini merupakan imbas dari kondisi global maupun kebijakan The Fed. Apalagi isu yang disebut terakhir merupakan sentimen yang paling dominan menjadi determinan perubahan moneter RI.

“Masalahnya di Fed Rate kan (tinggi), jadi memang kita enggak bisa (menyalahkan) semata-mata hanya untuk pemerintah. Mereka sudah tahu posisi seperti apa dan pemerintah saya rasa mengambil kendali,” ujarnya.

Baca Juga: LPEM FEB UI: Inflasi Dan Rupiah Stabil, BI Perlu Tahan BI Rate

Terpisah, Ekonom Senior Chatib Basri memproyeksi, BI masih akan cenderung mempertahankan BI-Rate pada level yang saat ini berlaku. Meski hal ini akan berimplikasi pada likuiditas ketat masih akan berlangsung sampai dengan paruh kedua 2024. 

“Artinya, bahwa kita belum bisa melihat penurunan tingkat bunga (BI-Rate),” jelas Chatib.

Dampaknya terhadap kurs nilai tukar, kondisi yang sama Chatib yakini akan membuat indeks dolar AS melemah di tengah ekspektasi pasar terhadap penurunan Fed Fund Rate dalam beberapa bulan ke depan. 

“Sehingga ini yang menjelaskan mengapa exchange rate (kurs rupiah) kita mengalami penguatan dalam beberapa ratus basis poin beberapa waktu terakhir,” tambahnya. 

Di samping itu, dirinya juga mengapresiasi komitmen pemerintah saat ini dan baru yang kompak untuk menjaga keseimbangan fiskal RI ke depan pada pernyataan bersama kepada publik, yang dilakukan oleh Menkeu Sri Mulyani, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Gugus Tugas Sinkronisasi. 

Pihak terkait berkomitmen kuat untuk menjaga defisit fiskal APBN 2025 akan dijaga pada rentang 2,3-2,8% atau masih di bawah 3% seperti yang sudah dilakukan selama ini.

Statement ini memberi comfort kepada market bahwa desain dari kebijakan fiskal itu akan tetap dijaga. Itu yang memberikan rasa yang cukup nyaman bahwa deficit-nya bisa dijaga,” paparnya. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar