c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

01 Juli 2024

18:41 WIB

Pemerintah Harus Bangun Pipa Transmisi Untuk Masifkan Jargas Di IKN 

Pipa gas transmisi harus dibangun sepanjang 30 km melalui ruas Weilawi-Balikpapan-Bontang dengan cost yang kurang dari US$50 juta.

Penulis: Yoseph Krishna

<p>Pemerintah Harus Bangun Pipa Transmisi Untuk Masifkan Jargas Di IKN&nbsp;</p>
<p>Pemerintah Harus Bangun Pipa Transmisi Untuk Masifkan Jargas Di IKN&nbsp;</p>

Pekerja menyelesaikan pembangunan jalan di istana presiden Ibu Kota Nusantara (IKN), Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (12/2/2024). Antara Foto/Rivan Awal Lingga

JAKARTA - Praktisi Minyak dan Gas Bumi Hadi Ismoyo menilai langkah pemerintah untuk melancarkan program jaringan gas bumi (jargas) di Ibu Kota Nusantara (IKN) merupakan ide yang cemerlang.

Namun demikian, dirinya mengatakan pemerintah wajib menyiapkan pipa gas transmisi dari Pipa Gas Eastkal System menuju IKN yang membentang sepanjang 30 km lewat ruas Weilawi-Balikpapan-Bontang.

Dalam hal ini, PT PGN Tbk harus merogoh kocek lagi guna membangun jaringan transmisi gas, termasuk pipa rambut ke end user. Meski begitu, cost yang dikeluarkan ia yakini tak begitu besar karena jarak yang hanya 30 km.

"Karena jarak IKN hanya 30 km dari Pipa Gas EastKal System, cost yang harus dikeluarkan tidak terlalu mahal. Estimasi kasar tidak lebih dari US$50 juta," jelas Hadi kepada Validnews, Senin (1/7).

Untuk jangka pendek, Hadi menilai jargas di IKN dapat menggunakan sumber gas dari EastKal System Weilawi-Balikpapan-Bontang. Tetapi, discovery di Geng North juga dapat digunakan jika kebutuhan gas mencapai 100 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Pasalnya, Geng North yang terletak sekitar 60 km di timur Kota Samarinda sudah didesain untuk masuk jaringan gas EastKal lewat jalur laut. Bahkan, kekuatan Geng North bisa mencapai 1.000 MMSCFD.

Baca Juga: Program Jargas Sepi Peminat, Ini Sebabnya

Karena itu, PT PGN Tbk harus berkoordinasi dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) guna men-supply gas ke ibu kota baru.

"Pipa Gas EastKal System ini milik SKK Migas dan KKKS. Tentu PGN perlu berbicara dengan SKK terkait hal ini untuk supply gas ke IKN," kata dia.

Hadi memperkirakan kebutuhan gas untuk IKN bisa sangat besar apabila penggunaannya ditujukan bagi power plant, jaringan gas untuk hotel, restoran, dan kafe (horeka), jargas untuk pusat bisnis dan real estate, hingga sektor transportasi berbahan bakar gas.

"Secara dari 10 MMSCFD bisa ramp up ke more than 100 MMSCFD 20 tahun yang akan datang. Tapi jika hanya fokus ke jargas real estate dan horeka saja, kebutuhannya tidak sampai 10 MMSCFD dalam 20 tahun mendatang," imbuhnya.

Besarnya potensi pemanfaatan gas di IKN tak lepas dari statusnya yang akan menjadi ibu kota baru beberapa tahun mendatang, sekaligus menjadi pusat pertumbuhan bisnis baru di wilayah Indonesia Timur.

Hanya saja, pertumbuhannya ia sebut tak bisa terjadi dalam sekejap mata. Artinya, harus ada langkah strategis yang beriringan dengan pertumbuhan infrastruktur sipil maupun energi di timur Pulau Borneo itu.

"Jadi, ide yang sangat bagus menerapkan IKN dengan jaringan gas bumi. Suatu konsep smart energy berbasis gas dan lokal resources yang berlimpah di Kalimantan Timur karena supply gas ini lebih clean dari BBM dan batu bara," kata Hadi.

Baca Juga: Erick Thohir Pastikan Kesiapan Jargas IKN

Lebih lanjut, dia mengatakan jaringan gas di IKN hanya cocok untuk Kalimantan Timur dan sekitarnya hingga Kalimantan Utara. Artinya, sulit untuk menghubungkan jaringan gas ke pulau lain.

Meski begitu, Pulau Jawa serta Provinsi Kalimantan Selatan masih punya cadangan gas yang melimpah untuk masa yang akan datang, misalnya dari Tangguh Train III, Masela, hingga Blok Kasuri.

"Industri di Kaltim dan Kaltara cukup banyak, prediksi saya akan habis di sana. Sementara pulau lain bisa dilayani Masela, Tangguh III, dan Kasuri Block," tegas Hadi Ismoyo.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar