c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

07 Juni 2025

08:49 WIB

Modal Keluar, Asing Jual Instrumen Investasi RI Rp4,48 T Pekan Ini

Meski terdapat modal masuk asing dari pembelian di pasar SBN, namun nilainya tidak mampu mengimbangi modal yang lepas di pasar saham dan SRBI yang lebih besar.

Penulis: Siti Nur Arifa

Editor: Khairul Kahfi

<p id="isPasted">Modal Keluar, Asing Jual Instrumen Investasi RI Rp4,48 T Pekan Ini</p>
<p id="isPasted">Modal Keluar, Asing Jual Instrumen Investasi RI Rp4,48 T Pekan Ini</p>

Karyawan menghitung uang rupiah dan dolar AS di Bank Mandiri Syariah, Jakarta, Senin (20/4/2020). Antara Foto/Nova Wahyudi/wsj

JAKARTA - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso melaporkan, investor asing terpantau menjual instrumen investasi domestik sebesar Rp4,48 triliun pada perdagangan pekan pertama Juni 2025 yang terbatas.

Catatan tersebut menunjukkan tren negatif dibandingkan pekan sebelumnya, yang mencatat adanya aliran modal masuk meski hanya Rp1,50 triliun.

Masih bertepatan dengan kembali adanya momen libur panjang Iduladha menjelang akhir pekan, aliran modal keluar kali ini disebabkan oleh nilai penjualan instrumen investasi pada instrumen saham dan SRBI yang lebih besar, ketimbang aliran modal masuk pada pasar SBN.

"Berdasarkan data transaksi 2-4 Juni 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp4,48 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp3,98 triliun di pasar saham dan Rp5,69 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) serta beli neto sebesar Rp5,19 triliun di pasar SBN," ungkap Ramdan dalam keterangan resmi, Jakarta, dikutip Sabtu (8/6).

Baca Juga: Libur Panjang, Asing Beli Tipis Instrumen Investasi RI Rp1,50 T Pekan Ini

Selain itu, BI mencatat berdasarkan data setelman sepanjang tahun hingga 4 Juni 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp46,67 triliun di pasar saham dan Rp19,34 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp46,70 triliun di pasar SBN. 

"Premi credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun per 4 Juni 2025 sebesar 76,99 bps, turun dibanding dengan 30 Mei 2025 sebesar 78,12 bps," tambah Ramdan.

Sementara itu, imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun turun ke 6,78% pada Kamis (5/6) pagi, meneruskan tren negatif pada sehari sebelumnya yang juga turun ke level 6,81%.

Per akhir Rabu (4/6), hasil pantauan BI, indeks dolar AS (DXY) terpantau melemah ke level 98,79 poin terhadap pergerakan enam mata uang negara utama lainnya, yakni euro Eropa, yen Jepang, poundsterling Britania Raya, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.

Baca Juga: Modal Asing Masuk, Investor Borong Instrumen Investasi RI Rp14,73 T Pekan Ini

Hasilnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau menguat sebesar Rp35 jelang libur panjang akhir pekan ini. Detailnya, rupiah berada pada level bid Rp16.285 per dolar AS pada akhir Rabu (4/6) dan dibuka level bid Rp16.250 per dolar AS pada Kamis pagi (5/6). 

Selanjutnya, Ramdan juga menginformasikan, yield surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS (US Treasury Note/UST) dengan tenor 10 tahun terpantau turun per Rabu (4/6).

“Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke 4,355%,” ungkapnya.

Ramdan menuturkan, ke depan, bank sentral akan terus menjalin koordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia.

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar