29 Juli 2024
20:29 WIB
Moeldoko Optimis 10 Juta kendaraan listrik Terjual Tahun Depan
Inpres Nomor 7 Tahun 2022 diyakini bisa mendorong penjualan kendaraan Listrik tahun
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
Seorang pekerja menata kendaraan motor listrik di sebuah diler, Jalan Fatmawati, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (7/6/2024). Sumber: AntaraFoto/Makna Zaezar
JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko optimis penjualan kendaraan listrik bisa tembus 10 juta unit pada tahun 2025 mendatang. Terdiri dari 8 juta kendaraan listrik roda dua, serta 2 juta lainnya dari roda empat.
"Potensi penjualan kendaraan pada roda dua diproyeksikan kurang lebih 8 jutaan unit pada 2025, tapi ini saya juga terlalu optimis ya. Sementara kendaraan roda empat diperkirakan mencapai 2 juta unit," ucapnya di Jakarta, Senin (29/7).
Optimisme tersebut muncul lantaran saat ini ia melihat sudah banyak kendaraan listrik yang mengaspal di ruas jalan kota-kota besar di Indonesia.
Moeldoko yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) mengatakan model dan merek kendaraan listrik juga sudah semakin beragam.
Baca Juga: OJK Catat Pembiayaan Kendaraan Listrik Melonjak 128,34%
"Beberapa tahun lalu, kita masih kesulitan mencari atau membeli mobil listrik. Tapi saat ini sudah bermunculan ya, sangat kompetitif, berbagai merek baru sudah mulai ada di Indonesia," kata dia.
Sebagai pendorong pasar kendaraan listrik, dirinya menjelaskan pemerintah telah merilis Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai sebagai Kendaraan Dinas Pemerintah.
"Ini mandatory, semua kendaraan dinas nantinya akan diganti secara bertahap menjadi kendaraan listrik. Untuk itu, bisa dibayangkan marketnya akan sangat besar," jabar Moeldoko.
Beleid tersebut, sambung Moeldoko, mewajibkan penggunaan kendaraan listrik sebagai kendaraan operasional kementerian, pemerintah pusat, pemda, hingga BUMN.
"Bukan hanya pemerintah pusat dan daerah, tetapi seluruh kementerian/lembaga atau Kementerian BUMN," ungkapnya.
Baca Juga: Perluas Infrastruktur Kendaraan Listrik, Volta Gandeng Gentari
Di lain sisi, Indonesia diterangkannya punya posisi yang kuat pada industri baterai EV secara terintegrasi. Karena itu, proyek yang berkaitan dengan pengembangan baterai di dalam negeri memegang peranan yang penting.
Permintaan baterai untuk domestik saja diproyeksikan tumbuh dari 20 GW pada 2030 menjadi 59 GW tahun 2035 dengan rerata pertumbuhan tahunan sebesar 23%.
Indonesia Battery Corporation (IBC) sendiri telah memulai pembangunan pabril sel baterai berkapasitas 10 GW di Karawang, Jawa Barat dan ditargetkan bisa rampung pada akhir 2024 mendatang.
"Target pada akhir 2024 kira-kira nanti. Tapi sampai sekarang belum selesai, diharapkan akhir 2024 bisa selesai," pungkas Moeldoko.