c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

11 Januari 2024

11:09 WIB

Meski Tahun Politik, SBMA Tak Gentar Masifkan Ekspansi Bisnis

Rencana ekspansi bisnis SBMA didukung narasi sumber daya gas bumi sebagai komoditas perantara transisi energi

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

Meski Tahun Politik, SBMA Tak Gentar Masifkan Ekspansi Bisnis
Meski Tahun Politik, SBMA Tak Gentar Masifkan Ekspansi Bisnis
Ilustrasi. PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk. Antara/HO-SBMA

JAKARTA - Direktur Utama PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) Rini Dwiyanti menegaskan pihaknya akan menyambut awal 2024 dengan ekspansi bisnis yang masif. Hal itu salah satunya dikarenakan SBMA punya market share cukup kuat di Kalimantan dan Indonesia Timur.

Dia optimis bisnis SBMA akan terus tumbuh dari segala sektor sekalipun berada di tengah tahun politik. SBMA, sambungnya, akan berfokus pada keberlanjutan dan keberagaman layanan akan membantu dalam menjaga stabilitas di tengah perubahan politik.

"Fokus kami selanjutnya adalah memperluas market share dengan meningkatkan penjualan liquid, agar dapat terus tumbuh secara berkelanjutan," ujar Rini dalam keterangan tertulis, Kamis (11/1).

Baca Juga: Tambah Unit ASP, Produksi Gas SBMA Naik Hingga Lima Kali Lipat

Ekspansi bisnis dimungkinkan, lantaran gas bumi menjadi komoditas yang menjembatani transisi energi di Indonesia hingga target Net Zero Emission (NZE) tercapai pada 2060 atau lebih cepat.

Sumber daya gas bumi, sambung Rini, dilihat sebagai alternatif paling baik dan mudah diakses untuk menggantikan batu bara, dan transisi dari batu bara ke gas diperkirakan akan berlanjut tahun depan.

"Namun, tetap ada tantangan yang harus dihadapi, yaitu regulasi emisi yang lebih ketat dan infrastruktur transportasi yang tidak memadai, termasuk Indonesia," imbuhnya.

Optimisme SBMA juga didasari pada melonjaknya permintaan LNG dua tahun belakangan yang turut diwarnai kompetisi untuk mengamankan pasokan domestik masing-masing negara.

"Namun, hal ini diprediksi juga akan disusul dengan perlambatan permintaan pada 2024," kata Rini.

Lebih lanjut, Rini menyinggung tren penurunan yang terjadi pada industri perkapalan tak mempengaruhi optimisme manajemen untuk melakukan ekspansi. Pasalnya, SBMA melihat tren perkapalan di Kalimantan Timur sebagai salah satu pasar utama justru tumbuh secara konsisten.

"Meski komunitas secara umum mengalami penurunan, kami berhasil mencatat kenaikan setiap bulan. Prinsip kami adalah selama logam masih digunakan dalam reparasi kapal, pasti akan ada permintaan oksigen dan acetylene untuk membantu dalam melakukan reparasi kapal," tutur dia.

Tahun ini, SBMA merencanakan belanja modal untuk pembelian lorry tank, tabung, dan iso tank yang mendukung operasional SBMA. Alokasi dana akan disesuaikan dengan kebutuhan proyek. 

Baca Juga: Melihat Peran Gas Bumi Sebagai Jembatan Transisi Energi

Sedangkan terkait sumber dana, berasal dari cashflow internal perusahaan dan peluang pinjaman dari bank dalam rangka menegaskan komitmen perusahaan untuk pertumbuhan berkelanjutan.

"Pendapatan Perseroan tidak tergantung pada satu sektor tertentu. Keunggulan kami terletak pada diversifikasi layanan, yang membantu kami menghadapi tantangan dengan lebih baik. Setiap sektor yang kami layani saling menguatkan dan mendukung pondasi perusahaan. Oleh karena itu, kami dapat menjaga stabilitas pendapatan tanpa terlalu terpengaruh oleh perubahan pada satu sektor saja," tandas Rini Dwiyanti.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar