11 April 2025
19:22 WIB
OJK: Modal Kuat-Likuiditas Terjaga, Kinerja Bank Kuartal I/2025 Solid
OJK optimistis kinerja sektor perbankan nasional pada kuartal I/2025 positif. Kondisi industri perbankan menunjukkan performa positif, ditopang ketahanan permodalan hingga terkendalinya risiko.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Khairul Kahfi
Ilustrasi - Gedung bank-bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Antara/HO-BRI
JAKARTA - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae optimistis kinerja sektor perbankan pada kuartal I/2025 positif. Sejauh ini, kondisi industri perbankan menunjukkan performa positif, terutama ditopang oleh ketahanan permodalan, profitabilitas yang terjaga, serta risiko yang masih terkendali.
“Dapat kami informasikan bahwa kinerja bank pada Januari-Februari 2025 tercatat baik, ditopang dengan ketahanan permodalan yang berada di level tinggi yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 26,98% per Februari 2025,” ujar Dian dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (11/4).
Baca Juga: OJK Pastikan Komitmen Kuat Perbankan Nasional Dalam Pembiayaan Hijau
Dari sisi profitabilitas, bank-bank nasional juga mencatatkan Return on Assets (ROA) sebesar 2,41%, mengindikasikan kemampuan bank menghasilkan laba dari asetnya tetap terjaga.
Sementara dari sisi risiko kredit, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) berada di level 2,22%, jauh di bawah ambang batas 5% yang ditetapkan regulator.
“Loan at Risk (LAR) juga menunjukkan tren penurunan menjadi 9,77%. Ini menandakan risiko kredit secara umum masih dalam kondisi manageable,” lanjutnya.
OJK juga mencatat, likuiditas industri perbankan masih tergolong kuat. Tecermin dari rasio alat likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (ALDPK) dan Non-Core Deposit (ALNCD) yang masing-masing berada di angka 26,35% dan 116,76%.
Selain itu, Liquidity Coverage Ratio (LCR) tercatat sebesar 210,14%, jauh di atas batas minimum 100% yang ditetapkan.
Dian juga menjelaskan, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) selama kuartal I/2025 berjalan dengan baik, didorong oleh strategi bank dalam menghimpun dana dan adanya penempatan dana pemerintah ke sektor perbankan.
"Pertumbuhan DPK juga akan menopang peningkatan likuiditas perbankan sehingga tentu saja ketersediaan likuiditas juga akan terus meningkat," kata Dian.
Baca Juga: BI: Kredit Perbankan Tumbuh 10,37% Secara Tahunan
Selanjutnya, optimisme terhadap kinerja perbankan juga tercermin dari hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan (SDPO) yang dilakukan OJK, yang menunjukkan ekspektasi positif pelaku industri terhadap prospek ekonomi dan permintaan kredit.
Momentum Ramadan dan Idulfitri juga dinilai menjadi faktor pendorong meningkatnya aktivitas usaha dan konsumsi masyarakat.
Namun, OJK juga mengingatkan bahwa terdapat tantangan dari ketidakpastian global, terutama yang berasal dari kebijakan ekonomi AS di bawah Presiden Trump. Kebijakan seperti peningkatan tarif impor berpotensi mendorong inflasi dan mengganggu stabilitas ekonomi global, termasuk berdampak pada sektor industri dan perbankan di dalam negeri.
“Kami meminta perbankan untuk terus memantau dampak dari kebijakan global maupun domestik terhadap kondisi ekonomi, khususnya terhadap kinerja debitur. Bank juga diharapkan secara rutin melakukan stress test sebagai bagian dari mitigasi risiko,” tegas Dian.