c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

24 Mei 2025

09:50 WIB

Penerimaan Kepabeanan Dan Cukai Tumbuh 4,4%

Bea keluar masih jadi satu-satunya jenis penerimaan kepabeanan dan cukai yang mengalami pertumbuhan didorong kenaikan harga CPO dan kebijakan ekspor konsentrat tembaga.

Penulis: Siti Nur Arifa

<p id="isPasted">Penerimaan Kepabeanan Dan Cukai Tumbuh 4,4%</p>
<p id="isPasted">Penerimaan Kepabeanan Dan Cukai Tumbuh 4,4%</p>

Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu menjelaskan realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai hingga akhir April 2025 dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi Mei di Jakarta, Jumat (23/5).

JAKARTA - Kementerian Keuangan melaporkan, penerimaan perpajakan APBN dari sisi kepabeanan dan cukai hingga akhir April mencapai Rp100 triliun, atau terealisasi 33,1% dari target Rp301,6 triliun di APBN 2025. Angka ini tumbuh 4,4% dari Rp95,7 triliun pada periode sama di tahun sebelumnya (year on year/yoy).

"Realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai tumbuh 4,4% year on year. Ini adalah realisasi Januari sampai dengan April, ada yang turun dan ada yang naik," ujar Wamenkeu Anggito Abimanyu dalam Konferensi APBN KiTa edisi Mei, Jumat (23/5).

Mendetail, Anggito mengungkap penerimaan bea masuk sudah mencapai Rp15,4 triliun atau sekitar 29,2% dari target APBN. Namun, nilai tersebut terkontraksi sekitar 1,9% dibandingkan penerimaan di tahun sebelumnya (yoy).

Baca Juga: Dirjen Bea Cukai Djaka Diminta Presiden Prabowo Mengawal Penerimaan Negara

Masih sama seperti kondisi di bulan-bulan sebelumnya, dia menjelaskan penurunan penerimaan bea masuk disebabkan oleh tidak adanya lagi impor komoditas pangan yang dilakukan pemerintah, mulai dari beras, jagung, dan gula.

"Penurunan ini bukan sesuatu hal yang signifikan karena memang kita tidak mengimpor beras, jagung, dan gula. Sehingga tidak ada aspek penerimaan biaya masuknya. Jadi itu hal yang positif," imbuh Anggito.

Dirinya menyebut, jika pengaruh impor komoditas pangan dihilangkan dari perhitungan, posisi penerimaan bea masuk bisa berada di posisi positif, dengan naik sebesar 4,3% (yoy).

Selanjutnya, terdapat penerimaan bea keluar yang sudah mencatatkan penerimaan sebesar Rp11,3 triliun, atau setara 253,1% dari target APBN. Penerimaan bea keluar ini juga mencatat pertumbuhan sebesar 95,9% dibandingkan penerimaan tahun sebelumnya (yoy).

Menurut Anggito, peningkatan bea keluar dipengaruhi oleh adanya kebijakan ekspor konsentrat tembaga, dan kenaikan harga CPO meskipun volume ekspor turun terutama ke India dan Amerika Serikat.

Lebih detail, kenaikan harga CPO yang dimaksud memang cukup signifikan, dari US$806 per metrik ton di tahun 2024 menjadi US$984 per metrik ton di tahun 2025.

Baca Juga: Kontraksi 3,2%, Setoran Bea Cukai Terkumpul Rp56,5 T Hingga Maret 2024

Terakhir, penerimaan cukai tercatat mencapai Rp73,2 triliun. Angka tersebut setara dengan 30% dari target yang ditetapkan dalam APBN. Meski demikian, nilai tersebut terkontraksi 1,4% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya (yoy), yang disebabkan oleh penurunan produksi hasil tembakau.

Terkait sektor cukai hasil tembakau, Anggito juga menjelaskan bahwa produksi SKM (sigaret kretek mesin) turun sebesar 3%, sedangkan SKR (sigaret kretek tangan) naik sebesar 3,8% sehingga berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja.

"Nanti pada waktunya akan dijelaskan berapa penyerapan tenaga kerja yang bisa ditampung dari kenaikan SKT," tutup Wamenkeu Anggito.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar