11 Februari 2025
17:12 WIB
OJK Ramal Penghimpunan Dana Pasar Modal 2025 Turun Jadi Rp220 T
Nilai penghimpunan dana dari pasar modal tersebut turun sebesar 15,13%, jika dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar Rp259,24 triliun.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Khairul Kahfi
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksi nilai penghimpunan dana dari pasar modal Indonesia menurun menjadi Rp220 triliun di 2025.
Berdasarkan hitungan Validnews, angka tersebut turun sebesar 15,13% jika dibandingkan realisasi tahun lalu. Pasalnya, OJK mencatatkan penghimpunan dana di pasar modal Indonesia pada 2024 mencapai senilai Rp259,24 triliun.
Rinciannya, penggalangan dana berasal dari penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) saham dan penerbitan Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) sebanyak 43 emiten dengan nilai mencapai Rp17,28 triliun pada 2024.
“Mencermati berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi serta kebijakan-kebijakan yang akan diambil, kami optimis tren positif kinerja sektor keuangan di tahun 2025 akan berlanjut,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2025 di Jakarta, Selasa (11/2).
Baca Juga: OJK Harap Program 3 Juta Rumah Hasilkan Multiplier Effect
Meski target secara nilai menurun dari tahun sebelumnya, OJK senantiasa melakukan review outlook tersebut secara berkala untuk diselaraskan dengan perkembangan outlook pertumbuhan ekonomi nasional.
“Untuk dapat menjaga kinerja sektor jasa keuangan serta target pertumbuhan ekonomi nasional, kebijakan perlu semakin diperkuat terutama untuk mendukung perbaikan iklim prestasi, mendorong pertumbuhan ekonomi serta penyelesaian berbagai aturan mengenai undang-undang P2SK,” imbuhnya.
OJK optimistis tren positif kinerja sektor keuangan akan berlanjut di 2025, setelah mencermati berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi serta kebijakan-kebijakan yang akan diambil. Selain menargetkan penghimpunan dana pasar modal, OJK juga menyampaikan sejumlah proyeksi kinerja sektor jasa keuangan lainnya untuk 2025.
Tren Positif Kinerja Sektor Keuangan 2025
Untuk perbankan, OJK memproyeksikan kredit perbankan tumbuh sebesar 9-11%, didukung pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) 6-8%.
“Kredit perbankan diproyeksikan tumbuh sebesar 9-11%, didukung pertumbuhan dana pihak ketiga (yang tumbuh) 6-8%. Di pasar modal penghimpunan dana ditargetkan Rp220 triliun,” ungkapnya.
Kemudian, lanjutnya, piutang perusahaan pembiayaan usaha tumbuh 8-10%. Lalu, aset asuransi diperkirakan tumbuh 6-8%. Selanjutnya, aset dana pensiun diperkirakan tumbuh 9-11% dan aset penjaminan diperkirakan tumbuh 6-8%.
Mahendra menekankan, sinergi kebijakan perlu semakin diperkuat untuk dapat menjaga kinerja sektor jasa keuangan serta target pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca Juga: OJK Ramal Kredit Bank Tumbuh Positif Tahun Ini
Hal ini terutama untuk mendukung perbaikan iklim investasi, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta penyelesaian berbagai aturan turunan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK), baik terkait menjaga stabilitas sistem keuangan maupun program pendalaman pasar.
Adapun OJK sendiri mengambil serangkaian langkah kebijakan prioritas yang sejalan dengan langkah pemerintah untuk mengakselerasi pertumbuhan.
Mahendra menyebutkan, salah satu kebijakan prioritas pertama dilakukan melalui optimalisasi kontribusi sektor jasa keuangan dalam mendukung pencapaian target program prioritas pemerintah.
Selain itu, OJK juga memiliki tiga kebijakan prioritas lainnya. Antara lain, pengembangan sektor jasa keuangan untuk pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, penguatan kapasitas sektor jasa keuangan dan penguatan pengawasan, serta meningkatkan efektivitas penegakan integritas dan pelindungan konsumen.