c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

13 Januari 2025

14:36 WIB

PBB Desak Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Fosil Untuk Percepat Transisi Energi Bersih

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres kembali menyoroti pentingnya pengurangan subsidi bahan bakar fosil untuk mendukung percepatan transisi energi bersih.

<p id="isPasted">PBB Desak Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Fosil Untuk Percepat Transisi Energi Bersih</p>
<p id="isPasted">PBB Desak Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Fosil Untuk Percepat Transisi Energi Bersih</p>

Ilustrasi. Teknisi memeriksa panel solar pada proyek PLTS Terapung di Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (26/9/2023). Antara Foto/Raisan Al Farisi

ABU DHABI - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres kembali menyoroti pentingnya pengurangan subsidi bahan bakar fosil untuk mendukung percepatan transisi energi bersih. 

Dalam pidatonya pada Sidang Majelis Umum ke-15 Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA) di Abu Dhabi, ia menyampaikan bahwa langkah ini penting untuk menekan pemanasan global dan menciptakan masa depan energi yang berkelanjutan.

“Subsidi bahan bakar fosil tidak hanya memperburuk polusi, tetapi juga menghambat inovasi energi bersih yang kita butuhkan. Kita harus mengakhiri subsidi ini dan mengalihkannya ke investasi dalam energi terbarukan,” ujar Guterres, dikutip Senin (13/1).

Baca Juga: BlackRock Mundur dari Net Zero Asset Managers Initiative

Guterres menegaskan, transisi energi bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Dia meminta negara-negara anggota untuk memperbarui Komitmen Kontribusi Nasional (NDC) mereka tahun ini agar sesuai dengan target pembatasan kenaikan suhu global hingga 1,5°C.

“Tidak boleh ada lagi pembangunan pembangkit listrik berbasis batu bara baru. Kita harus segera menghapus penggunaan batu bara dan langsung beralih ke energi terbarukan,” tegasnya.

Ia juga menyoroti ketimpangan dalam investasi energi bersih. Sejak 2016, negara-negara berkembang di luar Tiongkok hanya menerima 20% dari total investasi energi bersih global. 

“Kita harus memastikan negara-negara berkembang tidak tertinggal dalam transisi energi. Mereka membutuhkan dukungan finansial yang lebih besar, termasuk dari lembaga keuangan multilateral,” tambah Guterres.

Baca Juga: Morgan Stanley Keluar Dari Koalisi Perbankan Untuk Net-Zero Emisi Karbon

Guterres menyerukan kolaborasi global antara pemerintah, masyarakat sipil, dan dunia usaha untuk mendukung komunitas yang terdampak oleh transisi energi. 

“Subsidi bahan bakar fosil harus dialihkan untuk mendukung energi bersih. Ini adalah langkah penting untuk memastikan transisi energi yang adil,” katanya.

Sidang Majelis Umum ke-15 IRENA ini sekaligus menjadi pembuka Pekan Keberlanjutan Abu Dhabi 2025. Dalam forum ini, para pemimpin dunia, akademisi, dan pelaku bisnis akan membahas langkah konkret untuk mempercepat transisi energi bersih secara global.

“Dengan aksi bersama, kita dapat mencapai transisi energi yang tidak hanya berkelanjutan tetapi juga inklusif. Masa depan kita bergantung pada keputusan yang kita ambil hari ini,” pungkas Guterres.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar