20 Januari 2024
10:34 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Asisten Gubernur Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melaporkan, investor asing nonresiden terpantau kembali mengakumulasi beli instrumen investasi lokal Rp7,66 triliun sepanjang 15-18 Januari ini. Asing terpantau dominan beli neto di SBN serta minimal di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan saham.
“Nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp7,66 triliun; terdiri dari beli neto Rp5,52 triliun di pasar SBN, beli neto Rp0,65 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,50 triliun di SRBI,” jelasnya dalam keterangan resmi yang diterima, Jakarta, Jumat (19/1).
Berdasarkan pantauan, capaian ini jadi catatan positif aliran modal asing tahun ini, setelah asing sebelumnya sempat menjual portofolio lokal. Di pekan lalu, investor asing nonresiden melepas instrumen investasi lokal Rp1,61 triliun.
Baca Juga: Sudahi Reli Positif, Asing Lepas Portofolio Lokal Rp1,61 T Pekan Ini
BI mencatat, sepanjang tahun berjalan mengacu data setelmen hingga 18 Januari 2024, perkembangan investasi nonresiden di pasar keuangan domestik terpantau positif. Dengan torehan nonresiden beli neto Rp5,72 triliun di pasar SBN, beli neto Rp9,83 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp13,67 triliun di SRBI.
“(Sementara itu), premi credit default swap/CDS Indonesia lima tahun per 18 Januari 2024 sebesar 74,28 basis poin (bps), turun dibandingkan per 12 Januari 2024 sebesar 72,05 bps,” sebutnya.
Selain itu, dirinya melaporkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau menguat 10 bps jelang akhir pekan ini. Rupiah pada level (bid) Rp15.615 per dolar AS pada akhir Kamis (18/1) dan dibuka level (bid) sebesar Rp15.605 per dolar AS pada jumat pagi (19/1).
Kemudian, yield SBN 10 tahun bergerak turun ke level 6,64% pada jumat pagi (19/1), setelah sehari sebelumnya naik ke level 6,69%. Adapun, yield SBN pekan ini ditutup sedikit lebih tinggi ketimbang Jumat pagi pekan lalu (12/1) yang bertengger di level 6,62%.
Per akhir Kamis (18/1), hasil pantauan BI, Indeks Dolar DXY terpantau menguat ke level 103,54 poin terhadap pergerakan enam mata uang negara utama lainnya yakni Euro Eropa, Yen Jepang, Poundsterling Britania Raya, Dolar Kanada, Krona Swedia, dan Franc Swiss.
Baca Juga: Buka 2024, Asing Masih Getol Borong Portofolio RI Rp8,61 T
Selanjutnya, Erwin juga menginformasikan, bahwa imbal hasil atau yield surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS (US Treasury Note/UST) dengan tenor 10 tahun juga terpantau mengalami kenaikan pada Kamis (18/1). “Yield US Treasury Note 10 tahun naik ke level 4,142%,” paparnya.
Ke depan, bank sentral akan terus menjalin koordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia. Hal ini dilakukan untuk melanjutkan proses pemulihan ekonomi yang tengah berlangsung hingga kini.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” katanya.