20 April 2024
10:36 WIB
Pacu IKM Tenun di Ambon, Kemenperin Beri Asistensi dan Mesin Produksi
Pemerintah pusat, Dekranas dan pemda kerja sama memberikan pendampingan dan mesin/alat produksi guna memacu produktivitas para perajin tenun RI, terutama di Ambon, Maluku.
Penulis: Aurora K MÂ Simanjuntak
Pembukaan Kegiatan Pendampingan Pengembangan Sentra IKM Tenun dan Fasilitasi Mesin Peralatan IKM Tenun di Kota Ambon, 17 April 2024. Dok. Kemenperin
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melakukan pendampingan dan memberikan fasilitasi mesin khusus tenun guna mendorong pengembangan industri kerajinan dan wastra tradisional, khususnya kain tenun asal Ambon, Maluku.
Dirjen Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita mengatakan, pihaknya menjalin kerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), Pemprov Maluku, Pemkot Ambon, dan Dekranasda Provinsi Maluku dalam melaksanakan kegiatan pendampingan perajin tenun tersebut.
"Dalam menjaga warisan budaya nusantara, Kementerian Perindustrian terus berupaya mendorong pengembangan sektor industri kerajinan dan wastra tradisional, salah satunya industri kain tenun," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (19/4).
Reni menjelaskan kegiatan pendampingan dan fasilitasi mesin kepada perajin tenun di Ambon dilaksanakan dalam dua tahap. Pertama, pendampingan pencelupan pewarnaan alam dan pengembangan motif serta desain yang diselenggarakan pada 17-20 April 2024.
Baca Juga: Tenun Kartu Anastasia Craft, Helaian Benang Menghasilkan Rupiah
Kedua, tahap monitoring dan evaluasi yang digelar pada 2-3 Mei 2024. Dirjen IKMA Kemenperin berharap, berbagai kegiatan tersebut bisa mendorong kemajuan serta memberikan pengaruh positif bagi pertumbuhan dan daya saing ekonomi daerah maupun nasional.
"Kapasitas para perajin tenun dapat terus meningkat sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar, meningkatkan nilai jual produk tenun, serta tentunya perekonomian perajin dan daerah," kata Reni.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Harian I Dekranas, Loemongga Kartasasmita mengutarakan pentingnya menjaga potensi industri kain tenun Indonesia, terutama yang berasal dari daerah seperti Kota Ambon, Maluku.
Oleh karena itu, Loemongga menilai pelaku industri tenun, khususnya industri kecil menengah (IKM), perlu mendapatkan pendampingan dan fasilitas untuk menunjang proses produksi.
"Kami memahami pelaku IKM seringkali menghadapi permasalahan keterbatasan sumber daya dalam mengembangkan produk, karena membutuhkan biaya cukup besar," tuturnya.
Baca Juga: Cara Mencuci Kain Tenun Agar Tak Mudah Pudar
Seperti yang telah disampaikan, untuk mendukung industri tenun, Dekranas dan Kemenperin bersinergi untuk membantu pelaku usaha meningkatkan daya saingnya melalui kegiatan pendampingan pengembangan produk dan fasilitasi mesin atau peralatan.
Menurut Loemongga, kedua hal tersebut bisa menjadi bekal bagi para pelaku IKM untuk melakukan pengembangan produk dalam menghadapi persaingan bisnis saat ini. Ia pun berharap IKM RI bisa menghasilkan produk berkualitas dengan proses produksi lebih efisien dan efektif.
Berdasarkan catatan Kemenperin, industri kain tenun ikat dengan KBLI 13122 tersebar di 23 provinsi. Adapun wilayah yang mendominasi, yakni berada di Provinsi Bali, NTT, Maluku, NTB dan Sumatera Utara. Di Provinsi Maluku sendiri, sudah ada 3.016 perajin, dengan 233 kelompok yang tersebar di Kab. Kepulauan Tanimbar dan Kota Ambon.
"Potensi wastra ini perlu kita berdayakan untuk kesejahteraan masyarakat yang berdampak pada peningkatan perekonomian nasional," kata Loemongga.