c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

01 Februari 2025

14:35 WIB

Pemerintah Ajak Apindo Fasilitasi UMKM Terhubung Rantai Pasok Industri

Pemerintah ajak Apindo berperan aktif menghubungkan dan memfasilitasi UMKM ke dalam rantai pasok industri. Selama ini, kaitan UMKM dan pengusaha besar sebatas CSR.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Khairul Kahfi

<p id="isPasted">Pemerintah Ajak Apindo Fasilitasi UMKM Terhubung Rantai Pasok Industri</p>
<p id="isPasted">Pemerintah Ajak Apindo Fasilitasi UMKM Terhubung Rantai Pasok Industri</p>

Menteri UMKM Maman Abdurrahman berjabat tangan dengan Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-73 Apindo, Jakarta, Jumat (31/1).  Dok Kementerian UMKM

JAKARTA - Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengajak Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) untuk turut berperan aktif dalam menghubungkan dan memfasilitasi UMKM masuk ke dalam rantai pasok industri. 

Maman menilai, Apindo memiliki peran strategis untuk mengikat UMKM dalam perjanjian atau engagement bisnis yang lebih konkret. Sementara ini, kaitan antara UMKM dengan pengusaha utama di dalam negeri masih sebatas Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR).

"Saat ini, keterikatan UMKM dengan industri besar masih sebatas tanggung jawab sosial, bukan dalam bentuk kontrak bisnis yang saling menguntungkan. Kami ingin mengubah pola ini," ujar Menteri UMKM Maman Abdurrahman dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-73 Apindo di Jakarta, Jumat (31/1). 

Baca Juga: UMKM Masih Dihantam Banyak Tantangan, Khawatir Turun Kelas

Menurutnya, langkah tersebut dinilai penting guna mengatasi ketidaksesuaian (disconnectivity) UMKM dengan rantai pasok industri selama ini. Tidak heran, situasi yang sama juga ikut menghambat daya saing produk-produk UMKM di pasar global.

Dalam pertemuan dengan Apindo, Menteri UMKM menyoroti bagaimana negara-negara seperti China, Korea, Jepang, dan India berhasil membangun ekosistem usaha mikro-menengah yang kuat hingga mampu bersaing di tingkat internasional. Salah satu kuncinya adalah keterhubungan erat antara UMKM dengan industri besar.

Sebagai solusi jangka panjang, Maman mengusulkan konsep UMKM Holding atau Closed-Loop Inclusive Business System, yang bertujuan mengonsolidasikan UMKM agar dapat berproduksi secara massal dengan biaya lebih efisien. 

Dia meyakini, skema ini dapat membuat UMKM meningkatkan kapasitas produksi dan bersaing dengan produk impor. Khususnya, produk dari China yang terkenal dengan harga murah dan penetrasi pasar yang kuat.

"Kita harus bisa menciptakan sistem yang memungkinkan UMKM memproduksi barang secara massal dengan harga kompetitif. Dengan clustering UMKM di bawah UMKM Holding, biaya produksi bisa ditekan, volume produksi meningkat, dan daya saing pun naik," ujarnya.

Baca Juga: UMKM dan Digitalisasi (Tak) Sejati

Menteri UMKM mencontohkan keberhasilan industri otomotif dalam menghubungkan komponen-komponen suku cadang dari UMKM ke industri besar. 

Hal serupa sudah dilakukan oleh industri oleh-oleh Krisna, yang membina UMKM dengan memberikan pendampingan mulai dari pembiayaan, pelatihan, hingga quality control.

Melalui kolaborasi ini, dia berharap, Apindo dapat menjadi jembatan antara UMKM dan industri besar, menciptakan sinergi yang saling menguntungkan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

"Konsep ini harus direplikasi di sektor lain. Jika kita mulai sekarang, meski berat, ini akan menjadi langkah maju bagi UMKM Indonesia agar bisa bersaing dengan produk global," katanya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar