22 Agustus 2025
19:05 WIB
Pemerintah Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Lewat Program KEJAR
Progam KEJAR meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, sekaligus mendorong kalangan pelajar memiliki rekening tabungan guna memperkuat daya tahan ekonomi pribadi.
Penulis: Siti Nur Arifa
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Harian Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) dalam acara Puncak Hari Indonesia Menabung dan Bulan Literasi Keuangan 2025 di Gedung Dhanapala, Jakarta, Jumat (22/08). Sumber: Kemenko Perekonomian
JAKARTA - Pemerintah bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), berupaya mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia terutama melalui pemahaman dan praktik menabung, lewat program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR).
Spesifik, program tersebut bertujuan untuk mendorong setiap pelajar agar memiliki rekening tabungan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Harian Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) Airlangga Hartarto menilai, generasi muda layaknya gen Z dan Alpha memiliki potensi besar untuk berpartisipasi dalam sektor keuangan digital, baik sebagai talenta, pelaku usaha, maupun konsumen yang cerdas.
Baca Juga: OJK: Simpanan Pelajar Sudah Capai Rp32 Triliun, Ini Manfaatnya Ke Ekonomi
"Saving itu selalu baik. Menabung itu selalu baik, karena kita tidak tahu ada kebutuhan dadakan ke depan. Sehingga bersiap untuk hal yang darurat atau emergency," tuturnya dalam acara Puncak Hari Indonesia Menabung dan Bulan Literasi Keuangan 2025 di Jakarta, Jumat (22/8).
Airlangga menambahkan, siswa yang cerdas biasanya melakukan kebiasaan menabung yang bijak. Karena itu, dirinya mengingatkan kepada para pelajar untuk selalu memastikan bank atau aplikasi keuangan yang digunakan untuk menabung sudah resmi dan diawasi oleh OJK demi keamanan uang mereka.
Sebagai catatan, program KEJAR lahir dari Peraturan Presiden Nomor 114 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI), yang menyasar pelajar/santri, mahasiswa, dan pemuda merupakan salah satu sasaran kunci untuk mencapai target inklusi keuangan sebesar 90% di tahun 2024, yang masih dilanjutkan hingga saat ini.
Sebagai bagian dari strategi untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan bagi kelompok pelajar, diperlukan dorongan kebijakan Pemerintah untuk mengenalkan produk dan layanan keuangan formal kepada pelajar sejak dini.
Karena itu, Menko Airlangga mengapresiasi kalangan pelajar yang sudah menabung serta berani melakukan kegiatan entrepreneurship baik di lingkungan sekolah maupun kampus.
Baca Juga: OJK: 80% Pelajar Indonesia Sudah Punya Rekening Bank
Menko berpendapat, dengan melakukan kegiatan menabung, pelajar tidak hanya memperkuat daya tahan ekonomi pribadi, tetapi juga menjadikan mereka bagian dari sistem keuangan yang ikut membangun ekonomi bangsa.
"Saya apresiasi pelajar yang sudah mulai berjualan. Dan saya apresiasi tadi semuanya strict. Jadi artinya dibayar dulu baru barangnya dikirim. Ini luar biasa. No tolerance untuk berdagang. Nah saya rasa itulah ekonomi kita bisa bergerak kalau semuanya melakukan kegiatan ekonomi. Jadi mulai dari menabung, spending, dan berjualan,” tutupnya.