c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

25 Maret 2025

20:11 WIB

Pemerintah Yakini MBG Buka Lapangan Pekerjaan dan Kurangi Kemiskinan

Pemerintah meyakini berjalannya MBG mampu membuka lapangan pekerjaan untuk 3 juta orang, mulai dari petani hingga jasa logistik.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Pemerintah Yakini MBG Buka Lapangan Pekerjaan dan Kurangi Kemiskinan</p>
<p id="isPasted">Pemerintah Yakini MBG Buka Lapangan Pekerjaan dan Kurangi Kemiskinan</p>

Ilustrasi. Petugas menyiapkan paket makanan bergizi gratis (MBG) di dapur Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Cipulir, Jakarta, Selasa (14/1/2025). Antara/Rivan Awal Lingga

JAKARTA - Pemerintah menyebutkan, program Makan Bergizi Gratis (MBG) penting, mengingat ini menyentuh dua aspek kunci pembangunan sekaligus, yaitu peningkatan kualitas sumber daya manusia dan penciptaan lapangan kerja.

Dalam dokumen "Buku Ekonomi Kita Edisi Maret Volume 2", program MBG mampu memberikan asupan gizi yang cukup bagi anak sekolah setiap harinya. Dan di saat yang sama bisa membuka peluang ekonomi di sektor pangan, logistik, dan jasa pendukung lainnya.

Bahkan diperkirakan, program ini mampu menciptakan 3 juta lapangan pekerjaan, mulai dari petani, peternak, pengolah makanan, hingga pengantar makanan dan manajemen logistik.

"MBG tidak hanya bermanfaat bagi anak-anak penerima manfaat, tetapi juga menjadi penggerak roda ekonomi lokal dan nasional," tulis dalam dokumen tersebut, dikutip Selasa (25/3).

Baca Juga: Kementerian PU - BGN Berkongsi Bangun Dapur MBG

Badan Gizi Nasional (BGN) telah memetakan setiap 1 Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) atau dapur untuk MBG mampu menciptakan 1 orang pengusaha baru; 54 pekerja dapur permanen yang terdiri dari 13 orang kepala dapur, 11 tukang masak, ahli gizi, 1 admin, 11 koordinator lapangan, 5 orang tukang cuci, dan 4 orang pengemudi; lalu 27 orang pemasok pihak ketiga yang terdiri dari 5 orang produsen sayur dan buah, serta 22 petani.

Pemerintah juga mengklaim, apabila program MBG ini bisa berjalan dengan baik, maka angka kemiskinan mampu turun dari 9% menjadi 8%, bahkan hingga 5%. Selain itu, kesenjangan antarkelompok masyarakat juga mampu ditekan, seperti halnya akses pendidikan, kesehatan, pekerjaan, maupun pendapatan.

"Kesenjangan yang terlalu lebar juga bisa memicu ketidakpuasan sosial, memperlemah kohesi masyarakat, dan pada akhirnya menghambat stabilitas nasional, serta pertumbuhan ekonomi jangka panjang," lanjut isi dokumen tersebut.

Berdasarkan catatan Validnews, terkait pembangunan SPPG program MBG ini, Kepala BGN, Dadan Hindayana sempat berujar hingga 20 Maret 2025 belum ada sepeser pun anggaran APBN yang digunakan untuk pembangunan SPPG.

Ia mengatakan, seluruh SPPG yang beroperasi saat ini merupakan hasil kontribusi dari para mitra di seluruh Indonesia.

Baca Juga: SPPG Untuk MBG Baru Ada di 2 Kabupaten di Papua

Anggaran APBN baru akan digunakan untuk pembangunan SPPG pada Juli dan baru bisa beroperasi pada Agustus 2025. Dadan melaporkan, sampai saat ini sudah ada sekitar 1.000 SPPG yang beroperasi di 38 provinsi di seluruh Indonesia.

Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara melaporkan realisasi anggaran program MBG per 12 Maret 2025 telah mencapai Rp710,5 miliar untuk 2.053.248 orang penerima.

"Realisasi anggaran dari pelaksaan program Makan Bergizi Gratis ini, sampai dengan tanggal 12 Maret 2025, pencairan anggaran telah mencapai Rp710,5 miliar dan sesuai laporan ini telah menjangkau penerima manfaat sebanyak lebih dari 2 juta orang," kata Suahasil dalam konferensi pers APBN Kita Edisi Februari 2025 di Jakarta, Kamis (13/3).

Rinciannya, jumlah penerima manfaat MBG sebanyak 2 juta orang terdiri dari pra SD sebanyak 111.127 orang, SD/MI sebanyak 912.023 orang, SMP/MTS sebanyak 578.465 orang. Kemudian, lanjut dia, SMA/MA/SMK sebanyak 424.145 orang, Ponpes sebanyak 10.681 orang, dan SLB sebanyak 4.548.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar