25 Maret 2024
11:42 WIB
Editor: Fin Harini
KULON PROGO - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan pembangunan Pelabuhan Tanjung Adikarto, baik pembangunan fisik fasilitas fungsional dan penunjang sudah mencapai 95%.
Penjabat Bupati Kulon Progo Ni Made Dwipanti Indrayanti di Kulon Progo, Senin (25/3), mengatakan, saat ini fasilitas pokok yang belum selesai adalah konstruksi pemecah ombak.
“Panjang pemecah ombak belum memenuhi kebutuhan panjang ideal, sehingga belum bisa dimanfaatkan untuk operasi kapal,” katanya dilansir dari Antara.
Kajian pemanfaatan Pelabuhan Perikanan Tanjung Adikarto untuk usaha terkait pariwisata dan budidaya telah rampung disusun pada 2023.
Senada, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo Trenggono mengatakan pengoperasian Pelabuhan Tanjung Adikarto terkendala pemecah ombak sebelah timur dan barat yang belum diperpanjang.
Baca Juga: Trenggono Dorong Kerja Sama Investasi Sektor Perikanan RI-Vietnam
"Hal utama adalah di muara pemecah ombak bebas dari sedimen pasir, sehingga kapal-kapal dapat masuk tanpa terhalang pasir," katanya.
Dia mengatakan, pada prinsipnya DKP Kulon Progo siap melaksanakan arahan kebijakan pimpinan baik untuk perikanan tangkap, budidaya ataupun kegiatan ekonomi lainnya melalui pemberdayaan masyarakat pesisir.
"Harapannya Pelabuhan Tanjung Adikarto segera dapat difungsikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Trenggono mengatakan, kewenangan pengelolaan Pelabuhan Tanjung Adikarto adalah DKP DIY. DKP Kulon Progo kewenangannya adalah pemberdayaan nelayan kecil.
"Perlu kami sampaikan bahwa Pelabuhan Tanjung Adikarto menjadi kewenangan DKP DIY," katanya.
Sebelumnya, ia mengatakan Pelabuhan Tanjung Adikarto ini mampu menampung 4.000 kapal. Selain itu, jika beroperasi menjadi pusat ekonomi baru karena membutuhkan sekitar 20 ribu pekerja di sektor perikanan.
"Harapan kami, Pelabuhan Tanjung Adikarto ini juga meningkatkan pendapatan asli daerah di sektor perikanan tangkap," katanya.
Baca Juga: KKP Pastikan Pemanfaatan Pasir Laut Di 7 Lokasi Untuk Domestik
Potensi Perikanan Tangkap di Kabupaten Kulon Progo cukup tinggi. Berdasarkan paparan Guru Besar Perikanan Kamisa dari UGM, bila Pelabuhan Tanjung Adikarto dapat dioperasionalkan maka produksi perikanan tangkap dapat mencapai 27.400 ton per tahun atau senilai Rp276 miliar per tahun dengan 400 kapal dan 5.000 nelayan setiap tahun melakukan aktivitas di Pelabuhan Tanjung Adikarto.
Melansir DKP Kulon Progo, wilayah laut Kabupaten Kulon Progo sangat potensial untuk beberapa ikan jenis pelagis besar seperti ikan Tuna, Cakalang, Tongkol, Tengiri dan Marlin.
Selain itu, letak Pelabuhan Tanjung Adikarto yang strategis karena berdekatan dengan Yogyakarta Interational Airport (YIA) sehingga potensi ekspor ikan segar ke berbagai negara.
Namun, pemanfaatan Pelabuhan Perikanan Tanjung Adikarto belum optimal karena panjang pemecah ombak yang ada saat ini belum mampu mengendalikan sedimentasi pasir di alur masuk dan kolam dermaga.
Hal ini yang menyebabkan kapal-kapal nelayan, baik perahu motor tempel dan sekoci tidak dapat masuk dan berlabuh. Adanya keterbatasan kewenangan di daerah maka penambahan panjang pemecah ombak maupun pengerukan tidak dapat dilaksanakan sehingga sampai saat ini PPP Tanjung Adikarto belum bisa dimanfaatkan bagi nelayan.