c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

15 Januari 2024

13:24 WIB

Neraca Perdagangan Indonesia Desember 2023 Surplus US$3,31 Miliar

Neraca dagang Indonesia Desember 2023 tercatat mencapai US$3,31 miliar. Neraca perdagangan Indonesia telah mencatat surplus selama 44 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Penulis: Khairul Kahfi

Neraca Perdagangan Indonesia Desember 2023 Surplus US$3,31 Miliar
Neraca Perdagangan Indonesia Desember 2023 Surplus US$3,31 Miliar
Truk trailer melintas di kawasan penumpukan kontainer (container yard) PT Terminal Petikemas Surabay a di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (29/12/2023). Antara Foto/Didik Suhartono

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan, neraca dagang Indonesia Desember 2023 tercatat mencapai US$3,31 miliar. Capaian surplus dagang ini berasal dari nilai ekspor US$22,41 miliar dan nilai impor US$19,11 miliar di bulan terakhir 2023.

Secara bulanan, surplus neraca dagang Desember 2023 mengalami kenaikan sebesar US$0,9 miliar jika dibandingkan dengan November 2023. Kendati mengalami penurunan atau lebih rendah US$0,61 miliar jika dibandingkan dengan capaian surplus dagang Desember 2022.

“Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia telah mencatat surplus selama 44 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam laporan Berita Resmi Statistik Ekspor-Impor Desember 2023 di Jakarta, Senin (15/1).

Pudji menguraikan, siklus neraca perdagangan Desember 2023 lebih ditopang oleh surplus komoditas non-migas sebesar US$5,20 miliar. Mencakup komoditas Bahan Bakar mineral atau HS 27; kemudian Lemak dan Minyak Hewan/Nabati atau HS 15; serta Besi dan Baja atau HS 72.

Surplus neraca perdagangan non-migas Desember 2023  lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan lalu yang sebesar US$4,61 miliar. Namun, capaian ini masih terpantau lebih rendah, jika dibandingkan dengan Desember 2022 yang sebesar US$5,66 miliar.

Baca Juga: Tutup 2023, Surplus Neraca Perdagangan Diproyeksi Di Bawah 2022

Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit US$1,89 miliar. Defisit ini disumbang oleh komoditas hasil minyak serta minyak mentah 

“Defisit neraca perdagangan migas Desember 2023 ini lebih rendah dari bulan sebelumnya (US$2,2 miliar), namun lebih tinggi dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu (US$1,74 miliar),” ungkapnya.

Menurut negara mitra dagang, selama Desember 2023, Indonesia mengalami surplus perdagangan barang dengan sejumlah negara. Dengan capaian surplus dagang di tiga negara teratas, di antaranya adalah India sebesar US$1,43 miliar; Amerika Serikat US$1,32 miliar; dan Filipina US$718,6 juta. 

“Surplus (dagang) terbesar dialami dengan India, ini didorong oleh (ekspor) komoditas Bahan Bakar mineral atau HS 27; kemudian Lemak dan Minyak Hewan/Nabati atau HS 15; dan juga Besi dan Baja atau HS 72,” bebernya.

Sementara itu, sambungnya, Indonesia juga mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara. Dengan tiga negara terdalam di antaranya Australia sebesar US$567,5 juta; kemudian Brasil US$498,2 juta; dan Thailand US$405,6 juta. 

“Defisit terdalam yang dialami dengan Australia didorong oleh komoditas Bahan Bakar mineral atau HS 27; kemudian Bijih Logam Terak dan Abu atau HS 26; serta Logam mulia dan perhiasan/permata atau HS 71,” urainya.

Neraca Dagang 2023 Surplus US$36,93 Miliar
Pudji menambahkan, secara kumulatif Januari-Desember 2023, Indonesia sukses menghasilkan surplus neraca perdagangan mencapai US$36,93 miliar. Kendati demikian, capaian ini tumbuh -33,46% (cumulative-to-cumulative/ctc) atau lebih rendah sekitar US$17,52 miliar dari capaian tahun lalu sebesar US$54,46 miliar.

Berdasarkan pantauan BPS, surplus neraca perdagangan barang Indonesia menunjukkan bergerak naik-turun sejak 2013. Neraca dagang Indonesia membaik dari defisit pada 2013-2014 menjadi surplus selama 2015-2017, sebelum terjerembab dalam posisi defisit lagi pada 2018-2019.  

Secara spesifik, neraca perdagangan barang Indonesia berturut-turut mengalami surplus dalam empat tahun terakhir atau 2020-2024. 

“Surplus tertinggi terjadi di tahun 2022 dengan total nilai sebesar US$54,46 miliar, akan tetapi nilai surplus perdagangan barang Indonesia pada tahun 2023 ini mengalami penurunan,” jelasnya. 

Khusus rekapitulasi 2023, Indonesia melaksanakan kegiatan dagang internasional kepada 246 mitra dagang negara maupun teritori. Dan mengalami surplus dagang 177 negara dan defisit dagang dengan 69 negara lainnya.

Baca Juga: Neraca Dagang Merosot, Kemendag Perketat Impor dan Permudah Ekspor

Di sisi surplus dagang, berhasil ditorehkan dengan India (US$14,51 miliar); Amerika Serikat (US$14,01 miliar); Filipina (US$9,6 miliar); Malaysia (US$4,44 miliar); Bangladesh (US$3,12 miliar); Belanda (US$2,82 miliar); Pakistan (US$2,56 miliar); Taiwan (US$2,55 miliar); Jepang (US$2,45 miliar); dan Vietnam (US$2,22 miliar). 

“Indonesia mengalami surplus perdagangan barang terbesar dengan India, yakni sebesar US$14,51 miliar,” katanya. 

Sementara itu, 10 negara penyumbang defisit terbesar adalah Australia (US$5,75 miliar); Thailand (US$4,54 miliar); Brasil (US$3,21 miliar); Jerman (US$2,12 miliar); Rusia (US$1,26 miliar); Argentina (US$1,14 miliar); Oman (US$0,99 miliar); Korea Selatan (US$0,97 miliar); Kanada (US$0,85 miliar); dan Perancis (US$0,74 miliar).

“Indonesia mengalami defisit perdagangan barang terbesar dengan Australia yakni sebesar US$5,75 miliar,” ucapnya. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar