15 November 2024
20:19 WIB
Hingga Oktober 2024, Kapitalisasi Saham Syariah Capai Rp7.256 T
Total jumlah saham syariah sebesar 68% dari total saham yang tercatat di BEI yang sebanyak 941 saham.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Khairul Kahfi
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik. Dok tangkapan layar
JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan, kapitalisasi pasar saham syariah telah mencapai Rp7.256 triliun per Oktober 2024. Capaian ini sekitar 57,2% dari total kapitalisasi pasar modal Indonesia yang senilai Rp12.300 triliun.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan, jumlah saham syariah yang tergabung dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) telah meningkat 75,6% dalam kurun waktu lima tahun terakhir sejak tahun 2018.
"Sejak tahun 2018, di mana saat itu hanya ada 365 saham syariah, saat ini sudah ada 641 saham syariah," kata Jeffrey dalam acara Jogja Sharia Investor City (JOINSTORY) 2024 yang dipantau secara daring, Jakarta, Jumat (15/11).
Adapun saat ini, dia menjelaskan, total jumlah saham syariah sebesar 68% dari total saham yang tercatat di BEI yang sebanyak 941 saham.
"Dari sisi frekuensi, nilai transaksi, dan juga volume, transaksi saham-saham syariah juga sudah mendominasi," imbuhnya.
Baca Juga: MUI Cap Haram Short Selling Saham, BEI Buka Suara
Sementara dari sisi pertumbuhan jumlah investor syariah di Indonesia, berdasarkan data yang dihimpun dari Anggota Bursa penyelenggara sistem online trading syariah (Shariah Online Trading System/SOTS), dalam kurun lima tahun terakhir atau sejak tahun 2018, jumlah investor saham syariah telah tumbuh hampir tiga kali lipat.
"Dari hanya 44 ribu investor, saat ini (per Oktober 2024) sudah lebih dari 164 ribu investor," terang dia.
Menariknya, dari total 164 ribu lebih investor syariah Indonesia, sekitar 6% atau lebih dari 10 ribu investor berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
JOINSTORY 2024
Dalam kesempatan ini, BEI bersama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dengan dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan acara Jogja Sharia Investor City (JOINSTORY) 2024.
Tujuannya, untuk meningkatkan dan memeratakan literasi dan inklusi pasar modal syariah kepada masyarakat serta merupakan bagian dari program kampanye #AkuInvestorSaham.
Acara ini meliputi berbagai kegiatan, di antaranya penganugerahan penghargaan, talk show, entertainment dan capacity building Galeri Investasi Syariah (GIS) BEI.
"Kegiatan ini dapat dimanfaatkan sebagai wadah bagi kita semua untuk semakin mempererat tali silaturahmi di antara para investor pasar modal syariah, masyarakat secara keseluruhan, dengan stakeholders pasar modal syariah Indonesia dan juga menjadi ajang bagi kita untuk memberikan apresiasi kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi terhadap perkembangan pasar modal syariah di Indonesia," tutur Jeffrey.
Baca Juga: Saham Syariah di Sektor Farmasi Bisa Dikoleksi Jangka Panjang
Jeffrey menyebut, pasar modal syariah di Indonesia adalah sebagai alternatif investasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Pasalnya, pasar ini menyediakan instrumen yang menghindari praktik-praktik riba, perjudian, dan tentunya spekulasi yang berlebihan, sehingga memberikan pilihan investasi yang lebih sesuai bagi umat muslim.
"Seperti tadi dalam (pertunjukan) Sendratari disampaikan keseimbangan antara dunia dan akhirat dalam mengelola keuangan kita," tambah dia.
Lebih jauh, Jeffrey menuturkan, pasar modal syariah Indonesia sendiri telah berdiri sejak 1997 silam, yang ditandai dengan peluncuran reksa dana syariah pertama.
Pasar modal syariah di Indonesia telah berkembang sangat pesat dan mampu bersaing di kancah internasional. Salah satu prestasi yang telah ditorehkan adalah empat tahun berturut-turut pasar modal Indonesia mendapat anugerah sebagai 'The Best Islamic Capital Market'.
Dia berharap, rangkaian kegiatan Jogja Syariah Investor City 2024 akan membuat makin banyak lagi masyarakat yang turut berpartisipasi aktif menjadi investor pasar modal syariah.
"Dan semakin banyak juga Galeri Investasi Syariah yang didirikan, khususnya di wilayah Yogyakarta. Semoga acara ini dapat menambah pemahaman bagi kita semua tentang investasi syariah dan mendorong pembangunan ekonomi dan pembangunan pasar modal yang lebih inklusif dan berkelanjutan," pungkas Jeffrey.