c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

11 Oktober 2023

11:13 WIB

Merger Bank Nobu-Bank MNC Belum Tuntas, Ini Kata OJK

Merger Bank Nobu dan Bank MNC dikabarkan akan selesai pada Agustus 2023. Tapi ternyata, hingga kini belum tuntas. Lantas, bagaimana kelanjutan merger ini?

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

Merger Bank Nobu-Bank MNC Belum Tuntas, Ini Kata OJK
Merger Bank Nobu-Bank MNC Belum Tuntas, Ini Kata OJK
Ilustrasi. Para petugas MNC Bank tengah melayani para nasabah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. (ANTARA/HO-MNC Bank)

JAKARTA - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae buka suara soal kelanjutan rencana penggabungan usaha (merger) dua bank milik konglomerat PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) dan PT Bank MNC International Tbk (BABP).

Menurutnya, rencana itu masih berproses sesuai komitmen kedua Pemegang Saham Pengendali Terakhir (PSPT).

"Memang untuk menghasilkan bank hasil merger yang baik, perlu persiapan yang baik pula agar bank merger dapat beroperasional dengan baik, sehingga tidak berdampak negatif, baik terhadap bank tersebut maupun industri perbankan," kata Dian dalam keterangan yang dikutip Rabu (11/10).

Asal tahu saja, rencana merger Bank Nobu dan Bank MNC sudah terdengar cukup lama. Sebelumnya memang dikabarkan merger kedua bank itu akan selesai pada Agustus 2023. Tapi ternyata, hingga kini belum tuntas.

Merger Bank Nobu dan Bank MNC sendiri dipercaya untuk peningkatan modal inti. Pasalnya, OJK mensyaratkan bank memiliki modal inti Rp3 triliun. Hal ini tertuang dalam POJK No. 12 Tahun 2020 yang menyebut apabila bank tidak mampu memenuhi aturan ini, bank akan dipaksa untuk merger, self-liquidation atau likuidasi sukarela, hingga turun kasta menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Baca Juga: Merger Bank Nobu-MNC Bank Buka Peluang Masuk Bisnis Bank Digital

Namun kenyataannya, Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo atau yang akrab disapa Didiet menuturkan, pada semester I/2023, masing-masing dari kedua bank telah memenuhi modal inti minimal Rp3 triliun.

Tercatat, pada kuartal I/2023, aset bank Nobu telah mencapai Rp22,4 triliun. Sedangkan, aset Bank MNC adalah Rp16,86 triliun. Dengan demikian, bila merger terwujud dalam waktu dekat, maka aset bank hasil merger Bank Nobu dan MNC Bank akan mencapai kurang lebih Rp40 triliun.

Pengamat Perbankan Paul Sutaryono menilai bahwa proses merger memanglah tidak mudah. Selain itu, aksi korporasi ini juga memerlukan proses yang cukup panjang.

"Sungguh memang merger itu tidak mudah. Artinya, merger memerlukan proses cukup panjang. Terutama untuk menyatukan visi dan misi yang kemungkinan berbeda satu sama lain," kata Paul saat dihubungi Validnews, Kamis (4/8).

Belum lagi, sambung Paul, menentukan fokus bisnis pascamerger. Apalagi, proses penyatuan dua budaya kerja (corporate culture) yang pasti juga berbeda.

"Upaya itu makan waktu cukup lama karena harus diikuti dengan sosialisasi budaya kerja baru pascamerger," imbuhnya.

Oleh karena itu, langkah merger itu disebut Paul membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang tidak sedikit.

Baca Juga: Merger Bank Nobu-MNC Bank Molor, Ini Kata Pengamat dan OJK

Pascamerger
Paul optimistis, dengan adanya merger antara Bank Nobu dan Bank MNC bukan hanya meningkatkan kepercayaan bank, tapi juga kepercayaan masyarakat terutama nasabah. Sebab, dengan adanya merger, maka modal kedua bank akan makin kokoh.

"Ingat bahwa modal itu amat penting dalam menepis dan menyerap aneka risiko, seperti risiko kredit, pasar, operasional dan likuiditas," tegasnya.

Ke depan pascamerger, menurut Paul, bank akan tetap fokus ke perbankan ritel (retail banking). Juga, fokus pada perbankan konsumsi (consumer banking).

Sementara itu, Didiet menilai merger kedua bank dapat membuka peluang untuk masuk ke bisnis bank digital. Pasalnya, masing-masing entitas pemilik merepresentasikan dua group konglomerasi bisnis besar di Indonesia, yaitu Lippo dan MNC.

"Lippo memiliki kompetensi yang kuat di industri properti, kesehatan, dan ritel. Sedangkan, MNC memiliki kompetensi yang kuat di industri media, hiburan, keuangan, investasi, dan teknologi serta telekomunikasi," ujar Didiet kepada Validnews, Jumat (4/8).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar