12 Februari 2025
20:33 WIB
Meski Dijamin HPP, Pengilingan-Bapanas Imbau Petani Jaga Kualitas Gabah
Perusahaan penggilingan gabah dan Bapanas kompak imbau petani menjaga kualitas gabah yang akan dipanen. Dengan cara memanen tepat waktu dan memerhatikan kandungan air pada gabah.
Penulis: Erlinda Puspita
Editor: Khairul Kahfi
JAKARTA - Ketua Umum Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Sutarto Alimoeso mengimbau agar seluruh petani beras tidak mempercepat maupun memperlambat masa panen padi, hanya karena momen Ramadan dan Idulfitri. Jika hal tersebut terjadi, akan menurunkan kualitas gabah.
"Yang harus dicermati, jangan sampai nanti teman-teman di lapangan dipaksa panennya dipercepat atau diperlambat. Kalau jadwalnya panen kira-kira pas lebaran, jangan-jangan justru mundur pasti kualitasnya turun. Kalau panen dipercepat karena mau lebaran, itu juga kualitasnnya turun," jelasnya dalam rakor HBKN dengan Bapanas, Jakarta, Rabu (12/2).
Baca Juga: Tanpa Kecuali, Pemerintah Tegaskan Siap Beli Gabah Sesuai HPP Rp6.500/Kg
Hal yang sama juga disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi yang menyatakan, beberapa waktu lalu pihaknya bersama Bulog mendapati petani yang memanen terlalu cepat. Hasilnya, gabah yang diterima Bulog masih banyak yang berwarna hijau.
Kasus tersebut terjadi lantaran petani bisa menjual gabah kepada penggilingan dan Bulog dengan kualitas apa saja (any quality) dengan harga yang ditetapkan melalui Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp6.500/kg.
Sebagai pengingat, pemerintah memastikan hasil panen gabah petani akan dibeli sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500/kg tanpa pengecualian.
"Perintah Presiden itu bukan terus yang ijo (padi muda) dikasih juga, bahkan ada tongkol jagungnya. Kemarin ada yang ada tongkol jagungnya masuk karung, Bulog ada videonya. Jadi teman-teman petani, any quality itu jangan ada tongkol jagung dan masih hijau (gabah)," kata Arief.
Menyiasati kejadian tersebut, Arief mengungkapkan, saat ini Bulog juga menyertakan surveyor independen saat membeli gabah dari petani. surveyor independen akan menentukan kualitas gabah tersebut secara objektif.
Surveyor independen tersebut, nantinya akan memberikan kualifikasi gabah yang dibeli Bulog. Sehingga meskipun Bulog ditugaskan menyerap gabah kualitas apapun, namun tetap memiliki bukti penyerapan yang jelas.
Baca Juga: Bapanas Pastikan HPP Gabah Berlaku Untuk Pemerintah dan Swasta
Arief pun menegaskan, sejauh ini dari gabah yang diserap Bulog, sebanyak 10% memiliki kualitas buruk yang seharusnya tidak bisa ditoleransi.
"Saya sampaikan semuanya, kurang lebih 10%-nya enggak bisa ditoleransi sebenarnya. Jadi masih ada yang hjiau, busuk, itu masukkan semua. Padahal kalau gabah basah dengan kadar air di atas 30% itu ngeringinnya setengah mati," sambungnya.
Berdasarkan data Bulog, per 11 februari 2025, stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang ada di gudang Bulog sebanyak 1.784.753 ton dan stok komersial sebanyak 124.361 ton. Sehingga total beras yang dikuasai Bulog mencapai 1.909.114 ton.
"Ini stok terbaik dalam beberapa tahun terakhir. Sehingga kalau tahun ini Bulog ditugaskn menyerap 3 juta ton, akan ada 5 juta ton. Kemudian dengan intervensi pemerintah, diharapkan akhir tahun stok level ada di 2,5-3 juta ton, sehingga seperti hari ini walaupun ada La Nina, El Nino, pemerintah punya stok (beras) yang kuat, itu perintah Presiden," paparnya.