c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

16 November 2024

08:06 WIB

OJK: Indeks Literasi dan Inklusi Pasar Modal Syariah Masih Rendah

Berdasarkan SNLIK 2024, indeks literasi pasar modal syariah masih di angka 5,48% dan indeks inklusi keuangan pasar modal syariah hanya di angka 0,37%.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">OJK: Indeks Literasi dan Inklusi Pasar Modal Syariah Masih Rendah</p>
<p id="isPasted">OJK: Indeks Literasi dan Inklusi Pasar Modal Syariah Masih Rendah</p>

Ilustrasi pasar modal syariah. Shutterstock/Noey smiley

JAKARTA - Kepala OJK Provinsi Jawa Tengah Sumarjono mengatakan indeks literasi dan inklusi pasar modal syariah Indonesia masih relatif rendah. Hal ini jadi penyebab rendahnya minat berinvestasi di produk pasar modal syariah.

"Di balik perkembangan (industri pasar modal syariah Indonesia) yang ada ini, kita masih harus mengatasi tantangan yang ada di depan mata kita. Salah satu tantangan tersebut adalah tingkat literasi dan inklusi pasar modal syariah yang masih relatif rendah," kata Sumarjono dalam acara Jogja Sharia Investor City (JOINSTORY) 2024 yang dipantau secara daring, Jumat (15/11).

Menurutnya, masih banyak masyarakat yang belum memahami konsep dan manfaat dari investasi syariah. Alhasil, belum banyak masyarakat yang terdorong untuk berinvestasi di produk pasar modal syariah.

"Oleh karena itu, perlu adanya upaya yang masif untuk mengedukasi masyarakat mengenai investasi pasar modal syariah," imbuhnya.

Baca Juga: Hingga Oktober 2024, Kapitalisasi Saham Syariah Capai Rp7.256 T

Sumarjono menyampaikan, hingga saat ini, OJK terus bersinergi dengan para pemangku kepentingan secara berkesinambungan dalam meningkatkan literasi keuangan syariah, di antaranya dengan mengadakan training of trainers pasar modal syariah di perguruan tinggi, capacity building, roadshow, dan berbagai seminar.

Sinergi tersebut diharapkan dapat mempercepat akselerasi pertumbuhan pasar modal syariah di masa yang akan datang.

OJK pun turut mengapresiasi berbagai inovasi kegiatan literasi dan inklusi yang telah dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), termasuk yang ada di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Salah satunya adalah acara JOINSTORY 2024 yang baru saja digelar.

Pasalnya, dia meyakini, melalui acara JOINSTORY 2024 sangat berperan dalam meningkatkan tingkat literasi dan inklusi pasar modal syariah.

"Kami sangat berharap kegiatan hari ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat bagi kita semua dalam meningkatkan literasi dan mengembangkan ekosistem keuangan syariah di Indonesia," tutur Sumarjono.

Selain itu, OJK juga memberikan apresiasi yang besar kepada stakeholder pasar modal syariah yang terus memberikan kontribusi dan partisipasi dalam berbagai program pengembangan pasar modal syariah.

"OJK mengajak seluruh stakeholder untuk selalu mendukung inisiatif pengembangan keuangan syariah di Indonesia, khususnya di industri pasar modal syariah," tutupnya.

Baca Juga: Dorong ESG, OJK Perketat Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia pada 2023 sebesar 65,43%. Sedangkan, indeks inklusi keuangan sebesar 75,02%.

Berdasarkan jenis layanannya, indeks literasi keuangan konvensional sebesar 65,08% dan indeks literasi keuangan syariah 39,11%. Kemudian untuk indeks inklusi keuangan konvensional 73,55% dan inklusi keuangan syariah 12,88%.

Khusus di pasar modal, untuk indeks literasi keuangan pasar modal konvensional yakni sebesar 15,32%. Sedangkan, indeks literasi pasar modal syariah di angka 5,48%. Untuk inklusi keuangan pasar modal konvensional sebesar 1,60%. Sedangkan, indeks inklusi keuangan pasar modal syariah jauh lebih kecil, yakni hanya di angka 0,37%.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar