27 Januari 2024
09:18 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat, investor asing non-residen terpantau melepas kepemilikan investasi lokal Rp3,2 triliun sepanjang 22-26 Januari 2024. Asing terpantau dominan jual neto instrumen SBN serta minimal di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan saham.
“Non-residen di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp3,20 triliun; terdiri dari jual neto Rp3,31 triliun di pasar SBN, beli neto Rp0,52 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp0,41 triliun di SRBI,” kata Asisten Gubernur Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi yang diterima, Jakarta, Jumat (26/1).
Berdasarkan pantauan, capaian ini jadi memutus pola rebound aliran modal asing pekan lalu, setelah asing sebelumnya kembali akumulasi beli portofolio lokal cukup tinggi. Di pekan lalu, terpantau kembali mengakumulasi beli instrumen investasi lokal Rp7,66 triliun.
BI mencatat, sepanjang tahun berjalan mengacu data setelmen hingga 25 Januari 2024, perkembangan investasi nonresiden di pasar keuangan domestik terpantau terjaga apik. Dengan torehan nonresiden beli neto Rp7,11 triliun di pasar SBN, beli neto Rp7,35 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp18,92 triliun di SRBI.
“(Sementara itu), premi credit default swap/CDS Indonesia lima tahun per 25 Januari 2024 sebesar 74,11 basis poin (bps), naik dibandingkan per 19 Januari 2024 sebesar 73,13 bps,” sebutnya.
Baca Juga: Sudahi Reli Positif, Asing Lepas Portofolio Lokal Rp1,61 T Pekan Ini
Selain itu, dirinya melaporkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau melemah tipis 5 bps jelang akhir pekan ini. Rupiah pada level (bid) Rp15.820 per dolar AS pada akhir Kamis (25/1) dan dibuka level (bid) sebesar Rp15.825 per dolar AS pada jumat pagi (26/1).
Kendati bergerak tipis jelang pengujung pekan ini, nilai rupiah dalam tren pelemahan cukup dalam dibanding pekan lalu yang masih berkisar Rp15.605 per dolar AS pada Jumat pagi (19/1).
Kemudian, yield SBN 10 tahun bergerak stabil ke level 6,63% pada jumat pagi (26/1), setelah sehari sebelumnya naik ke level tersebut. Adapun, yield SBN pekan ini ditutup sedikit lebih rendah ketimbang jumat pagi pekan lalu (19/1) yang bertengger di level 6,64%.
Per akhir Kamis (25/1), hasil pantauan BI, Indeks Dolar DXY terpantau menguat ke level 103,57 poin terhadap pergerakan enam mata uang negara utama lainnya, yakni Euro Eropa, Yen Jepang, Poundsterling Britania Raya, Dolar Kanada, Krona Swedia, dan Franc Swiss.
Baca Juga: Tutup 2023, Pekan Ini Asing Beli Portofolio Lokal Rp4,28 T
Selanjutnya, Erwin juga menginformasikan, bahwa imbal hasil atau yield surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS (US Treasury Note/UST) dengan tenor 10 tahun juga terpantau mengalami menurun pada Kamis (25/1). “Yield US Treasury Note 10 tahun turun ke level 4,118%,” paparnya.
Ke depan, bank sentral akan terus menjalin koordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia. Hal ini dilakukan untuk melanjutkan proses pemulihan ekonomi yang tengah berlangsung hingga kini.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” katanya.