c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

15 Agustus 2023

13:15 WIB

Neraca Dagang RI Menyusut, Juli 2023 Hanya US$1,31 Miliar

Meski sudah surplus selama 39 bulan. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia menjadi US$1,31 miliar pada Juli 2023. Bulan sebelumnya, neraca dagang surplus US$3,45 miliar.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Neraca Dagang RI Menyusut, Juli 2023 Hanya US$1,31 Miliar
Neraca Dagang RI Menyusut, Juli 2023 Hanya US$1,31 Miliar
Ilustrasi. Sejumlah pekerja mengawasi aktivitas bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jum at (16/9/2022). Antara Foto/Aditya Pradana Putra

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia Juli 2023 mengalami surplus US$1,31 miliar. Ini berarti neraca perdagangan Indonesia sudah mencatatkan surplus selama 39 bulan berturut-turut sejak Mei 2022.  

Namun demikian, surplus neraca perdagangan Juli tahun ini lebih rendah 2,82% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan juga lebih rendah 2,14% dibandingkan bulan lalu. Asal tahu saja, Juni 2023 neraca dagang Indonesia surplus US$3,45 miliar.

"Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 39 bulan berturut-turut sejak Mei 2022 surplus Juli 2023 ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu," kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti pada konferensi pers, Selasa (15/8). 

Dia mengatakan, surplus neraca perdagangan pada bulan Juli 2003 ini lebih ditopang oleh surplus pada komoditas non migas yaitu sebesar US$3,22 miliar dengan beberapa komoditas penyumbang surplus utama.

Di antaranya bahan bakar mineral terutama batubara, lemak dan minyak hewan nabati terutama CPO serta barang besi dan baja.

Baca Juga: Pengamat: Tetap Waspada, Meski Neraca Perdagangan Suplus

Namun dia mengatakan surplus Juli 2023 ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan lalu dan bulan yang sama pada tahun sebelumnya. Neraca perdagangan migas mencatat defisit sebesar US$1,91 miliar. Komoditas penyumbang defisit adalah minyak mentah dan hasil minyak.

Secara kumulatif hingga Juli 2023 total surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$21,24 miliar atau lebih rendah sekitar US$7,8 miliar dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Tiga negara penyumbang surplus neraca perdagangan terbesar pada Juli 2023 yaitu India US$1,37 miliar; Amerika Serikat (AS) US$1,14 miliar; dan Filipina US$718,6 juta/

Sementara tiga negara penyumbang defisit adalah China US$621 juta; Australia US$549,3 juta; dan Jerman US$459 juta.

Ekspor Meningkat Secara Bulanan
BPS mencatat, nilai ekspor Indonesia Juli 2023 mencapai US$20,88 miliar. Kinerja ekspor tersebut mengalami kenaikan tipis 1,36% secara bulanan (mtm).

Ekspor non-migas Juli 2023 mencapai US$19,65 miliar, naik 1,62% dibanding Juni 2023 dan turun 18,74% jika dibanding ekspor nonmigas Juli 2022.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Juli 2023 mencapai US$149,53 miliar atau turun 10,27% dibanding periode yang sama tahun 2022. Sementara itu, ekspor non-migas mencapai US$140,47 miliar atau turun 10,76%.

"Secara tahunan keduanya mengalami penurunan nilai ekspor," kata Amalia.

Baca Juga: Surplus 38 Bulan, Neraca Perdagangan Juni 2023 Capai US$3,45 M

Peningkatan terbesar ekspor non-migas Juli 2023 terhadap Juni 2023 terjadi pada komoditas nikel dan barang daripadanya sebesar US$175,6 juta (43,29%), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$234,3 juta (6,93%).

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Juli 2023 turun 10,02% dibanding periode yang sama tahun 2022, demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan turun 3,40% dan ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 13,78%.

Ekspor non-migas Juli 2023 terbesar adalah ke China, yaitu US$4,93 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,03 miliar dan India US$1,82 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 44,70%. 

Sementara itu, ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$3,60 miliar dan US$1,27 miliar.


Impor Naik 14% Dibandingkan Bulan Lalu
Nilai impor Indonesia Juli 2023 mencapai US$19,57 miliar, naik 14,10% dibandingkan Juni 2023 atau turun 8,32% dibandingkan Juli 2022.

Impor migas Juli 2023 senilai US$3,13 miliar, naik 40,94% dibandingkan Juni 2023 atau turun 29,70% dibandingkan Juli 2022.

Impor nonmigas Juli 2023 senilai US$16,44 miliar, naik 10,10% dibandingkan Juni 2023 atau turun 2,69% dibandingkan Juli 2022.

"Peningkatan impor golongan barang nonmigas terbesar Juli 2023 dibandingkan Juni 2023 adalah mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya senilai US$341,6 juta (17,33%). Sementara itu, penurunan terbesar adalah ampas dan industri makanan US$126,0 juta (27,91%)," jelas Amalia.

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Juli 2023 adalah Tiongkok US$35,53 miliar (32,74%), Jepang US$9,65 miliar (8,89%), dan Thailand US$6,16 miliar (5,68%). Impor nonmigas dari ASEAN US$17,89 miliar (16,49%) dan Uni Eropa US$8,44 miliar (7,77%).

Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–Juli 2023 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada golongan barang modal senilai US$2.879,1 juta (14,71%) dan barang konsumsi US$709,8 juta (6,36%). Sementara itu, impor bahan baku/penolong turun US$12.820,2 juta (12,00%).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar